Balai Bahasa Jawa Timur Gelar Sosialisasi Penulisan Kearifan Lokal

Jatim Newsroom – Balai Bahasa Jawa Timur menggelar bimtek dan sosialisasi Komunitas Baca di Blitar dengan fokus penulisan karya kreatif berbasis kearifan lokal. Kegiatan diikuti 50 peserta dari komunitas baca se-Blitar Raya.

Tujuan kegiatan itu sangat sesuai dengan kondisi generasi milenial. Salah satunya, generasi muda kini harus memahami akar budaya yang melahirkannya agar tidak tercerabut dari nilai-nilai luhur warisan bangsa.

“Kami berharap generasi muda turut aktif dalam menggali dan memahami kearifan lokalnya, sehingga mereka tidak asing dengan potensi kedaerahannya. Dengan begitu, mereka mengenal jati diri dengan benar sebagai bekal untuk menghadapi situasi dan kondisi kekinian,” tegas Mustakim, kepala Balai Bahasa Jawa Timur dalam keterangan tertulisnya ke Kominfo Jatim, Jumat (15/3).

Dengan mengemas kearifan lokal dalam bentuk karya tulis kreatif, tutur Mustakim, tidak hanya sebagai upaya dokumentasi saja. Namun, diharapkan muncul penulis handal dari Blitar. Hal itu karena potensi kearifan lokal Blitar sangat melimpah dan inspiratif. “Semoga lahir penulis berbakat dengan karya bermutu dari Blitar,” tegas Mustakim.

Oleh karena itu, dalam bimtek tersebut dihadirkan narasumber dari kalangan praktisi dan akademisi dari dunia penulisan. Ada yang menjabarkan tentang kearifan lokal Blitar, dan kiat-kiat mengemasnya dalam bentuk prosa dan puisi. Di antaranya adalah Rahmanto Adi dan Rangga Bisma Aditya dari Dewan Kesenian Kabupaten Blitar, Yusri Fajar dari Universitas Brawijaya, serta Mashuri dan Hero Patrianto dari Balai Bahasa Jawa Timur.

“Kami mengemas acara tersebut dengan perpaduan antara teori dan praktik. Dari praktik, sudah dihasilkan cukup banyak cerpen dan puisi dengan tema kearifan lokal di Blitar. Sebagian besar karya peserta sudah menarik,” tegas Naila Nilofar, ketua panitia.

Dengan melihat komposisi peserta, yang sebagian besar dari komunitas baca dan mahasiswa, potensi mereka untuk berkembang memang besar. Apalagi potensi tradisi, sejarah lokal, cerita rakyat, dan arkeologi di Blitar sangat mendukung sebagai bahan mentah untuk diolah menjadi karya kreatif lebih jauh.

“Potensi Blitar tidak kalah dengan daerah lain, bahkan banyak yang istimewa. Bila kawan-kawan tersebut serius dalam menggeluti karya kreatif, saya yakin akan lahir karya-karya istimewa yang berbasis kearifan lokal Blitar,” tutur Rangga Bisma Aditya, yang juga dikenal sebagai budayawan Blitar (pca/p)

Bookmark the permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *