Upacara Kesada

Kesada adalah upacara ritual keagamaan masyarakat Tengger yang tinggal di kaki Gunung Bromo. Ritual ini sangat unik dan menarik. Upacara ini dipimpin oleh seorang pemuka agama dan sekaligus tokoh masyarakat Tengger yang dikenal sebagai dukun Tengger.

Meskipun disebut dukun, sebutan slotjitu ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan hal-hal yang berkonotasi negatif seperti dukun santet yang biasa dikenal di masyarakat Jawa. Dukun di kalangan masyarakat Tengger adalah pemuka agama yang biasa memimpin upacara dan memberi doa-doa. Ritual Kesada ini dilaksanakan tepat pada saat bulan purnama Tahun Saka di kaki Gunung Bromo. Ritual utamanya dipusatkan di Pura Ponten yang berada di kaki Gunung Bromo.

Upacara kemudian dilanjutkan dengan iring-iringan menuju kawah untuk membuang sesaji  ke dalam kawah. Rombongan pembawa sesaji membentuk arak-arakan yang panjang mendaki lereng Gunung Bromo.

Masyarakat Tengger beragama Hindu Kuno. Agama tersebut sedikit berbeda dengan Hindu yang ada di Bali. Masyarakat Hindu Tengger menganut Hindu Brahma sedangkan Hindu Bali adalah Hindu Syiwa. Walaupun demikian, masyarakat Tengger dan masyarakat Bali memunyai hubungan emosional yang sangat dekat meskipun keduanya terpisah oleh jarak yang sangat jauh. Ritual Kesada ini juga menarik wisatawan baik domestik maupun luar negeri. Mereka datang untuk melihat prosesi ritual dan menikmati indahnya alam Gunung Bromo.

Wisatawan dari mancanegara biasanya dipandu oleh pemandu wisata Tengger, baik warga setempat maupun dari agen-agen perjalanan. Pemandu menjelaskan semua hal tentang proses ritual Kesada termasuk makna yang terkandung dalam setiap prosesinya. Upacara dimulai pada malam hari sekitar pukul dua dinihari sampai menjelang matahari terbit Sebelum acara inti yaitu prosesi ritual Kesada, ada beberapa persiapan yang harus dilakukan. Pertama, pembuatan ongkek untuk tempat sesaji yang berisi aneka hasil bumi. Menjelang malam sesaji tersebut dibawa ke tempat ketua dukun Tengger untuk dibacakan mantra-mantra atau doa-doa slot gacor. Setelah itu, tepat tengah malam ongkek tersebut diarak menuju Pura Ponten. Pura tersebut terletak di kaki Gunung Bromo, di tengah lautan pasir. Prosesi utama ritual Kesada adalah upacara pengukuhan dukun Tengger yang baru oleh para sesepuh Tengger. Setelah upacara selesai, beberapa orang pergi ke atas Gunung Bromo untuk melarung ongkek ke dalam kawah Gunung Bromo (Sumber: BIPA Balai Bahasa Surabaya).

*Libas Nomor 1–3/V/2009

Bookmark the permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *