Adrian Pawitra dilahirkan di Bangkalan pada 20 Agustus 1969. Sarana ekonomi Universitas Bangkalan (sekarang Universitas Trunojoyo) ini merupakan sosok yang sangat penting bagi masyarakat Madura, pada khususnya, dan dunia pengembangan bahasa daerah di Indonesia, pada umumnya. Adrian bukanlah seorang yang mengenyam pendidikan kebahasaan, apalagi seorang bahasawan. Ia berprofesi sebagai konsultan perbankan. Namun, kecintaanya terhadap seni budaya Madura telah membawanya rela menempuh jalan panjang yang sunyi dan berliku untuk dapat menyuguhkan karya yang umumnya hanya dapat dilakukan oleh para pakar bahasa.
Adalah ayahnya, almarhum Muhammad Irsyad yang mengilhami Adrian untuk sudi menceburkan diri dalam seni budaya Madura. Berbekal warisan buku Ejaan Madura Tepat Ucap yang disusun ayahnya sejak tahun 1998—2000, Adrian mulai menginventarisasi kosakata bahasa Madura. Ayahnya juga mewariskan banyak naskah kuno tentang Madura serta kamus Madura-Belanda yang diterbitkan sebelum Indonesia merdeka. Untuk menyelamatkan semua naskah warisan tersebut, Adrian dan kawan-kawannya kemudian mendirikan Yayasan Pragalba yang juga diketuainya. Adrian memulai kerja besarnya pada 2001.
Meskipun didukung sumber kepustakaan yang mumpuni tidak mudah bagi Adrian untuk menyusun kamus tersebut. Akan tetapi dengan semangat “tidak malu untuk bertanya”, pria yang juga mengaransemen lagu-lagu Madura ini belajar tanpa lelah untuk menyempurnakan kamusnya dengan menghadiri temu-temu budaya Madura. Pada tahun 2009, jerih payahnya selama sembilan tahun terbayar lunas. Kamus Lengkap Bahasa Madura-Indonesia yang terdiri atas 18.155 lema ini diterbitkan oleh penerbit Dian Rakyat tahun 2009 (HP)
*LIBAS Edisi Oktober 2016