BBP Jatim Data Pemelajar BIPA di Jawa Timur

Surabaya – Pengajaran bahasa Indonesia kepada penutur asing semakin gencar dilakukan saat ini. BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) telah banyak diselenggarakan oleh institusi, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Pada tahun 2020, sesuai arahan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Badan Bahasa membentuk Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) yang salah satunya adalah Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur sebagai pemegang kebijakan di bidang ke-BIPA-an di Jawa Timur, merupakan koordinator dan fasilitator antara pihak pemerintah dengan lembaga-lembaga penyelengara BIPA di Jawa Timur.

Kegiatan Koordinasi Pengambilan Data Pemelajar BIPA di Jawa Timur dilaksanakan bertujuan untuk mendapatkan data yang lengkap tentang jumlah pemelajar BIPA yang ada di Jawa Timur dan asal negaranya. Selain jumlah pemelajar BIPA dan asal negaranya, dalam kegiatan tersebut juga diambil data tentang penyelenggara, pengajar, dan pegiat BIPA yang ada di Jawa Timur. Dari data yang akan diambil ini akan dibuat peta persebaran penyelenggara, pengajar, pengiat, pemelajar BIPA beserta asal negaranya sehingga akan bermanfaat bagi masyarakat atau calon pemelajar BIPA yang akan belajar BIPA di Jawa Timur.

Kegiatan ini telah dilakukan pada tahun 2021, yaitu pemetaan penyelenggara, pengajar, pegiat, dan pemelajar BIPA di Jawa Timur. Hasilnya telah dapat dilihat di aplikasi LIBAS-T Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur. Tahun 2022 ini kembali dilaksanakan pengambilan data kembali untuk memperbaruhi data yang sudah ada dan juga untuk memnuhi target dari PK Kepala BBP Jatim. Pada tahun ini target yang harus dicapai oleh Balai Bahasa Jawa Timur sesuai yang ditetapkan oleh Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa adalah 185 pemelajar, ini berubah dari target awal BBP Jatim yaitu lima lembaga.

Pengambilan data pemelajar pada tahap pertama dilakukan di Malang. Pada pengambilan data itu diperoleh data 79 orang peelajar. Data tersebut diambil dari tiga lembaga penyelenggara BIPA di Malang yaitu, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Negeri Malang, dan ISP – STIE Malang Kucecwara.

Pada tahap kedua, pengambilan data dilakukan di Kota Surabaya. Data diambil di empat perguruan tinggi di Surabaya, yaitu Universitas Negeri Surabaya, Universitas Airlangga, Universitas PGRI Adi Buana, dan Universitas Surabaya. (KU)

Bookmark the permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *