BALAI BAHASA JAWA TIMUR GELAR ANUGERAH SUTASOMA TAHUN 2022

Surabaya, 11 Oktober 2022 – Ajang penganugerahan yang selalu dinanti oleh pegiat sastra di Jawa Timur kembali digelar oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur. Bertempat di Gedung Kesenian Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur, acara Anugerah Sutasoma 2022 berlangsung sangat meriah dengan dihadiri oleh satrawan, budayawan, praktisi, akademisi, siswa, mahasiswa, dan penikmat sastra di Jawa Timur. Anugerah Sutasoma merupakan kegiatan penganugerahan penghargaan terhadap para penulis, penggiat sastra, dan guru bahasa/sastra di Jawa Timur yang menunjukkan eksistensi, dedikasi, dan kualitas pada bidangnya.

Kepala BBP Jatim, Dr. Umi Kulsum, M.Hum. menyampaikan bahwa terdapat tujuh kategori yang diberikan dalam Anugerah Sutasoma, yaitu sastrawan berdedikasi, komunitas sastra terbaik, buku sastra terbaik dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah, buku kritik sastra terbaik, guru bahasa Indonesia dan guru bahasa daerah yang berdedikasi. Wanita yang baru menjabat di BBP Jatim selama tiga bulan ini juga menyampaikan bahwa teknis dan sifat Anugerah Sutasoma berbeda dengan sayembara. “Anugerah Sutasoma didesain sebagai penghargaan. Dalam penghargaan yang aktif adalah panitia di Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur. Pihak panitia yang proaktif untuk mengumpulkan karya dan menelusuri sepak terjang sastrawan dan penulis di Jawa Timur dalam kurun waktu tertentu.” paparnya.

Dewan juri Anugerah Sutasoma 2022 terdiri atas akademisi dan sastrawan yang ada di Jawa Timur. Mereka adalah Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd. (Guru Besar Sastra Universitas Negeri Malang), Dr. M. Shoim Anwar, M.Pd. (Sastrawan dan dosen Universitas Adi Buana Surabaya), Bramantio, M.Hum. (Kritikus sastra dan dosen Universitas Airlangga), dan Mashuri, M.A. (Sastrawan dan peneliti sastra BRIN). Dalam sambutannya, Ketua Dewan Juri, Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd. mengucapkan rasa terima kasih kepada BBP Jatim yang terus menyelenggarakan acara ini apapun dan bagaimanapun keadaan dan situasinya. Untuk diketahui, kegiatan Anugerah Sutasoma ini telah berjalan selama 14 tahun. “Ini membuktikan bahwa slogan Badan Bahasa Bermanfaat Bermartabat memang benar adanya.” kata dosen Universitas Negeri Malang ini. Meskipun pandemi belum bisa dikatakan telah berakhir, para pegiat sastra dan bahasa baik Indonesia dan daerah di Jawa Timur tetap menuangkan kreativitas dan menciptakan inovasi-inovasi baru dalam berkarya. Hal ini dikarenakan mereka merasa ‘diopeni’ oleh BBP Jatim.

Kepala Badan Bahasa, Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D. memberikan apresiasi kepada BBP Jatim, khususnya panitia Anugerah Sutasoma, yang telah bekerja keras sepanjang tahun demi terlaksananya kegiatan ini. Jumlah nomine yang naik turun pada setiap tahunnya adalah sebuah dinamika. “Sebagai dinamika maka pemeroleh penghargaan Anugerah Sutasomapun adalah sebuah dinamika. Karena ketika kita ingin memberikan sesuatu yang terbaik bagi masyarakat tentu kita tidak terlepas dari dinamika-dinamika yang ada dalam masyarakat itu sendiri.” kata mantan Atdikbud London itu. Menurutnya proses penganugerahan ini tidaklah instan. Butuh kegigihan, keajegan, dan perencanaan yang matang dalam mempersiapkannya. Kepala Badan Bahasa yakin pastilah bukan hal mudah untuk mempertahankan Anugerah Sutasoma selam 14 tahun ini.

Penghargaan yang namanya diambil dari mahakarya pujangga pada masa Kerajaan Majapahit, berjudul Sutasoma karya Mpu Tantular ini diramaikan dengan pentas seni dan sastra. Dibuka dengan pertunjukan tari Gandrung Sewu oleh mahasiswa STKW Surabaya dan Unesa. Acara Anugerah Sutasoma tahun ini menggelar pertunjukan yang didedikasikan untuk Almarhum Djayus Pete yang telah berpulang 19 Juli 2022 lalu. Pertunjukan pertama adalah drmatisasi puisi karya Djayus Pete yang berjudul “Petruk” oleh The Nine Theatrevison dari SMKN 12 Surabaya. Setelah itu pembacaan geguritan oleh Gampang Prawoto dan Widodo Basuki yang diiringi alunan biola oleh Arul. Setelah pembacaan penerima penghargaan, dilanjutkan penampilan dramatisasi cerpen “Kreteg Emas Jurang Gupit” oleh Teater Kostela, dan ditutp dengan penampilan musikalisasi puisi oleh Komunitass Bledheg Sigar.

Berikut adalah penerima Penerima Anugerah Sutasoman tahun 2022.

  1. Kategori Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Berdedikasi: Dr. Sariban, M.Pd. (SMPN 2 Tuban)
  2. Kategori Guru Bahasa dan Sastra Daerah Berdedikasi: Supanji, S.Pd. (SMPN 1 Gondang, Tulungagung)
  3. Kategori Sastrawan Berdedikasi: Zoya Herawati (Satrawan dari Surabaya)
  4. Kategori Komunitas Sastra Terbaik: Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
  5. Kategori Karya Sastra Berbahasa Indonesia Terbaik: Kumpulan Puisi Pelancong karya S Yoga (Sastrawan dari Ngawi).
  6. Kategori Karya Sastra Berbahasa Daerah Terbaik: Novel Guwing karya Suharmono Kasiyun (Sastrawan Jawa, PPSJS)
  7. Buku Kritik Sastra Terbaik: Drama Tradisional Ludruk karya Dr. Akhmad Taufiq, M.Pd. (Dosen FKIP Universitas Jember)

Selamat kepada para penerima Anugerah Sutasoma. Semoga semakin aktif dan kreatif dalam berkarya. (ASM)

Bookmark the permalink.

2 Comments

  1. Mantap. BBJT selalu konsisten.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *