Surabaya, 11/10/2022 – Dalam rangkaian perayaan bulan bahasa dan sastra tahun 2022, Kepala Badan Bahasa, Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D. bersama Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Dr. Umi Kulsum, M.Hum. hadir menjadi narasumber di Radio RRI Pro 1 Surabaya pada program Lintas Surabaya Sore. Tema yang diusung pada dialog interaktif dalam studio ini adalah “Bangkit Bersama dan Rayakan Bulan Bahasa 2022”.
Kepala Badan Bahasa menyampaikan bahwa Esensi dari sumpah pemuda adalah keindonesiaan. Keindonesiaan ini dikemas dalam tiga unsur, yaitu tanah air, kebangsaan, dan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi alat pemersatu bangsa. Ini merupakan cara yang sangat heroik yang dilakukan oleh para pemuda pada saat itu yang kemudian mencetuskan sebuah sumpah untuk mempersatukan rasa dan perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka. Untuk menghargai, menghormati, mengapresiasi perjuangan para pahlawana tersebut, Badan Bahasa sebagai lembaga yang bertugas dan fungsi untuk pengembangan, pelindungan, dan pembinaan bahasa dan sastra Indonesia mengusung sebuah program yang kemudian menjadi ikon setiap bulan Oktober dengan nama bulan bahasa sejak tahun 1980-an. Kemudian tahun 1989 berkembang menjadi bulan bahasa dan sastra, karena ada usulan yang menyatakan bahwa berbicara tentang bahasa juga berbicara sastra dan begitu sebaliknya.
Tema yang diusung pada Bulan Bahasa dan Sastra tahun 2022 adalah Bangkit Bersama. Menurut Kaban, makna dari tema Bangkit Bersama ini sangat kontekstual. Selama 2-3 tahun terakhir ini kita dibombardir dengan berbagai berita dan situasi yang mencengangkan akibat covid. Saat ini situasi sudah agak mereda dan perekonomian sudah mulai bangkit kembali, meskipun protokol kesehatan tetap harus ditaati. Pada situasi inilah bahasa berperan penting untuk memastikan kepada masyarakat bahwa kita harus bangkit tidak terus menerus hanyut dengan situasi selama pandemi. “Provokasi positif dengan menggunakan bahasa-bahasa yang baik ditujukan untuk meningkatkan sikap positif masyarakat terhadap situasi saat ini. Oleh karena itu kita mengusung tema ‘Bangkit Bersama’ yang artinya bukan hanya petugas kesehatan, pelaku ekonomi, tapi kita harus bangkit bersama-sama untuk lebih berkarya pasca pandemi ini.” terangnya lagi.
Siaran yang dipandu oleh Nindya Rimma Melati ini berlangsung cukup hangat dan menarik. Kepala Badan juga menyampaikan berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Bahasa dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra 2022. “Tahun ini kita variasikan kegiatan-kegiatan yang selama ini sudah ada dan juga kita membuat inovasi-inovasi baru agar perayaan tahun ini lebih semarak” terang mantan Atdikbud London ini. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Bahasa pada perayaan Bulan Bahasa dan Sastra Tahun 2022 ini yaitu, Lomba Mendongeng dengan Bahasa isyarat, Lomba Cerdaas Mengulas Buku, Festival Video Padanan Istilah, Festival Handai Indonesia, Pementasan Grup Teater Sekolah Tingkat SMA Se-Jabodetabek, dan Festival Digital Musikalisasi Puisi Tingkat Provinsi DKI Jakarta. Selain itu Badan Bahasa juga menyelenggarakan kegiatan Menjalin Indonesia dari seluruh provinsi di Indonesia dan puncaknya pada tanggal 28 Oktober 2022 akan diluncurkan superaplikasi Halo Bahasa.
Sedangkan di Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, perayaan Bulan Bahasa dan Sastra juga diselenggarakan dengan meriah. BBP Jatim menyelenggarakan Anugerah Sutasoma, Pemilihan Duta Bahasa, Sarasehan Literasi, Peluncuran dan Sosialisasi Program dan Inovasi BBP Jatim, dan Kelas Daring untuk Guru (Kadaru). “Balai Bahasa Jawa Timur pada puncak Bulan Bahasa tahun ini juga akan meluncurkan beberapa aplikasi salah satunya adalah Kasada, Kamus Bahasa Daerah Jawa Timur. Aplikasi ini akan sangat berguna bagi masyarakat di luar Jawa Timur.” papar wanita yang baru tiga bulan menjabat sebagai Kepala Balai Bahasa Prov. Jatim ini.
Di akhir dialog, Kepala Badan Bahasa menyampaikan bahwa sesungguhnya bahasa itu adalah aset dan bulan bahasa ini menjadi pengingat bahwa kita memiliki bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia. Kalau bukan kita yang mencintai dan mengembangkan bahasa Indonesia, siapa lagi. Bahasa adalah identitas kita. Melalui bahasa kita dapat merefleksikan diri kita. “Mari kita pertahankan identitas kita sebagai orang Indonesia melalui penggunaan bahasa indonesia, identitas kita sebagai suku bangsa dengan tetap menggunakan bahasa daerah, dan sebagai warga global kita juga harus bisa berbahasa asing. Hal ini sesuai dengan Trigatra di Badan Bahasa, yaitu utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing.” pungkasnya. (KU)