Aming Aminoedhin. Penyair dan penggurit kelahiran Ngawi ini memiliki nama asli Mohammad Amir Tohar. Lahir di Ngawi, 22 Desember 1957, Aming merupakan penggagas acara baca puisi peduli “Perang Irak” dan pentas seni kemanusiaan “Duka Atjeh Duka Bersama” di Taman Budaya Jawa Timur. Karya puisinya banyak dimuat di koran dan majalah lokal dan ibu kota, antara lain Surabaya Post, Berita Buana, Republika, Singgalang, dan sebagainya.
Aming adalah anak daripasangan A.H. Aminoedhin (lahirtahun 1918), seorang guru agamaIslam di sebuah SMPN, danSoeparijem (lahir tahun 1925)seorang guru di SDNRonggowarsito 2 Ngawi.Anak kelimadari delapan bersaudara ini lahir dalam keluarga pecinta seni. Bakat menulisAming didapat dari lingkungankeluarganya. Salah seorangpamannya merupakan salah satusastrawan tokoh Angkatan ’66versi HB Jassin, bernama M.Alwan Tafsiri.Duakakak kandungnya juga seorangpenulis cerpen, puisi, dan esai,yaitu M. Har Harijadi (alm) danLia Aminoedhin. Aming Aminoedhin menikahdengan Sulistyani Uran. Pasangan inidikaruniai empat orang anak, tiga laki-laki dan satu perempuan.Amingmenempuh pendidikannya di sekolahdasar di SDN Ronggowarsito 2Ngawi (lulus 1970), sekolahmenengah sekolah menengahpertama di SMPN 1 Ngawi (lulus1973), dan sekolah menengahatas di SMAN Ngawi (lulus 1976).Selepas SMA, ia melanjutkan keFakultas Sastra, Jurusan Bahasadan Sastra Indonesia, UniversitasSebelas Maret Surakarta (1977).Gelar sarjana muda (B.A.)diraihnya tahun 1982. Sebelumsarjana muda diraih, ia sempat kuliah D3 satu tahun pada jurusanyang sama, di fakultas keguruan UNS,dengan mendapatkan ijazahDiploma dan Akta III, pada tahun1981. Aming meraihgelar sarjana sastra (S1), JurusanBahasa dan Sastra Indonesia UNS pada tahun 1987.
Tahun 1984, Aming diangkat menjadi PNS di Kantor Wilayah Departemen Pendidikandan Kebudayaan Propinsi JawaTimur. Ia bekerja di SubbagianPenerangan, Bagian Tata Usaha,pada bidang penerbitan majalahbulanan Media sebagai pemimpinredaksi. Ia pernah juga ikutmembidani dan mengelola keredaksionalan Tabloid Bekal, koranpelajar Jawa Timur yangdiprakarsai Harian Surabaya Postdan Kanwil Depdikbud JawaTimur. Ikut pula menjadi RedaksiMajalah Kebudayaan Kalimas diSurabaya, menjadi Staf RedaksiBuletin DKS (Dewan KesenianSurabaya), dan Majalah MemoridaKanwil Depdikbud Jawa Timur.
Dalam bidang seni dan budaya, Aming Aminoedhin, pernah menjadi koordinator Forum Apresiasi Sastra Surabaya (FASS) di PPIA tahun 1987—1990, koordinator Himpunan Penulis, Pengarang dan Penyair Nusantara (HP3N) Jawa Timur tahun 1985— 1990, dan sebagai koordinator Forum Apresiasi Sastra (Forasamo), pengurus Dewan Kesenian Surabaya, Biro Sastra (1990-an), sekretaris Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto (2004—sekarang). Periode tahun 1995—sekarang Aming masih menjadi pengurus Paguyuban Pengarang Sastra Jawa Surabaya (PPSJS). Dalam PPSJS, ia membidani terbitnya Teplok Dluwangwarta PPSJS sebagaipemimpin redaksi. Ia pernahdikirim mewakili Jawa Timurdalam Pertemuan SastrawanNusantara XII di Singapura padatahun 2003. Sejak tahun 2000,Aming dipindahkan dari KanwilDepdikbud Jawa Timur ke BalaiBahasa Surabaya.Ia pernah menjadi aktorterbaik Lomba Drama se-JawaTimur 1983 di Surabaya. Saat ituia bermain dengan kelompokTeater Persada Ngawi, pimpinanMh. Iskan. Komunitas TeaterPersada inilah yang memberikanbanyak masukan inspirasi dalamberkarya sastra, utamanya menulis puisi dan bermain drama.Aming merupakan penggagas Malam Sastra Surabaya(Malsasa). Ia juga menggagasacara baca puisi peduli “PerangIrak” di Taman Budaya JawaTimur dan pentas seni kemanusiaan “Duka Atjeh Duka Bersama”di Taman Budaya Jawa Timur.
Sebagai penulis puisi, Aming pernah mengikuti Temu Penyair Jawa Tengah di Semarang (1983), Temu Penyair Indonesia di Taman Ismail Marzuki Jakarta (1987), dan ikut memberikan pelatihan baca puisi dan juga menjadi juri berbagai macam kejuaraan dan lomba di berbagai kota di Jawa Timur, antara lain Surabaya, Batu, Lamongan, Lumajang, Blitar, Banyuwangi, Tulungagung, Probolinggo, dan sebagainya. Karya puisinya banyak dimuat di koran dan majalah lokal dan ibu kota, antara lain Surabaya Post, Berita Buana, Republika, Singgalang, Sriwijaya Post, Banjarmasin Post, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, Suara Merdeka, Bali Post, dan sebagainya. Sedangkan majalah yang pernah memuat puisinya antara lain Gadis, Putera dan Puteri Indonesia, Pusara, Bende, Media, Zaman, Horison, dan Majalah Kebudayaan Basis. Kumpulan puisinya bersama rekan penyair lain, di antaranya: Tanah Persada (penyunting), Teater Persada Ngawi, 1983), Wajah Bertiga (penyunting), Sintarlistra Surabaya, 1987), Tanah Kapur (penyunting), Komunitas Teater Persada Ngawi, 1990), Kereta Puisi (kumpulan puisi, Dewan Kesenian Surabaya, 1990), Burung-Burung (penyunting), Sintarlistra Surabaya, 1990), Pagelaran, Surabaya Kotaku (penyunting), Dewan Kesenian Surabaya, 1990), Malsasa ’91 (penyunting), Dewan Kesenian Surabaya & Sufo, 1991), Malsasa ’92 (penyunting), Penerbit Sintarlistra, 1992), Semangat Tanjung Perak (penyunting, 1992), Malsasa ‘94 (penyunting, Biro Sastra Dewan Kesenian Surabaya, 1994), Bunga Rampai Bunga Pinggiran (penyunting, antologi puisi, 1995), Malsasa ’96 (penyunting, Dewan Kesenian Surabaya, 1996), Tanah Rengkah (penyunting, Komunitas Teater Persada Ngawi, 1997), Sketsa Malam (kumpulan puisi, dalam proses, 2000), Malsasa 2000 (penyunting, Balai Bahasa Surabaya, 2000), Omongan Apa Wae (penyunting kumpulan puisi, Taman Budaya Jawa Timur, 2000), Berjamaah di Plaza (kumpulan puisi, Mandiri Press Mojokerto, 2000), Mataku Mata Ikan (kumpulan puisi, DKJT, 2004), Embong Malang (kumpulan puisi, proses cetakan, 2005), Memutih Putih Begitu Jernih (Forum Sastra Bersama Surabaya, 2008), Sajak KunangKunang dan Kupu-Kupu (kumpulan sajak anak-anak, Forum Sastra Bersama Surabaya, 2008), Husst, Nyenyet, Reportase Sunyi, Memo Putih, Kabar Saka Bendul Mrisi, Drona Gugat, Tanpa Mripat dan Kutha Surabaya.
Aming Aminoedhin bertempat tinggal di Perumahan Puri Mojobaru AZ-23, Desa Canggu, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Pos-el amri.mira@gmail.com, atau amingaminoedhien.blogspot.com. (WR)
Sumber: Roesmiati, Dian. 2012. Ensiklopedia Sastra Jawa Timur. Balai Bahasa Provinsi
(Semar mencari raga) Sejenak
Ketika sang Semar
Pernah lunglai tertidur
walau semalam
Badannya yang kurus
dengan impian dan harapan
sang bijak menawarkan
kepadepokan ilmunya
rupanya
sang Semar masih terus dalam pencarian
sang Semar masih terus mencari raga
(Assalamualaikum.mas Aming,salam dari N.H Prasetyo)