Lan Fang, Sang Perempuan Kembang Jepun

Lan Fang, lengkapnya Go Lan Fang, terkenal sebagai penulis prosa, khususnya cerpen dan novel. Lan Fang, memang nama Cina dan memang ia perempuan keturunan Tionghoa bermata sipit, berwajah oriental, khas peranakan Cina. Wanita kelahiran Banjarmasin, 5 Maret 1970 ini gemar menulis sejak remaja dan menyikapi hobinya tersebut sebagai suatu hiburan atau sarana pencerahan pikiran dan hati. Dua puluh tahun silam, ia mulai merintis kariernya di dunia fiksi. Majalah remaja Anita Cemerlang menjadi lahan pertama uji coba karya-karyanya berupa cerpen. Lan Fang merupakan putri pertama dari pasangan Johnny Gautama, seorang pendeta, dengan Yang Mei Ing. Lan Fang sendiri beragama Budha. Lan Fang menikah dalam usia yang relatif muda dan, pada 1998, melahirkan anak kembar tiga, yakni Vajra Yeshie Kusala, Vajra Vira Kusala, dan Vajra Vidya Kusala.

Setelah menghabiskan masa kecil hingga remaja di Banjarmasin, Lan Fang memulai kehidupan di Surabaya ketika berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Surabaya (Ubaya). Ada satu pengakuan menarik tentang motivasi pertamanya menulis, yakni sebagai pencurahan isi hati karena saat itu sedang jatuh cinta. Tulisan Lan Fang, “Catatan yang Tertinggal” kali pertama dimuat tahun 1986 di majalah remaja Anita Cemerlang. Saat itu ia menerima honor pertamanya sebesar Rp75.000,00. Selanjutnya, menulis, menurut Lan Fang, dilakukannya karena dengan menulis ia dapat mengungkapkan apa saja, menyampaikan banyak hal, dan lebih dari itu merupakan suatu perenungan yang tak terbatas tentang berbagai hal. Wanita yang menguasai bahasa Inggris dengan aktif ini, pada tahun 1990—2000, pernah bekerja di sebuah bank swasta. Tahun 2000 hingga sekarang, Lan Fang menggeluti dunia asuransi, yang memungkinkannya bertemu dengan lebih banyak orang dengan beragam karakter. Oleh karena itu, menulis sudah menjadi bagian dari dunianya dan Lan Fang tidak peduli lagi dengan genre atau ragam tulisan.

Ada beberapa kumpulan cerpen dan novel yang sudah dihasilkan dan diterbitkan. Kemampuan berkarya Lan Fang juga tercermin dari banyaknya lomba dan sayembara yang pernah ia menangi. Lomba-lomba tersebut antara lain, Lomba Cerita Pendek Femina tahun 1997, Lomba Cerita Pendek Nyata tahun 1998, Lomba Cerita Bersambung Femina tahun 1997, Lomba Cerita Bersambung Femina tahun 1998, dan Lomba Novel Femina tahun 2003. Tentang proses kreatif, pengarang otodidak ini mengungkapkan bahwa dalam berkarya ia tidak saja mengandalkan mood, tetapi yang lebih penting adalah kedekatannya dengan subjek, objek, serta latar cerita yang sedang digarapnya. Satu hal yang menurut Lan Fang cukup sulit ditentukan adalah ketersediaan waktu. Hal ini berkaitan dengan pekerjaan utamanya sebagai agen asuransi yang ditekuninya.

Lan Fang termasuk pengarang yang sangat produktif dalam berkarya. Dari beberapa buku karyanya yang sudah diterbitkan, terlihat bahwa kualitas isi karya Lan Fang cukup bagus. Karya-karya tersebut antara lain: Kota Tanpa Kelamin (kumpulan cerpen 2007) diterbitkan Mediakita; Perempuan Kembang Jepun (novel 2006) diterbitkan Gramedia; Laki-Laki yang Salah (kumpulan cerpen 2006); Yang Liu (kumpulan cerpen 2006) diterbitkan Bentang; Jangan Main-main dengan Perempuan, Reinkarnasi (2004) diterbitkan Gramedia; Pai Yin (2004) diterbitkan Gramedia; Kembang Gunung Purei (2005) diterbitkan Gramedia; dan, Kunang-kunang di Mata Indri (2005) diterbitkan FSS dan Logung Pustaka. Selain itu, beberapa karyanya juga dimuat di berbagai surat kabar, yakni “Warna Ungu” (Kompas, 2004), “Perempuan Abu-Abu” (Jawa Pos, 2004), “Mulut” (Jawa Pos, 2005), “Ini Tidak Gila” (Media Indonesia, 2006), “Malam-Malam Nina” (Jawa Pos, 2006, “Toast” (Jawa Pos, 2006), “Orasis” (Suara Merdeka, 2006), “Anak Anjing Berkepala Kambing” (Pikiran Rakyat, 2006), “Bayi Ke Tujuh” (Tabloid Nova, 2006), “Rumah Tanpa Cermin” (Pikiran Rakyat, 2006), “Dua Perempuan” (Suara Merdeka, 2006), dan “Tentang Musim” (Jawa Pos, 2006).

Lan Fang meninggal dunia dalam usia yang relatif muda, 41 tahun. Ia tutup usia pada 25 Desember 2011 di RS Mount Elizabeth akibat penyakit kanker yang telah lama diidapnya.

 

Sumber: Roesmiati, Dian. 2012. Ensiklopedia Sastra Jawa Timur. Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur

Bookmark the permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *