Malang, 26/07/2023 – Salah satu bentuk Krida Bahasa yang harus dilaksanakan oleh Duta Bahasa Jawa Timur di tahun 2023 ini adalah Niaga Bahasa. Niaga Bahasa merupakan krida duta bahasa yang bertujuan meningkatkan peran dan fungsi bahasa Indonesia dan daerah melalui pemanfaatan bahasa dan sastra sebagai prasarana untuk meningkatkan taraf hidup dan perekonomian (masyarakat). Untuk itu, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim) bersama Ikatan Duta Bahasa Jawa Timur mengadakan Gelar Wicara yang bertajuk “Wirausaha dengan Bahasa dan Sastra” pada 25 Juli 2023.
Bertempat di Ruang Teater, Universitas Ma Chung, Malang, kegiatan ini dihadiri kurang lebih 100 mahasiswa dari berbagai kampus negeri maupun swasta di wilayah Malang. Pada saat pembukaan, Ary Setyorini, S.Pd., Kepala Subbagian Umum BBP Jawa Timur menyampaikan bahwa BBP Jawa Timur memiliki peran penting dalam menjaga bahasa dan sastra daerah di lingkup Jawa Timur. Dengan digelarnya acara pada hari ini harapannya dapat menumbuhkan minat mahasiswa dalam bahasa dan sastra serta menerapkannya ke dalam bidang Ekonomi Kreatif. ”Mengembangkan bahasa dan sastra di Jawa Timur adalah tugas dari Balai Bahasa Jawa Timur. Namun ini tidak dapat dilaksanakan hanya oleh BBJT saja, perlu dukungan dari seluruh masyarakat terutama para generasi muda.” tegas wanita berkaca mata ini.
Gelar wicara ini bertujuan untuk memberikan pandangan baru kepada generasi muda terkait sastra dan bahasa dalam industri kreatif. Selanjutnya, hal tersebut bertujuan agar semakin banyak wujud pengimplemantasian penggunaan bahasa dan sastra dalam bidang ekonomi kreatif yang dilakukan oleh generasi muda.
Dua narasumber yang sangat berkompeten di bidangnya di hadirkan dalam kegiatan ini, yaitu Rohmat Djoko Prakoso, sastrawan Jawa Timur dan Tjandra Purnama Edhi, salah satu penggerak ekonomi kreatif di Kota Malang yang juga pemilik Soak Ngalam.
Pada sesi pertama, Djoko Prakoso memaparkan materi tentang Ekonomi Kreatif Berbasis Bahasa dan Sastra. Dalam paparannya Djoko menyebutkan bahwa Jawa Timur memiliki kekayaan akan Bahasa dan Sastra Daerah. Sudah sepatutnya kita bangga dan melestarikan bahasa ibu kita. Salah satu cara dalam upaya melestarikan bahasa dan sastra daerah adalah dengan mengubah bahasa lisan ke dalam bentuk lainnya, seperti di bidang fesyen. ”Sebagai generasi muda kalian harus kreatif. Saat ini banyak sekali ungkapan-ungkapan baru yang bisa dialih wahanakan ke dalam bentuk lain yang pastinya akan menghasilkan uang.” ujarnya.
Sementara itu, Tjandra Purnama Edhi, pemilik Soak Ngalam pada sesi kedua menyampaikan bahwa bahasa dan sastra dapat diterjemahkan ke dalam banyak hal. Salah satunya dapat menjadi peluang bisnis seperti yang dilakukan Soak Ngalam, dengan memanfaatkan boso walikan atau malangan pada setiap produk kaos yang dibuat. ”Generasi muda sekarang harus menyadari bahwa bahasa dan sastra dapat menjadi peluang bisnis bagi siapapun tanpa terkecuali.” tegasnya.
Hasil kegiatan yang digawangi oleh para duta bahasa ini adalah setiap peserta diminta untuk mengikuti lomba desain produk kaos yang bertuliskan parikan dengan anggota empat mahasiswa di setiap timnya. Produk tersebut akan dinilai mulai dari bidang kebahasaan, kesastraannya sampai dengan nilai estetika. (WIN)