Surabaya, 7/9/2023 – Jumat, 1 September 2023, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur menerima kunjungan dari Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Pambiwara Indonesia (DWP Pepari) Provinsi Jawa Timur. Kunjungan diterima oleh Kepala BBP Jawa Timur, Dr. Umi Kulsum, M.Hum. beserta beberapa staf BBP Jawa Timur dari KKLP Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra, KKLP Kata dan Istilah, tim Kerja Sama, serta redaktur majalah Ajisaka dan Titis Basa.
Kepala BBP Jatim menyambut baik kehadiran pengurus DWP Pepari Jawa Timur tersebut. Wanita Sunda tersebut menyampaikan beberapa kegiatan yang menjadi program BBP Jawa Timur yang mungkin bisa dikolaborasikan dengan DWP Pepari Jawa Timur, misalnya revitalisasi bahasa dan pembinaan bahasa bagi para pewara. “Saat ini Balai Bahasa sedang melakukan revitalisasi bahasa daerah di lima kabupaten. Empat kabupaten untuk revitalisasi bahasa Madura, yaitu Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep, serta revitalisasi bahasa Jawa dialek Using,” terangnya.
Ketua DPW Pepari Provinsi Jawa Timur, R. Budi Utomo menyampaikan bahwa kedatangan mereka ke BBP Jawa Timur utamanya adalah untuk bersilaturahmi. Lelaki paruh baya itu menjelaskan bahwa Pepari adalah organisasi pewara berbahasa Jawa, yang kegiatan utama Pepari berfokus pada pelatihan untuk menjadi pewara berbahasa Jawa. Selain itu anggota Pepari juga aktif mengikuti seminar.
R. Budi Utomo juga menyampaikan bahwa DPW Pepari pernah melakukan kegiatan Pelatihan Pambiwara Manten Putri Jenggala, tradisi prosesi pernikahan di Kabupaten Sidoarjo. Dalam tradisi tersebut, terdapat upacara Loro Pangkon, yaitu pengantin laki membawa ayam jago menuju rumah pengantin Perempuan. Dialog dalam upacara tersebut berbahasa Jawa dialek Suroboyoan. ”Saya rasa selain bahasa Madura dan bahasa Jawa dialek Using, bahasa Jawa dialek Suroboyoan perlu direvitalisasi juga. Karena saat ini semakin sedikit generasi muda yang menggunakan boso Suroboyoan,” tegasnya. . Selain revitalisasi bahasa Jawa dialek Suroboyoan, R. Budi Utomo mengusulkan agar BBP Jawa Timur mengadakan pelatihan pewara berbahasa Indonesia agar bahasa Indonesia yang digunakan oleh pewara, khususnya pewara bahasa Jawa, sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Menanggapi saran dari Bapak Budi, Dr. Umi Kulsum mengatakan bahwa akan diagendakan kegiatan pembinaan bahasa bagi pewara. (Nai)