Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur menggelar acara Penghargaan Sastra Anugerah Sutasoma pada Kamis, 5 Oktober 2023, pukul 09.00—12.30 di Gedung Kesenian Cak Durasim, Kompleks Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali 85, Surabaya. Anugerah Sutasoma merupakan penghargaan sastra yang diberikan secara rutin setiap tahun sebagai apresiasi kepada pengarang-pengarang yang telah menghasilkan karya-karya terbaiknya serta kalangan yang berjasa dan berdedikasi dalam bidang kesusastraan Indonesia dan daerah di Jawa Timur. Penghargaan ini mulai diberikan pada tahun 2009. Selama empat tahun (2009—2012), penghargaan sastra hanya diberikan kepada dua komunitas sastra setiap tahunnya. Mulai tahun 2013, kategori penerima penghargaan ini diperluas dan sejak tahun 2014 menjadi tujuh kategori hingga sekarang. Pada usianya yang ke-9 tahun (2017), penghargaan sastra ini secara khusus diberi nama Anugerah Sutasoma. Nama itu diambil dari mahakarya pujangga pada masa Kerajaan Majapahit, berjudul Sutasoma karya Mpu Tantular, yang di dalamnya terdapat semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Pemberian nama Sutasoma ini mengandung harapan agar sastra Jawa Timur terus berkembang, para pengarangnya menghasilkan karya-karya terbaik yang dapat melampaui zamannya, menginspirasi masyarakat, dan bermanfaat tidak hanya bagi masyarakat Jawa Timur, tetapi juga umat manusia.
Acara Anugerah Sutasoma Tahun 2023 ini dihadiri oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur Dr. Umi Kulsum, S.S. M.Hum. dan pejabat dari berbagai lembaga mitra balai bahasa. Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur menjelaskan bahwa Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur adalah unit pelaksana teknis (UPT) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk wilayah Jawa Timur. Setiap tahun lembaga kebahasaan dan kesusastraan yang kini berkantor di Jalan Gebang Putih No. 10, Sukolilo, Surabaya itu menganugerahkan penghargaan kepada para pengarang, penggiat sastra, dan guru bahasa/sastra di Jawa Timur yang menunjukkan eksistensi, dedikasi, dan kualitas pada bidangnya. Acara tahun ini menghadirkan undangan 175 orang, meliputi sastrawan, seniman, akademisi, penggerak seni dan sastra, komunitas sastra, dan guru di Jawa Timur serta menghadirkan tiga kelompok penampil pertunjukan sastra. Penghargaan diberikan untuk tujuh kategori, yaitu sastrawan, komunitas sastra, karya sastra Indonesia, karya sastra daerah, esai/kritik sastra, guru bahasa dan sastra Indonesia serta guru bahasa dan sastra daerah. Masing-masing mendapatkan piagam dan uang tunai.
Berikut adalah penerima Anugerah Sutasoma Tahun 2023. Komunitas Seni dan Budaya 3A dari Bondowoso (Kategori Komunitas Sastra), Herry Lamongan (Kategori Sastrawan), kumpulan cerpen Sentimentalisme Calon Mayat karya Sony Karsono, penerbit Anagram, Jakarta tahun 2023 (Kategori Karya Sastra Indonesia), kumpulan geguritan Rembulan Kasepen karya JFX. Hoery, terbitan Azzagrafika, Yogyakarta tahun 2023 (Kategori Karya Sastra Daerah), Siswantoro dari SMPN 3 Kras, Kediri (Kategori Guru Bahasa dan Sastra Daerah), Imam Ghozali dari SDN Jombatan 3, Jombang (Kategori Guru Bahasa dan Sastra Indonesia), dan buku Sastra Indonesia Angkatan Inteligensia Artifisial karya Royyan Julian, penerbit Jagat Litera, Malang tahun 2023 (Kategori Esai/Kritik Sastra).
Para penerima anugerah itu dipilih dan ditetapkan oleh dewan juri setelah melalui proses penilaian yang panjang (pelacakan rekam jejak dan penilaian karya/berkas). Dewan juri Anugerah Sutasoma 2023 terdiri atas akademisi, peneliti, dan sastrawan. Mereka adalah Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd. (Guru Besar Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang), Prof. Dr. Darni, M.Hum. (Guru Besar Sastra Jawa Universitas Negeri Surabaya), Dr. M. Shoim Anwar, M.Pd. (Sastrawan dan dosen Universitas Adi Buana Surabaya), Bramantio, M.Hum. (kritikus sastra, dosen Universitas Airlangga), dan Mashuri, M.A. (sastrawan, peneliti sastra, Dewan Kesenian Jawa Timur).
Acara Anugerah Sutasoma tahun ini dibuka dengan tari penghormatan “Gandrung Sewu” oleh gabungan mahasiswa seni tari, dimeriahkan dengan pertunjukan sastra anak alih wahana dongeng “Timun Mas” ke dalam drama musikal yang dimainkan oleh Teater SMKN 12 “The9atre” Surabaya, pembacaan puisi oleh Mutiara Lintang (alumni Universitas Airlangga, pemenang lomba baca puisi Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional tahun 2018), kidungan jula-juli oleh Imam Riadi (Blitar), musikalisasi puisi oleh Komunitas 3A Bondowoso, dan ditutup dengan persembahan musikalisasi puisi oleh SMAN 15 Surabaya (juara pertama Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Jawa Timur tahun 2023).
Penghargaan sastra Anugerah Sutasoma teknis dan sifatnya berbeda dengan sayembara. Anugerah Sutasoma didesain sebagai penghargaan yang sifatnya apresiatif, bukan kompetitif. Adapun dalam penghargaan sastra Anugerah Sutasoma ini yang aktif adalah panitia di Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur. Pihak panitia yang proaktif untuk mengumpulkan karya dan menelusuri sepak terjang komunitas sastra, sastrawan, dan guru-guru bahasa dan sastra Indonesia dan daerah di Jawa Timur dalam kurun waktu tertentu. Namun, panitia tetap terbuka untuk menerima kiriman karya terbitan satu tahun terakhir dan usulan portofolio dari para guru, pengarang, serta komunitas sastra (minimal telah beraktivitas selama 10 tahun) di Jawa Timur.
Acara Anugerah Sutasoma ini diharapkan juga dapat menjadi sarana pertemuan bagi para pegiat sastra di Jawa Timur untuk mempererat silaturahmi dan jejaring. Pada ujungnya, kehidupan sastra, seni, dan budaya di Jawa Timur semakin semarak.