Lahir di Malang, Jawa Timur pada tanggal 24 April 1949. Ratna adalah satu dari sepuluh putra-putri pasangan H. Saleh Ibrahim dan Hj. Siti Bidasari Ibrahim binti Arifin. Kedua orang tua Ratna berdarah Minang, dan merupakan pemeluk Islam yang taat. Ratna menyelesaikan pendidikan SD hingga SMA di Malang, yakni SD Kristen Brawijaya, SMP Negeri 2, dan SMA Negeri 1. Dia pernah mengenyam pendidikan di FIA Universitas Brawijaya, Malang, meskipun tidak dilanjutkannya lagi. Dalam berkarya, Ratna termasuk pengarang yang produktif. Selain karya yang sudah dibukukan, karya-karya sastra Ratna banyak dimuat di surat kabar. Beberapa orang bahkan menjulukinya sebagai “sastrawan koran”. Tema-tema yang ia angkat dalam sebagian besar karyanya selalu berbicara tentang kemanusiaan dan kehidupan manusia di sekitar ia hidup. Menulis, bagi Ratna, merupakan sarana pengaktualisasian diri dan merupakan perwujudan eksistensinya dalam dunia yang digeluti sekarang ini. Mengawali karier kepenulisan pada usia 25 tahun, ia mantap memilih profesi itu sebagai jalan hidupnya setelah memutuskan untuk meninggalkan studinya di FIA Universitas Brawijaya. Belajar menulis secara otodidak, Ratna mengakui terinspirasi oleh kedua orang tuanya yang memiliki hobi membaca.
Cerita pendek pertama karya Ratna berjudul “Jan”, dimuat di majalah remaja MIDI tahun 1974. Honor yang diterima saat itu sebesar sepuluh ribu rupiah. Di samping menulis, ia aktif di berbagai bidang organisasi sosial, di antaranya pernah menjabat sebagai Direktur I LSM Etropic Malang (1998), Litbang Yayasan Kebudayaan Pajoeng Malang (1998), dan pendiri Forum Kajian Ilmiah Pelangi (2001). Berbagai predikat dan penghargaan pernah disandangnya, yakni Wanita Berprestasi dari Pemerintah Republik Indonesia (1994), penghargaan sebagai penggerak sastra oleh Gubernur Jawa Timur (2002), dan penghargaan sebagai Wanita Berprestasi Bidang Organisasi dan Manajemen (1999). Untuk yang terakhir, Ratna menolak predikat tersebut. Berbagai prestasi dalam dunia kepengarangan telah diraih Ratna. Dia pernah meraih juara I penciptaan puisi yang diselenggarakan oleh Bali Post (1980) dan juara III sayembara penulisan cerpen dan cerbung majalah Femina (1996—1997). Sejumlah cerita pendeknya masuk dalam Antologi Cerita Pendek Pilihan Kompas (1993—1996 dan 2000—2001), Antologi Cerita Pendek Pilihan Surabaya Post (1993), Antologi Cerita Pendek Yayasan Lontar Indonesia (1996), dan Antologi Cerita Pendek Perempuan ASEAN (1996). Karya-karya Ratna yang sudah dibukukan antara lain Antologi Cerpen Menjelang Pagi (Balai Pustaka, 1994), Antologi Cerpen Namanya Massa (LKIS, 2000), Antologi Cerpen Lakon di Kota Kecil (Jendela, 2002), Antologi Cerpen Aminah di Suatu Hari (2002), Antologi Cerpen Sumi dan Gambarnya (Gramedia Pustaka Tama, 2003), Antologi Cerpen Noda di Pipi Seorang Perempuan (Tiga Serangkai, 2003), Antologi Cerpen Perasaan Perempuanku (Matahari, 2004), Antologi Cerpen Bajunya Sini (Sava Media, 2004), serta cerpen-cerpen untuk Antologi Cerpen Pilihan Kompas (1994—2004, kecuali tahun 1999), novel Lemah Tanjung (Grasindo, 2003), dan Novelet Bukan Pinang Dibelah Dua (Gramedia, 2003). Ratna Indraswari Ibrahim tutup usia pada umur 62 tahun. Ratna meninggal pada 28 Maret 2011 di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar, Malang.