Pengarang kelahiran Ponorogo tanggal 19 Maret 1953 ini sering menggunakan nama samaran Anam Rabus. Sejak tahun 1988 sampai sekarang, dia menjadi pustakawan di Unesa. Bahasa Indonesia dan bahasa Jawa digunakan dalam upaya mengekspresikan jiwa dan idealismenya karena kedua bahasa itu dikuasainya dengan baik. Menulis sudah merupakan bagian hidupnya. Selama menjadi pengarang sastra Jawa, ia tidak banyak mengalami kesulitan. Sebagai pengarang sastra Jawa, ia berharap agar masyarakat etnis Jawa mau menghargai budaya Jawa. Banyak karyanya yang mendapat penghargaan, salah satunya adalah novel berjudul Den Bagus yang pernah menjadi juara harapan sayembara Roman Dewan Kesenian Jakarta tahun 1980.
Pengarang kelahiran Ponorogo tanggal 19 Maret 1953 ini sering menggunakan nama samaran Anam Rabus. Ia menyelesaikan SR (1960—1966) dan SMP (1967— 1969) di Ponorogo. Selanjutnya,Sedangkan jenjang SMA (1970—1973) dilaluinya di tiga kota, yaitu Ponorogo, Madiun, dan Surabaya. Tahun 1975— 1978, dia menempuh pendidikan Sarjana Muda di IKIP Surabaya, dilanjutkan dengan S-1 di IKIP Malang. Selain itu, Sekarang ia telahberkesempatan menempuh pendidikan S-3. Sejak tahun 1988 sampai sekarang, dia aktif bekerja di Unesa.
Suharmono lahir sebagai anak bungsu dari sebelas bersaudara pasangan Sumiyatin dan Kasiyun Atmo Sukarto yang berasal dari Ponorogo, tepatnya di Desa Kauman, Kecamatan Kauman, Sumoroto, Kabupaten Ponorogo. Pernikahannya dengan Zuhrowati pada tahun 1983 dikaruniai tiga orang anak. Bersama keluarganya, pengarang yang mulai menulis dalam bahasa Indonesia untuk majalah dinding sekolah pada tahun 1972 ini sekarang bertempat tinggal di Jalan Mangga IV/H-35 Pondok Candra Indah Surabaya 60400. Karangannya, yang pertama terbit di koran Sinar Kota dan tidak mendapat bayaran. Pengarang yang memperoleh kemampuan mengarangnya secara otodidak ini termotivasi menjadi pengarang karena ingin terkenal.
Media bahasa Indonesia dan bahasa Jawa digunakan dalam upaya mengekspresikan jiwa dan idealismenya karena kedua bahasa itu dikuasainya dengan baik. Menulis sudah merupakan bagian hidupnya. Selama menjadi pengarang sastra Jawa, ia tidak banyak mengalami kesulitan. Orang yang dianggap membantu proses kreatifnya adalah Suripan Sadi Hutomo. Wawas rambahnya cukup luas, terbukti dari tulisan-tulisannya yang tidak hanya berupa novel, tetapi juga crita cekak dan geguritan. Ia memang ingin menulis semua genre sastra.
Sebagai pengarang sastra Jawa, ia berharap agar masyarakat etnis Jawa mau menghargai budaya Jawa. Karya-karyanya seperti (1) Den Bagus (novel) pernah menjadi juara harapan sayembara Roman Dewan Kesenian Jakarta tahun 1980; (2) cerkaknya yang berjudul “Tatu-tatu Lawos” (cerkak) memenangkan lomba penulis cerkak Pusat Kesenian Jawa Tengah (PKJT) tahun 1980; (3) Kidung Katresnan (novel) memenangkan juara harapan sayembara novel PKJT tahun 1981, (4) Pupus Kang Pepes dinilai sebagai crita sambung terbaik Panjebar Semangat dalam kurun waktu lima tahun, dan (5) Pupus kang Pepes mendapat hadiah dari Yayasan Rancage tahun 1999. Karya yang berbentuk puisi dimuat di majalah Penjebar Semangat, Jaya Baya, dan Kumandang sejak tahun 1974 sampai sekarang.
“Kidung Langsir Wengi”, “Ing Pucuk Gagak Layar Dakcancang Gendera Putih”, “Mujahidin Perak”, “Tandong”, “Ketudangan”, “Doran”, “Mitraku”, “Wus”, “Kidung Kayu Aking”, “Wengkar”, “Jalatunda”, “Guritan Kapang”, “Lintang-lintang”, “Udan Riwis-riwis Kenya Manis”, “Lajnaran”, “Doran”, “Dukuh Kupang”, “Panguripan”, “Pasuruan”, “Kampus”, “Keluke Cerobong Pabrik”, “Pomahku Omah Putih”, “Perang Kembang”. Karya yang terbit dalam buku antologi bersama antara lain: “Mujahidin Perak”, “Kelandengan”, “Kidung Kayu Aking”, “Mitraku”, dan “Wus” dalam Kabar Saka Bendulmrisi: Kumpulan Guritan (PPSJS, 2001); “Kidung Kayu Aking” dalam Drona Gugat (Bukan Panitian Parade Seni WR Supratman, 1995); dan lain-lain. Karyanya yang berupa crita cekak dalam Panjebar Semangat dan Jaya Baya tahun 1973 sampai sekarang “Subuh”, “Peteng Sing Ireng”, “Sanip Tambak Oso”, “Biotrop”, “Ratni”, “Tumbal”, “Bapa”, “Andheng-andheng Ngisor Lambe”, “Sore Ing Pesisir”, “Tatu-tatu Lawas”, “Gombak”, “Barong Dance”, “Sahadewa”, “Warok”, “Wiramane Lagu Dangdut”, “Musibah”, “Surup”, “Prahara”, “Tangga Anyar”, “Ratin”, dan lainlain. Karyanya yang berbentuk crita sambung adalah “Gerimis” (Jaka Lodang, 1980), “Kidung Katresnan” (Penjebar Semangat, 1986), “Guwing” (Jaya Baya, 1989), “Pupus Kang Pepes” (Panjebar Semangat, 1991), dan “Edan”(Jaya Baya, 1997), Kesibukannya yang lain adalah menjadi sekretaris PPSJS tahun 1977—1990, Ketua Umum PPSJS 1990—1994 dan kemudian menjadi ketua umum lagi pada periode 2001—2004. Sejak tahun 1993 sampai sekarang mengisi siaran Seni, Basa, lan Kasusatraan Jawa di RRI Surabaya.