Gali Wawasan dan Pengetahuan Kebahasaan dan Kesastraan, Mahasiswa STKIP PGRI Trenggalek Berkunjung ke BBP Jawa Timur 

Surabaya, 28/12/2023 – Kamis, 28 Desember 2023, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jawa Timur) menerima studi kunjungan dari STKIP PGRI Trenggalek. Studi kunjungan yang dilakukan oleh STKIP PGRI Trenggalek diimplementasikan dalam bentuk diskusi dan sosialisasi terkait kegiatan dan layanan-layanan yang ada di BBP Jawa Timur.

Studi kunjungan dari STKIP PGRI Trenggalek disambut langsung oleh Kepala BBP Jawa Timur, Dr. Umi Kulsum, M.Hum., perwakilan dari tim kunjungan, Tri Winiasih, M.Hum., dan perwakilan dari tim publikasi, Nungky Fitri Fadila, S.ST. Studi kunjungan dari STKIP PGRI Trenggalek dihadiri oleh 23 mahasiswa dari prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dan tiga dosen dari prodi PBSI STKIP PGRI Trenggalek, yaitu Dr. Bangkit Adi Swasono, M.Pd., Suprati, M.Pd., dan Irma Arifah, M.Pd.

Kegiatan studi kunjungan disambut hangat oleh Kepala BBP Jawa Timur, Dr. Umi Kulsum, M.Hum. Dalam sambutannya, Ibu Umi menyampaikan bahwa BBP Jawa Timur memiliki tugas dan fungsi, salah staunya adalah melakukan pengembangan bahasa dan sastra, yang berkiprah dalam mempromosikan dan mengembangkan di wilayah Jawa Timur serta merancang program-program untuk pelestarian dan upaya pengembangannya. 

“Mengingat bahasa dan sastra memerlukan upaya revitalisasi dari masyarakat, maka tugas kami adalah memberikan pengenalan dan sosialisasi penuh serta upaya-upaya yang perlu dilakukan, agar bahasa, sastra, dan kebudayaan di Jawa Timur tetap memiliki eksistensi di masyarakat”, begitulah yang Ibu Umi sampaikan.

Studi kunjungan tersebut juga diisi oleh tiga narasumber dari BBP Jawa Timur, yaitu yang pertama Balok Safarudin, M.Si, yang menyampaikan materi upaya dan strategi eksis untuk komunitas dan sanggar melalui kebudayaan wayang suket. Dalam paparannya, Bapak Balok menyampaikan bahwa pengelolaan sanggar dan komunitas seni melalui kesenian wayang suket memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. “Jadi pemberdayaan komunitas dan sanggar melalui unsur kebudayaan tidak semata-mata hanya untuk kesenangan saja, akan tetapi juga perlu menunjukkan letak eksisnya di mana”, begitulah tambahnya.

Narasumber kedua yaitu Amin Mulaynto, S.S, yang menyampaikan materi literasi dan penerjemahan. Dalam paparannya, Bapak Amin menyampaikan bahwa di era milenial sudah didominasi oleh kemajuan teknologi dan globalisasi. Oleh sebab itu, literasi dan penerjemahan memegang peran penting dalam menghubungkan individu dengan beragam pengetahuan dan budaya di seluruh dunia. Beliau juga menyampaikan bahwa literasi tidak lagi terbatas pada kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga melibatkan kemampuan mengonsumsi dan memahami informasi yang tersebar luas di media digital. “Jadi perlu adanya keterampilan memahami antara teks dan konteks yang didapat, tidak hanya menerima mentaha informasi tanpa mengetahui apa maksud dan tujuannya”, pungkasnya.

Narasumber ketiga yaitu Tri Winiasih, M.Hum, yang menyampaikan materi uji kemahiran berbahasa Indonesia (UKBI). Dalam paparannya, Ibu Wiwin menyampaikan bahwa tes UKBI memerlukan pemahaman akan aturan kaidah bahasa Indonesia yang benar. Kaidah ini melibatkan tata bahasa, ejaan, struktur kalimat, serta penggunaan kata yang sesuai. Di akhir pemaparan materi, Ibu Wiwin juga menyampaikan bahwa UKBI biasanya dirancang untuk menguji pemahaman dan penguasaan kaidah bahasa Indonesia, sehingga memahami dan mengikuti kaidah-kaidah kebahasaan sangatlah penting dalam mencapai hasil yang baik dalam ujian tersebut. (Mon)

Bookmark the permalink.

Comments are closed.