Titah Rahayu

Penulis perempuan yang sering menggunakan nama samaran Ayu, Anggie Melati atau Estri Sekar Pratiwi ini lahir di Mojokerto pada 19 September 1963. Anak pertama dari empat bersaudara ini adalah putra pasangan Soekidjo (Trenggalek) dan Muliah Dwi Purwanti (Mojokerto). Titah menyelesaikan pendidikan SD (1968—1974) di Kediri, SMP (1975—1977), SMA (1978— 1981) di Trenggalek. Kemudian, dia melanjutkan pendidikan di FMIPA Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (1981—1986). Titah Rahayu menikah tahun 1989 dan memiliki dua orang putra. Saat tinggal di Surabaya, ia membantu majalah Jaya Baya mengelola rubrik sastra bersama Yunani. Keseriusannya menggeluti sastra Jawa diwujudkan dengan mendirikan dan mengelola sang-gar sastra Rara Jonggrang dan buletin berbahasa Jawa di Yogyakarta. Sejak tahun 1986 Titah menjadi redaktur majalah Jaya Baya. Titah pertama menulis pada tahun 1972 ketika berumur sembilan tahun. Tulisan Titah Rahayu pertama terbit di majalah Jaya Baya dalam rubrik remaja berjudul ”Karang Taruna”. Bakatnya semakin berkembang ketika bergabung dengan Sanggar Triwida. Karangan Titah banyak dimuat di berbagai media, di antaranya Jaya Baya, Parikesit, Panjebar Semangat, Liberty, Suara Karya, Surabaya Post, Anita Cemerlang, Panasea, Kuncup, dan Taruna sejak 1978—1993. Karya-karyanya yang telah dibukukan, antara lain Kembang Cengkeh (1982), geguritan “Lalu” dan “Wong Lanang Aran Ghafar” dalam antologi Kabar Saka Bendulmrisi: Kumpulan Guritan (2001), Dheweke Layar dalam Drona Gugat (1995), Pakansi, Ing Terminal Jombang, serta Wawan Rembug dalam Negeri Bayang-bayang (1996).

Bookmark the permalink.

Comments are closed.