Reog Cemandi merupakan sebuah kesenian tradisional yang berasal dari desa Cemandi, Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo yang memiliki keunikan tersendiri yaitu dengan peralatan yang dimainkan adalah kendang, pedang dan angklung, serta menggunakan perangkat topeng barongan yang berbeda dengan reog Ponorogo yang menggunakan dadak merak.
Reog Cemandi muncul tahun 1922, digunakan sebagai alat untuk mengusir penjajah Belanda oleh warga setempat. Tarian Reog Cemandi merupakan gerakan sportif masyarakat desa Cemandi terhadap Belanda. Bermula dari sifat kesatria seorang santri pondok pesantren Sidosermo Surabaya, yang merasa perihatin akan tindakan Belanda yang semena-mena pada rakyat, dan memungut pajak yang tinggi sehingga hal ini membebani rakyat Cemandi saat itu.
Saat tentara Belanda datang dan hendak menyerang, warga mulai memainkan kesenian Reog Cemandi ini yang konon terlihat dimata belanda sebagai sesuatu yang menyeramkan yang membuat mereka ketakutan dan melarikan diri, sehingga urung menyerang warga Desa Cemandi.
Reog Cemandi ini biasanya ditampilkan dilakukan pada acara-acara tertentu misalnya saja Karnaval, Pernikahan, Peringatan Hari Besar Islam, 17 Agustus dan tak lupa juga pada Hari jadi kabupaten Sidoarjo. Reog Cemandi memiliki generasi pemegang atau penerus yaitu: Dul Katimin, Mudindari, Senapi, Munaji, Susilo (Generasi kelima yang saat ini memimpin kesenian Reog Cemandi).
Sumber: https://kikomunal-indonesia.dgip.go.id/home/explore/cultural/29504