Ritual Sêblang Olehsari merupakan tradisi adat yang ada di Desa Olehsari, Banyuwangi, Jawa Timur. Secara etimologis, istilah “Sêblang” berasal dari bahasa Using. Istilah tersebut merupakan singkatan dari sêbêlé ilang yang artinya ‘mengusir sial’. Pelaksanaan ritual ini dilakukan selama tujuh hari berturut-turut selama perayaan Idulfitri. Puncak acaranya berada pada hari ketujuh dengan prosesi Idêr Bumi. Peserta berjalan mengelilingi Desa Olehsari, diikuti oleh upacara Ngêlungsur atau siraman keesokan harinya. Bagian sentral dari ritual ini adalah ketika penari terpilih yang berdasarkan garis keturunan dan menari selama tiga jam dalam kondisi kesurupan.
Sumber gambar: Kanal Youtube Land of Osing Banyuwangi (https://www.youtube.com/watch?v=w2jh-ODR1jg)
Sêblang, sebuah ritual sakral, diyakini muncul pertama kali di daerah Bakungan pada sekitar tahun 1770-an. Lagu dan gerakan tarian secara simbolis mencerminkan peristiwa yang ada di sekitarnya. Sêblang di Olehsari, catatan asisten wedono Glagah pada tahun 1930-an, muncul sebagai respons terhadap pandemi di desa tersebut. Dipimpin oleh Saridin sebagai pawang, ritual Sêblang diadakan secara besar-besaran. Upacara ini dilaksanakan mulai pukul 14.00 hingga 17.30 WIB, dengan penari muda sebagai mediator, sementara mediator Sêblang di Bakungan adalah wanita menopause. Keduanya menari dalam keadaan kesurupan selama ritual. Tanggal pelaksanaan ritual ditentukan melalui proses kêjiman.
Selain penari, pelaku ritual Sêblang Olehsari melibatkan beberapa pendukung, seperti pawang yang memimpin ritual, pengudang yang menemani penari, pemain gamelan, dan sinden wanita. Prosesi ritual melibatkan beberapa tahap persiapan, termasuk pemilihan penari dan penentuan waktu pelaksanaan. Rapat desa dibuat untuk membentuk kepanitiaan dan mengkoordinasikan persiapan, termasuk tempat pertunjukan Gênjot. Ritual dimulai dengan ziarah makam, diikuti oleh kêjiman untuk memilih penari dan menetapkan waktu pelaksanaan. Pada malam sebelum acara, dilakukan selametan untuk menjamin kelancaran ritual.
Sêblang juga melibatkan penyajian sesaji, yang terdiri dari tiga jenis berdasarkan fungsi dan tempatnya. Selain sesaji, Sêblang juga mempunyai Omprok atau sebuah aksesori di kepala penari. Omprok ini terbuat dari bunga dan dedaunan segar, yang disiapkan pada pagi hari sebelum ritual. Mitosnya, wanita lansia keturunan pembuat Omprok dipercaya sebagai perantara berkah dari ritual tersebut.
Acara berikutnya adalah pementasan Sêblang Olehsari, dimulai dengan prosesi arak-arakan menuju tempat pertunjukan. Ritual berlangsung selama enam hari, dengan puncak pada hari ketujuh berupa prosesi Idêr Bumi. Prosesi Ngêlungsur atau siraman bagi pendukung ritual dilakukan untuk mengakhiri serangkaian acara Sêblang Olehsari.***
Sumber: Anny, Ammy Aulia Renata. (2016). “Proses Ritual Sêblang Olehsari”. Joged: Jurnal Seni Tari, 8(1), 239—250. https://media.neliti.com/media/publications/91589-ID-proses-ritual-seblang-olehsari.pdf.