Situbondo, 31/05/2024 – Bahasa Madura merupakaan kekayaan bahasa yang bernilai. Untuk mencegah bahasa Madura mengalami degradasi atau penurunan jumlah penutur yang nantinya dapat berakibat pada kepunahan bahasa, BBP Jawa Timur mengadakan kegiatan Bimtek Guru Master Revitalisasi Bahasa Madura Wilayah Situbondo. Kegiatan ini mengadopsi metode revitalisasi bahasa daerah dengan teknik pemelajaran klasikal disertai praktik dan diskusi. Melalui kegiatan itu, peserta diharapkan mampu menjadi guru master untuk mewariskan dan melestarikan bahasa Madura agar tidak mengalami penurunan atau degradasi penutur. Peserta kegiatan nantinya didorong untuk dapat menjadi guru master yang mewariskan bahasa Madura ke generasi muda, atau tunas bahasa, sekaligus mendorong guru-guru lain untuk turut serta memasarkan dan menginisiasi pelestarian bahasa Madura dengan aktif.
Kegiatan Bimtek Guru Master Revitalisasi Bahasa Madura Wilayah Situbondo ini dibuka oleh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Situbondo, H. Puguh Wardoyo, S.Sos., M.M. didampingi oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jawa Timur), Dr. Umi Kulsum, M.Hum. Kegiatan yang diinisiasi oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan tentang kemungkinan punahnya bahasa. Bahasa sebagai salah satu wahana kebudayaan yang bernilai. Indonesia adalah negara yang beruntung karena memiliki banyak bahasa daerah. Melalui bahasa, nilai-nilai budaya dikomunikasikan, dikembangkan, diwariskan, dan disimpan. Apabila sebuah bahasa punah atau hilang, musnah pula semua nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Dalam sambutannya pada pembukaan kegiatan Bimtek Guru Master ini, Kepala BBP Jawa Timur menyampaikan tentang tujuan diadakannya kegiatan revitalisasi bahasa Madura dan pentingnya pewarisan serta pelestarian bahasa Madura oleh tunas bahasa. Sedangkan Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Situbondo saat memberi sambutan yang sekaligus membuka secara resmi kegiatan ini berpesan kepada seluruh guru master untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak agar cita-cita mulia demi masa depan tunas bahasa Madura itu bisa terwujud. Bahasa Madura memang saat ini belum pada kondisi yang mengkhawatirkan, tetapi sudah perlu diwaspadai karena generasi muda sudah memiliki kecenderungan tidak menggunakannya untuk berkomunikasi, apalagi di tingkat tutur yang tinggi. Melalui kegiatan ini, Puguh juga berharap dapat memupuk kecintaan tunas bahasa terhadap bahasa Madura sehingga bisa menambah jumlah pengguna bahasa Madura pada berbagai bidang dan ranah.
Bimtek yang dilaksanakan selama lima hari (28 Mei—1 Juni 2024) ini menghadirkan narasumber-narasumber yang sangat erkompeten di bidangnya, antara lain Isya Sayunani (menulis dan membaca carakan), Fathor Rahman (mendongeng berbahasa Madura), Tola’adi (menembang berbahasa Madura), Habiburrahman (melawak tunggal berbahasa Madura), Kukun Sugiarto, S.Pd. (pidato berbahasa Madura), dan Mulyono, S.Pd., M.Pd. (menulis puisi berbahasa Madura) (Saf)