Sariban

Sariban adalah salah satu penerima penghargaan Sutasoma dengan kategori Guru Berdedikasi. Kepala Balai Bahasa Jawa Timur Umi Kulsum menyampaikan, Sariban layak mendapat Anugerah Sutasoma karena kiprahnya menyatukan dan memperkuat jaringan komunitas literasi di Tuban, bahkan hingga Bojonegoro dan Lamongan. Dengan ilmu dan profesinya sebagai guru, beliau sudah berbuat banyak dalam merawat bahasa, ucapnya ketika ditemui di kantornya di Sidoarjo pekan lalu.

Guru bahasa dan sastra Indonesia SMP Negeri 2 Tuban itu mendapat penghargaan prestisius tersebut bersama enam orang lain yang merupakan sastrawan dan guru bahasa. Sariban dinilai sebagai guru yang telah memajukan literasi di daerahnya, Tuban.

Tumbuh suburnya kultur kehidupan literasi di Tuban hingga saat ini tidak bisa dilepaskan dari jaringan ekosistem jamaah literasi yang dibangun Sariban. Ketika masih menjadi guru di SMPN 1 Widang, Tuban (sejak 1997), bapak tiga anak tersebut mengajak guru dan siswa aktif menulis. Para siswa diwajibkan mengikuti kegiatan rutin membaca di perpustakaan. Setiap siswa lantas diminta menulis rangkuman hasil membaca. Rangkuman terbaik dibacakan pada upacara bendera hari Senin.

Demikian pula ketika Sariban berpindah tugas mengajar di SMPN 2 Tuban sejak awal 2020. Mantan copyeditor koran Karya Darma itu juga mendorong kegiatan literasi siswa dan guru. Hasilnya, lahir buku kumpulan puisi siswa dan buku kumpulan esai guru. Bahkan, karya siswa diterbitkan secara periodik.

Di tempat mengajar baru tersebut pula, alumnus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu bertemu dengan guru muda Hadi Wibowo. Dia pun menularkan virus menulis kepada temannya tersebut. Alhamdulillah, dari kerja keras Pak Hadi, SMPN 2 Tuban dinobatkan sebagai Sekolah Literasi Nasional 2020 dan 2021 oleh lembaga Nyalanesia Surakarta yang bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional, ungkapnya.

Kiprah Sariban tidak terbatas pada tugasnya sebagai guru. Dia juga aktif menghidupkan kegiatan di sejumlah komunitas bahasa dan sastra. Pria yang juga pernah menjadi editor di penerbit Bina Ilmu, Surabaya, itu tercatat sebagai Dewan Pakar Ikatan Guru Indonesia (IGI) Cabang Tuban, pembina organisasi sosial Ikatan Guru Penulis Tuban (IGPT), koordinator Jamaah Literasi Tuban (JLT), serta pembina Yayasan Pemuda Plumpang Bergerak Foundation.

IGI Tuban telah menghasilkan buku kumpulan esai yang berisi pikiran-pikiran besar untuk kemajuan pendidikan. Adapun melalui IGPT, Sariban rutin memberikan motivasi dan materi penulisan kepada lebih dari 100 anggota.

Guru yang rutin menulis artikel di Jawa Pos Radar Bromo dan Jawa Pos Radar Tuban tersebut mengungkapkan, denyut nadi bahasa dan sastra mengalir beriringan dengan kesenian dan budaya. Karena itu, dirinya juga dekat dengan organisasi kesenian dan kebudayaan seperti Lembaga Kebudayaan Tuban serta Dewan Kesenian Tuban.

 

Bookmark the permalink.

Comments are closed.