Tradisi Gembyangan Waranggana

Tradisi Gembyangan Waranggana merupakan prosesi wisuda bagi penari tayub yang masih dilaksanakan di Dusun Ngrajek, Desa Sambirejo, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Prosesi pengukuhan dilakukan kepada para penari tayub yang sudah lulus dan mampu menari mengiringi 10 gending Jawa sebelum siap bekerja sebagai penari tayub. Tradisi ini dilakukan setahun sekali pada hari Jumat pahing di bulan besar penanggalan Jawa.

Dalam ritual pengukuhan, pemangku adat memercikkan air suci yang berasal dari air terjun Sedudo dan air sumur Punden Mbah Ageng dari dalam kendi kepada para calon waranggana. Air suci tersebut kemudian juga dituangkan ke selembar daun pisang yang telah dipegang oleh masing-masing calon waranggana untuk diminum. Air suci ini diyakini mengandung berkah bagi para calon waranggana.

Ritual dilanjutkan dengan merobek daun waru yang dipercaya bisa mendatangkan berkah. Lantas pemangku adat memasangkan tusuk konde pada sanggul para calon waranggana yang dilanjutkan dengan menari mengitari sumur Punden Mbah Ageng, karena dipercaya bisa memancarkan cahaya bagi para calon waranggana.

Tradisi yang dilakukan sejak tahun 1934 ini telah dicatat sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Kemendikbud pada 1 Januari 2013 dalam kategori seni pertunjukan dari Provinsi Jatim.

 

Sumber : bacaini.id, digilib.isi.ac.id, warisanbudaya.kemdikbud.go.id, diolah

Foto : indonesia-tourism.com / inews.co.id 

 

Bookmark the permalink.

Comments are closed.