Surabaya, 19 Oktober 2024 – Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jawa Timur) menggelar acara Anugerah Sutasoma pada Kamis, 17 Oktober 2024, pukul 09.00—12.30 di Gedung Kesenian Cak Durasim, Kompleks Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali 85, Surabaya. Acara tersebut merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan BBP Jawa Timur setiap tahunnya. Kegiatan ini bertujuan memberi apresiasi kepada pengarang-pengarang yang telah menghasilkan karya-karya terbaiknya, dan berjasa serta berdedikasi dalam bidang kesusastraan Indonesia dan daerah di Jawa Timur. Tujuh kategori penghargaan diberikan pada puncak acara Anugerah Sutasoma.
Nama Anugerah Sutasoma diambil dari mahakarya pujangga pada masa Kerajaan Majapahit Mpu Tantular berjudul Sutasoma, yang di dalamnya terdapat semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Tahun 2024 ini Anugerah Sutasoma memasuki tahun ke-16.
Acara Anugerah Sutasoma dihadiri oleh Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan sastra, Dr. Ganjar Harimansyah, S.S., M.Hum., Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Dr. Umi Kulsum, S.S. M.Hum., dan pejabat dari berbagai lembaga mitra BBP Jawa Timur. Acara ini juga dihadiri undangan 175 undangan yang terdiri atas sastrawan, seniman, akademisi, penggerak seni dan sastra, komunitas sastra, dan guru di Jawa Timur.
Dalam Sambutannya, Kepala BBP Jawa Timur menyampaikan bahwa Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur menggelar Anugerah Sutasoma, dengan menganugerahkan penghargaan
“Anugerah Sutasoma ini telah kami laksanakan sejak tahun 2008. Kami berharap dengan kegiatan ini menjadi ajang bagi para penulis, penggiat sastra, dan guru bahasa/sastra di Jawa Timur untuk menunjukkan eksistensi, dedikasi, dan kualitas di bidangnya,” papar wanita berjilbab itu.
Anugerah Sutasoma diberikan untuk tujuh kategori, yaitu sastrawan berdedikasi, komunitas sastra terbaik, buku sastra terbaik dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah, buku esai sastra terbaik, dan dua guru dari bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang berdedikasi.
Berikut ini perincian peraih Anugerah Sutasoma untuk tahun 2024.
- Kategori sastrawan: Hidayat Raharja (sastrawan dari Kabupaten Sampang, Madura, telah berkarya lebih dari 30 tahun)
- Kategori karya sastra berbahasa Indonesia: kumpulan puisi Bilangan 60 (penerbit JBS, Yogyakarta, Juli 2024) karya Endang Winarni alias Wina Bojonegoro (sastrawan dari Surabaya).
- Kategori karya sastra berbahasa daerah: kumpulan geguritan Pusaka (penerbit Boenga Ketjil, Jombang, Desember 2024) karya Slamet Sri Mulyani alias St. Sri Emyani (sastrawan Jawa dari Kabupaten Trenggalek dan anggota Sanggar Sastra Triwida)
- Kategori komunitas sastra: Komunitas Sastra Santri Nuris (Pondok Pesantren Nurul Islam, Jember).
- Buku kritik sastra: Catatan Perkembangan Sastra Indonesia (penerbit Deepublish, Yogyakarta, 2024) karya Endah Imawati (jurnalis dan dosen )
- Kategori guru Bahasa dan Sastra Indonesia: Heru Waluyo alias Heru Patria (UPT SD Negeri 03 Beru, Wlingi, Blitar)
- Kategori guru Bahasa dan Sastra Daerah: Astrid Wangsagirindra Pudjastawa (SMA Negeri 2 Malang)
Acara Anugerah Sutasoma 2024 ini dimeriahkan dengan pertunjukan dramatisasi cerpen “Cangkang” karya Dadang Ari Murtono yang ditampilkan oleh Teater SMKN 12 “The9atre” Surabaya. Komunitas Sastra Santri Nuris juga turut memeriahkan kegiatan itu dengan menampilkan medley kidung, Ilir-Ilir, dan Sholawat Badr. Pada acara Anugerah Sutasoma kali ini SMA Negeri 2 Malang mempersembahkan wayang dan tari topeng Ragil Kuning. Juara pertama Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Jawa Timur tahun 2024, SMAN 15 Surabaya, mentup puncak penyerahan Anugerah Sutasoma 2024 dengan persembahan musikalisasi puisi.
Dewan juri Anugerah Sutasoma 2024 terdiri atas akademisi, peneliti, dan sastrawan. Mereka adalah Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd. (Guru Besar Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang), Prof. Dr. Darni, M.Hum. (Guru Besar Sastra Jawa Universitas Negeri Surabaya), Dr. M. Shoim Anwar, M.Pd. (Sastrawan dan dosen Universitas Adi Buana Surabaya), Bramantio, M.Hum. (kritikus sastra, dosen Universitas Airlangga), dan Mashuri, M.A. (sastrawan, peneliti sastra, Dewan Kesenian Jawa Timur).
Ketua panitia Anugerah Sutasoma 2024, Yulitin Sungkowati, M.Hum., menjelaskan bahwa teknis dan sifat Anugerah Sutasoma memang berbeda dengan sayembara. Anugerah tersebut didesain sebagai penghargaan yang sifatnya apresiatif, bukan kompetitif. Adapun dalam penghargaan yang aktif adalah panitia di Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur. Pihak panitia yang proaktif untuk mengumpulkan karya dan menelusuri sepak terjang sastrawan dan penulis di Jawa Timur dalam kurun waktu tertentu. Namun, panitia tetap terbuka untuk menerima kiriman buku dan usulan berkas dari para penulis dan komunitas di Jawa Timur. Kami membuka kiriman dan usulan sepanjang tahun, panitia akan memroses sesuai tahapan yang telah ditentukan. “Gelaran Anugerah Sutasoma ini diharapkan semakin menyemarakkan kehidupan sastra, seni, dan budaya di Jawa Timur,” pungkasnya. (*)