Senin, 9 Desember, Balai Bahasa Jawa Timur (BBJT) menggelar kegiatan Sarasehan Literasi dengan tajuk “Puisi dan Alih Wahana”. Kegiatan ini mengundang narasumber dari Sumenep, yaitu Zawawi Imron. Dalam kesempatan tersebut, Zawawi tidak hanya membagikan pengetahuan mengenai tema “Puisi dan Alih Wahana”, tetapi juga memperlihatkan cara membaca puisi dengan menampilkan beberapa karyanya, termasuk puisi terkenalnya, Celurit Emas. Di awal presentasinya, Zawawi menjelaskan bahwa meskipun terdapat berbagai definisi mengenai puisi, inti dari semua itu tetap sama. “Ada yang menyebut puisi adalah saripati kalimat-kalimat indah. Ada juga yang menyebut puisi adalah kumpulan kata-kata yang jadi kalimat yang menggetarkan. Itulah keistimewaan puisi,” ungkapnya dengan penuh semangat.Zawawi menekankan bahwa puisi merupakan jalan yang indah untuk menafsirkan perasaan dan menyampaikan pesan yang terpendam dalam hati. Zawawi menjelaskan bahwa ciri puisi yang baik adalah keindahan kalbu yang tercermin dalam tulisannya.
Dalam sesi pembacaan puisi, Zawawi mengingatkan pentingnya memperhatikan artikulasi, intonasi, dan pengucapan Bahasa Indonesia yang benar. Dengan nada serius, Zawawi menyatakan bahwa hingga saat ini, belum ada penyair Indonesia yang dapat membaca puisi seindah WS Rendra.Zawawi kemudian membacakan puisinya berjudul Ibu, mengajak para peserta untuk membayangkan sosok ibu dalam angan-angan mereka tanpa memejamkan mata. Pembacaan tersebut dilanjutkan dengan puisi yang telah dimasukkan ke dalam buku pelajaran Cerdas Cergas Bahasa dan Sastra Indonesia untuk kelas X SMA, disampaikan dengan penuh penghayatan. Zawawi juga menunjukkan contoh musikalisasi puisi dengan menyanyikan karyanya berjudul Koruptor, menegaskan bahwa alih wahana adalah cara baru untuk menciptakan pengalaman baru yang tak kalah menarik dari karya puisi.Acara ini dihadiri oleh sekitar 50 peserta dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, dosen, guru SMA, dan komunitas literasi dari Surabaya dan Sidoarjo.
Penampilan musikalisasi puisi oleh SMAN 14 Surabaya dan Dewan Kesenian Sidoarjo menambah semarak suasana. Dalam sambutannya, Kepala BBJT Umi Kulsum berharap kegiatan ini dapat membangkitkan semangat bersastra di kalangan generasi muda, terutama dalam puisi dan alih wahananya melalui musikalisasi. Umi optimis bahwa Festival Musikalisasi Puisi yang rutin digelar dapat terus berlanjut dan membawa prestasi bagi Jawa Timur di tingkat nasional. Selain Zawawi, Tjahjono Widarmanto, seorang sastrawan dan akademisi dari Ngawi, turut hadir untuk membahas berbagai bentuk alih wahana puisi. Beliau menjelaskan tentang musikalisasi puisi, teatrikal puisi, hingga instalasi puisi. Tjahjono menekankan pentingnya unsur-unsur seperti teks puisi, nada dan melodi, serta penjiwaan dalam musikalisasi puisi. Melalui acara ini, semangat untuk mengeksplorasi dan memahami lebih dalam tentang dunia sastra semakin menguat di kalangan peserta.