Senin, 23 Desember 2024, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur mengadakan sebuah kegiatan bertajuk Gelar Wicara. Acara ini berlangsung di studio Radio Suara Surabaya FM, salah satu media yang telah lama menjadi pusat informasi dan inspirasi masyarakat Jawa Timur. Tema yang diangkat kali ini sangat relevan dengan upaya pelestarian dan pengembangan budaya nasional, yakni Internasionalisasi Bahasa Indonesia.
Acara Gelar Wicara ini menghadirkan dua narasumber yang kompeten di bidangnya, yaitu Dr. Umi Kulsum, M.Hum., Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, dan Prof. Bambang Yulianto, M.Pd., Guru Besar Pembelajaran Bahasa dari Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya. Keduanya merupakan tokoh yang memiliki wawasan mendalam dan pengalaman luas dalam upaya memajukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa global.
Dalam diskusi yang berlangsung selama dua jam, kedua narasumber membahas berbagai isu penting terkait upaya internasionalisasi Bahasa Indonesia. Umi membuka diskusi dengan menegaskan pentingnya Bahasa Indonesia sebagai identitas nasional. Beliau menjelaskan bahwa bahasa Indonesia bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga simbol persatuan bangsa. Menginternasionalkan Bahasa Indonesia berarti memperkenalkan keunikan budaya kita ke dunia internasional.
Umi juga memaparkan langkah-langkah konkret yang telah diambil oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur dalam mendukung upaya ini, seperti pengembangan materi pembelajaran Bahasa Indonesia untuk penutur asing (BIPA), pelatihan guru BIPA, serta penyelenggaraan seminar dan lokakarya internasional.
Sementara itu, Prof. Bambang Yulianto menyoroti pentingnya strategi pengajaran yang inovatif untuk menarik minat penutur asing. “Bahasa adalah jendela budaya. Untuk membuat Bahasa Indonesia diminati, kita harus mengemasnya dengan cara yang menarik dan relevan, misalnya melalui media digital dan kolaborasi dengan institusi internasional,” ujarnya.
Prof. Bambang juga menyebut bahwa meningkatnya jumlah universitas luar negeri yang membuka program studi Bahasa Indonesia merupakan indikator positif dari potensi internasionalisasi ini. Namun, Beliau menekankan perlunya peningkatan kualitas pengajaran, kurikulum yang sesuai standar global, dan dukungan kebijakan dari pemerintah.
Tidak hanya membahas aspek pendidikan dan kebijakan, acara ini juga menyoroti peran media dalam mempopulerkan Bahasa Indonesia di dunia internasional. Sebagai tuan rumah acara, Radio Suara Surabaya FM menunjukkan komitmennya untuk mendukung upaya ini dengan menyediakan platform yang inklusif bagi diskusi-diskusi terkait bahasa dan budaya Indonesia.
Sebagai penutup, Umi dan Bambang sama-sama menyampaikan harapan agar program internasionalisasi Bahasa Indonesia mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, institusi pendidikan, pelaku budaya, dan masyarakat umum.
Kegiatan Gelar Wicara ini tidak hanya sebagai media berdiskusi, tetapi juga momentum untuk menyatukan visi dalam upaya memperkenalkan Bahasa Indonesia ke dunia. Dengan kerja sama yang erat antara berbagai elemen masyarakat, internasionalisasi Bahasa Indonesia bukan lagi sekadar mimpi, melainkan keniscayaan.