Sabtu—Minggu, 28—29 Desember 2024, menjadi momen bersejarah bagi komunitas pecinta, pelestari, dan pemerhati bahasa serta budaya Madura, Ghalimpo’ Dhu’ Remmek. Bertempat di Hotel Cahaya Berlian, Pamekasan, acara ini dikemas dalam bentuk sarasehan yang tidak hanya menjadi perayaan ulang tahun komunitas, tetapi juga refleksi mendalam atas tantangan dan peluang dalam pelestarian budaya Madura di era modern.
Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur turut hadir dan memberikan dukungan penuh dalam kegiatan ini. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Dr. Umi Kulsum, M.Hum., yang juga memberikan bobot penting pada acara tersebut. Dalam sambutannya yang hangat, Ibu Umi menyampaikan pesan inspiratif tentang peran bersama dalam menjaga kelestarian bahasa dan budaya daerah. “Pelestarian bahasa dan budaya adalah tanggung jawab kita bersama,” ujar beliau dengan penuh semangat.
Ibu Umi juga menekankan pentingnya sinergi antara komunitas, akademisi, dan pemerintah untuk menciptakan strategi pelestarian yang efektif. Menurut beliau, kerja kolaboratif adalah kunci utama dalam menjaga agar budaya Madura tidak hanya dikenang sebagai sejarah, tetapi tetap relevan dan diapresiasi generasi muda. Pesan ini menjadi inti dari berbagai diskusi selama sarasehan berlangsung.
Sarasehan ini diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari anggota komunitas, peneliti, hingga tokoh masyarakat. Diskusi-diskusi yang berlangsung penuh semangat menghasilkan berbagai gagasan segar untuk menjaga keberlangsungan bahasa dan budaya Madura. Salah satu poin penting yang dibahas adalah peran teknologi dan media sosial dalam mempromosikan budaya lokal kepada khalayak yang lebih luas.
Selain diskusi, acara ini juga menyajikan berbagai kegiatan menarik, seperti pentas seni tradisional, lomba berbahasa Madura, dan pameran karya budaya. Peserta diajak untuk merasakan langsung kekayaan budaya Madura melalui pengalaman yang interaktif dan menginspirasi.
Peringatan Hari Jadi Ghalimpo’ Dhu’ Remmek ini bukan sekadar perayaan, tetapi sebuah momentum untuk meneguhkan kembali identitas dan komitmen terhadap budaya Madura. Acara ini menjadi bukti nyata bahwa pelestarian budaya adalah upaya yang melibatkan hati, pikiran, dan tindakan dari berbagai pihak.
Pada akhirnya, sarasehan ini bukan hanya mempererat hubungan antarpecinta budaya, tetapi juga menyuarakan pesan penting kepada dunia, bahwa bahasa dan budaya daerah adalah akar yang menguatkan identitas bangsa. Dengan semangat ini, peringatan Hari Jadi Ghalimpo’ Dhu’ Remmek menjadi tonggak yang menginspirasi langkah-langkah berikutnya dalam menjaga keindahan dan kekayaan budaya Madura untuk generasi yang akan datang.