Stebby Julionatan, dilahirkan di Kota Probolinggo, Jawa Timur, 30 Juli 1983. Sebagai anak dari guru Bahasa Indonesia, Stebby akrab dengan baca tulis sejak kecil. Meski belum mengerti, ia sudah membaca karya sastra. Di usia belia, Stebby mulai membaca novel seperti Burung-Burung Manyar (1981) karya YB. Mangunwijaya dan buku sejarah Indonesia dari tahun 1934 sampai 1978.
Saking seringnya mengonsumsi karya sastra, membaca dan menulis menjadi kebiasaan hingga mengantarnya menjadi juara menulis cerpen di sekolahnya, SMPN 5 Kota Probolinggo.
Kesungguhannya menekuni sastra baru muncul tahun 2006 saat ia terpilih sebagai Kang Kota Probolinggo. Ketika itu, ia tengah menempuh kuliah S1 di STKIP PGRI Wiranegara atau Uniwara, Pasuruan.
Dalam sesi wawancara penentuan Kang-Yuk, Stebby ditanya apa yang akan dilakukan jika terpilih menjadi Kang Kota Probolinggo dan menjadi duta wisata.
“Muncul rasa tanggung jawab untuk mempromosikan Kota Probolinggo lewat apa yang aku bisa,” ujar Stebby. Ia pun menekuni sastra dan menggerakkan semangat literasi di Bumi Banger, julukan Kota Probolinggo.
Alumnus S2 Kajian Gender UI (2023) ini pernah dinobatkan Kolomkita sebagai Penulis Muda Berbakat 2007 atas karyanya Ku Nanti Hujan di Pucuk Musim Kemarau. Karyanya yang sudah terbit adalah novel bergenre surealis remaja LAN (2011), buku kumpulan cerpen Barang yang Sudah Dibeli Tidak Dapat Ditukar Kembali (2012), dan kumpulan sajak Biru Magenta (2015) yang membawanya masuk dalam daftar Anugerah Pembaca Indonesia (API) 2015. Pada 2016, manuskrip puisinya Rabu dan Biru, menjadi nominator (5 besar) Siwa Nataraja Awards. Berselang setahun, buku puisinya Di Kota Tuhan, Aku Adalah Daging yang Kau Pecah-pecah masuk nominasi Manuskrip Buku Puisi Dewan Kesenian Jawa Timur.
Pada tahun 2019, Stebby bersama 19 sastrawan lain menerima penghargaan sebagai sastrawan terbaik Jawa Timur dari Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa. Ia juga terpilih sebagai satu dari 15 Penulis Emerging Indonesia pada festival sastra internasional, Ubud Writers and Readers Festival 2021 di Ubud, Bali. Pendiri Rumah Baca Komunitas Menulis (Komunlis), Probolinggo ini sehari-hari bekerja sebagai staf Diskominfo Kota Probolinggo. Selain itu, mantan Kang Kota Probolinggo 2006, dan finalis Raka-Raki Jawa Timur 2007 ini juga aktif sebagai penyiar radio Suara Kota Probolinggo
Sumber : timesindonesia.co.id, bonx.wordpress.com, diolah
Foto : facebook.com/sjulionatan