Kamis, 13 Maret 2025, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim) memulai rangkaian kegiatan pengembangan bahasa daerah untuk tahun 2025 dengan menggelar Rapat Koordinasi dan Diskusi Kelompok Terpumpun terkait penyusunan Peta Kebhinekaan Bahasa dan Sastra Daerah di Provinsi Jawa Timur.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala BBP Jatim, Puji Retno Hardiningtyas. Dalam sambutannya, Retno menegaskan pentingnya Rapat Koordinasi (Rakor) dan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) dalam Penyusunan Peta Kebhinekaan Bahasa dan Sastra.
“Penyusunan Peta Kebhinekaan Bahasa dan Sastra merupakan langkah strategis dalam mendokumentasikan serta melestarikan keberagaman bahasa dan sastra di Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Dengan adanya peta ini, kita dapat memahami distribusi bahasa serta merancang kebijakan yang lebih tepat untuk menjaga kelestariannya,” ujar Retno dalam sambutannya.
Lebih lanjut, Retno menekankan bahwa kegiatan ini tidak hanya sebagai forum koordinasi, tetapi juga menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan untuk berbagi pandangan dan strategi dalam menghadapi tantangan pelestarian bahasa dan sastra daerah di tengah dinamika sosial yang terus berkembang.
Kegiatan ini bertujuan untuk menyusun peta kebhinekaan bahasa dan sastra, dengan fokus pada dua bahasa daerah utama di Jawa Timur, yakni bahasa Jawa dialek Using dan bahasa Madura. Diskusi kelompok terpumpun yang diadakan menjadi forum penting untuk menyamakan pemahaman dan memperjelas langkah-langkah dalam penyusunan peta kebhinekaan tersebut, sekaligus untuk menyusun instrumen yang diperlukan dalam proses pemetaan.
Seluruh tim teknis yang berfokus pada kebahasaan dan kesastraan di Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur terlibat aktif dalam kegiatan ini. Dalam kegiatan tersebut, Eri Setyowati dan Lisa Misliani, yang berperan sebagai Widyabasa di Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, diundang sebagai narasumber utama. Eri menyampaikan materi mengenai tujuan, tahapan proses, hasil yang diharapkan, pembiayaan, serta pedoman dan petunjuk teknis dalam penyusunan Peta Kebhinekaan Bahasa dan Sastra. Sementara itu, Lisa memberikan penjelasan lebih mendalam mengenai prosedur pemetaan sastra. Keduanya menyampaikan materi secari daring melalui zoom.
Pemetaan Kebhinekaan Bahasa dan Sastra bukanlah hal baru bagi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Sejak tahun 2006, pemetaan bahasa telah dilaksanakan secara terstruktur dengan hasil yang memuaskan. Namun, pemutakhiran data dan pemetaan dialek bahasa, sastra, dan aksara yang belum sempat dilakukan sebelumnya menjadi salah satu tujuan utama kegiatan ini. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat lebih memperkaya peta kebhinekaan bahasa dan sastra di Provinsi Jawa Timur serta memberikan kontribusi penting bagi pelestarian dan pengembangan budaya bahasa daerah di Jawa Timur.