Heru Sang Amurwabhumi adalah nama pena penulis Heru Widayanto, kelahiran Dusun Sugih Waras, Rejoso, Nganjuk, Jawa Timur, 14 Oktober 1979. Sang Amurwabhumi adalah gelar dari Ken Arok, pendiri Kerajaan Singasari yang diidolakannya. Ketua Komunitas Pegiat Literasi Nganjuk (Kopling) ini mulai gemar menulis cerpen dan puisi sejak SMP melalui majalah dinding sekolah.
Dalam dirinya mengalir darah seni dari ibunya yang seorang sinden dan kedua kakeknya yang menjadi dalang. Seiring waktu dan bertambahnya pengalaman hidup, penggemar wayang kulit ini mulai memberanikan diri mengikuti kontes penulisan cerpen pada tahun 2016. Dua tahun kemudian, , ia menjadi juara dua Lomba Menulis Cerpen Tingkat Nasional 2018 oleh Jejak Publisher. Selanjutnya Juara Harapan I Sayembara Bunga Tunjung Biru 2019, terpilih sebagai salah satu Emerging Writer di Ubud Writers & Readers Festival 2019 serta cerpenis terpilih Platform Indonesia Kemendikbud 2019. Rentetan prestasinya berlanjut saat menjadi Pemenang Kompetisi Menulis GP Ansor-Ditjen PAI Kemenag 2020, Juara 1 Lomba Cipta Puisi Nasional T-Zone Publisher 2020, juara pertama Lomba Cerpen Tingkat Nasional MJS Publisher 2020, Juara I Kompetisi Cerpen Se-Jawa Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Universitas Ronggolawe Tuban 2020, dan Cerpenis terpilih Kemenparekraf 2020. Selain dimuat di berbagai media cetak dan daring, beberapa cerpennya telah dibukukan. Karya terbaru pendiri Sanggar Omah Sastra ini diluncurkan medio tahun 2024 lalu berupa kumpulan cerpen budaya Maha Pralaya Bubat.
Heru begitu terinspirasi dengan Kang Damar Shasangka, Langit Kresna Hariadi, dan Makinuddin Samin karena dinilainya konsisten mengangkat tema sejarah dan sufisme Jawa dalam karyanya. Saat ini, Heru sedang menyelesaikan sebuah novel sejarah, kumpulan cerpen,dan buku kumpulan puisi.
Sumber : menaramadinah.com, diolah
Foto : https://www.facebook.com/catatansangmahadewa