Legenda Sendang Made

Mitos seputar Sendang Made di Desa Made, Kecamatan Kudu, Kab. Jombang, Jawa Timur telah ada sejak lama, tetapi masyarakat lokal sendiri tidak banyak mengetahui asal-usulnya. Sejak kecil, mereka telah mengenal keberadaan sendang tersebut melalui cerita turun-temurun dari orang tua dan leluhur mereka.

Di balik tempat adem dan asri ini ternyata menyimpan cerita tutur yang melegenda dan diyakini sebagian orang bahwa Raja Airlangga, pendiri Kerajaan Kahuripan atau Daha atau Panjalu menjadikan Sendang Made sebagai tempat pelarian. Konon, Airlangga pernah bersembunyi selama tiga tahun di Sendang Made. Airlangga yang baru berusia 16 tahun menikah dengan Galuh Sekar, putri Dharmawangsa Tguh yang tak lain pamannya sendiri. Dharmawangsa Tguh merupakan penguasa Kerajaan Medang yang berpusat di Watan, sekarang diperkirakan menjadi wilayah Maospati, Magetan.Sedangkan Airlangga putra Raja Udayana dan Mahendradatta. Ayahnya Raja Bedahulu di Gianyar, Bali dari Wangsa Warmadewa. Ibunya putri Raja Sri Makutawangsawardhana, penguasa Kerajaan Medang periode Jatim dari Wangsa Isyana. Makutawangsawardhana merupakan cucu Mpu Sindok, raja pertama Kerajaan Medang periode Jatim yang berkuasa pada 929-947 masehi.

Saat pernikahan Airlangga berlangsung di ibu kota Kerajaan Medang, terjadi pemberontakan Raja Wurawari yang bersekutu dengan Sriwijaya. Terjadi peperangan dahsyat, kerajaan Dharmawangsa Tguh dibakar sampai habis dan Dharmawangsa meninggal dunia. Dalam huru hara itu, Raja Airlangga dan istrinya berhasil kabur bersama pembantunya, Mpu Narotama, beberapa dayang atau gadis pelayan istana dan prajurit. Mereka sempat bersembunyi di beberapa hutan pegunungan. Seperti Wonogiri-Jateng, serta Gunung Wilis, Gunung Maskumambang dan Gunung Klotok di Kediri. Mereka terus pindah ke timur sampai di Gunung Pucangan atau Gunung Paguwat. Airlangga berganti nama menjadi Mbah Joyo untuk menyamar sambil mengamen.

Airlangga konon tinggal selama 3 tahun di Sendang Made. Pendiri Kerajaan Kahuripan itu bertapa, menimba ilmu dari gurunya, Mbah Jenggot dan menyusun kekuatan di tempat ini. Ia lantas naik tahta pada tahun 1009-1042 masehi. Terdapat tujuh sendang di Sendang Made yang airnya jernih dan segar yakni Drajat, Condong, Kamulyan, Pangilon, Gede, Pomben, dan Payung.

Dahulu, masyarakat Desa Made kerap datang ke sendang untuk mengambil air yang mereka yakini memiliki manfaat besar. Namun, seiring waktu, kebiasaan ini mulai berkurang karena mereka percaya bahwa air sendang telah menyatu dengan sumber air di rumah masing-masing, sehingga mereka tidak lagi merasa perlu untuk mengambil air langsung dari sendang. (mon, han)

Sumber : Amalia Masturina, Makna Sendang Made Bagi Masyarakat Desa Made Kecamatan Kudu Kabupaten Jombang (2016); detik.com/jatim, diolah.
Foto  :  detik.com/jatim

 

Bookmark the permalink.

Comments are closed.