Rapat Persiapan Kegiatan Penyuluhan Sastra di Mojokerto

Rabu, 9 April 2025, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim) melaksanakan rapat Persiapan Panitia Kegiatan Penyuluhan Sastra di Mojokerto. Kegiatan rapat ini dilaksanakan di Ruang Rapat Ki Hajar Dewantara dan dihadiri oleh Kepala BBP Jatim, Puji Retno Hardiningtyas, dan panitia kegiatan Penyuluhan Sastra di Mojokerto: Andi Asmara, Yulitin Sungkowati, Dian Roesmiati, Balok Safarudin, Budi Aries Santosa, Oktavia Vidiyanti, dan Adi Syaiful Mukhtar.

Dalam arahannya, Retno menyampaikan arah dan tujuan rapat. Retno menekankan bahwa pertemuan ini bukan hanya sebatas koordinasi teknis, tetapi juga menjadi wadah untuk mengukur sejauh mana kesiapan panitia dalam menyelenggarakan kegiatan penting tersebut.

“Rapat hari ini kita manfaatkan untuk melihat secara menyeluruh sejauh mana persiapan kita dalam kegiatan Penyuluhan Sastra di Mojokerto. Mulai dari teknis acara, kesiapan materi, narasumber, hingga persiapan yang lainnya. Semua harus kita pastikan berjalan dengan matang karena kegiatan ini bukan hanya seremonial, tetapi juga bentuk tanggung jawab kita dalam menyebarluaskan pemahaman dan kecintaan terhadap sastra kepada masyarakat luas,” ujar Retno.

Selama rapat berlangsung, panitia menyampaikan progres dari tugas masing-masing. Mulai dari pemilihan lokasi di Mojokerto yang dipastikan mudah dijangkau oleh peserta dari berbagai daerah, hingga kesiapan materi penyuluhan yang akan menyasar berbagai kelompok sasaran, seperti guru bahasa Indonesia, pegiat komunitas sastra lokal, hingga pelajar.

Perwakilan panitia, Andi Asmara, melaporkan bahwa koordinasi dengan pihak lokal di Mojokerto sudah berjalan lancar. Tempat penyuluhan telah ditentukan dan dinilai representatif. Sementara itu, perwakilan panitia yang lain, Dian Roesmiati menambahkan bahwa daftar calon peserta telah dikumpulkan dan akan segera diverifikasi untuk memastikan keberagaman latar belakang peserta sesuai dengan target kegiatan.

Tidak hanya persiapan panitia, rapat ini juga membahas pendekatan substansi dalam penyuluhan. Perwakilan panitia yang lain, Adi Syaiful Mukhtar, mengusulkan agar metode penyampaian materi bersifat interaktif serta diselingi dengan sesi diskusi kelompok agar peserta lebih aktif dan terlibat secara emosional dalam proses belajar.

Selain teknis dan substansi, aspek publikasi dan dokumentasi juga menjadi perhatian. Balok Safarudin dan Oktavia Vidiyanti menyampaikan strategi promosi yang akan dilakukan di media sosial dan jaringan komunitas, agar informasi kegiatan ini dapat menjangkau lebih banyak masyarakat sekaligus menjadi ajang promosi gerakan literasi yang lebih luas.

Sebagai penutup, Retno kembali mengingatkan pentingnya kerja kolaboratif dan dedikasi tinggi dari seluruh panitia. Retno menegaskan bahwa kegiatan penyuluhan ini bukan hanya milik Balai Bahasa semata, tetapi milik semua pihak yang peduli terhadap kelestarian sastra Indonesia, khususnya di ranah lokal seperti Mojokerto.

“Mari kita jalankan amanah ini dengan sungguh-sungguh. Sastra adalah cermin budaya, dan dengan kegiatan ini kita turut merawat jati diri bangsa,” tutupnya. Rapat panitia kegiatan Penyuluhan Sastra di Mojokerto ditutup dengan kesepakatan sejumlah agenda lanjutan yang akan segera ditindaklanjuti, baik secara daring maupun luring.

 

Bookmark the permalink.

Comments are closed.