Menyemai Inspirasi Lewat Sastra: Refleksi Penyuluhan Sastra di Mojokerto

Memasuki hari kedua, pada 17 April 2025, kegiatan Penyuluhan Sastra yang diinisiasi oleh KKLP Pembinaan Bahasa dan Hukum BBP Jatim semakin intens dengan kehadiran narasumber, Dr. M. Shoim Anwar, M.Pd., seorang dosen sekaligus penulis cerpen yang produktif. Dalam sesi bertajuk “Apresiasi dan Pembelajaran Cerpen”, Shoim membawa semangat baru dalam memahami cerita pendek. Dengan penuh semangat dan gaya tutur yang khas, Shoim Anwar mengajak para guru untuk tidak sekadar membaca cerpen sebagai tugas ajar, tetapi sebagai ruang kontemplasi dan penciptaan nilai. Ia juga berbagi metode pembelajaran cerpen yang menekankan pentingnya keterlibatan emosi, interpretasi makna, serta keberanian siswa dalam menulis dan menciptakan cerita sendiri.

Melalui ketiga sesi utama ini, para peserta tidak hanya mendapatkan materi yang informatif, tetapi juga terinspirasi untuk menghidupkan kembali pembelajaran sastra yang lebih kreatif, ekspresif, dan membumi. Banyak dari mereka menyampaikan betapa kegiatan ini menyentuh sisi emosional dan intelektual mereka sebagai pendidik.

Kegiatan penyuluhan ini secara resmi ditutup pada sore hari, 17 April 2025, oleh Dr. Puji Retno Hardiningtyas, M.Hum., Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur. Dalam sambutannya, Retno menyampaikan apresiasi atas semangat para guru yang tetap ingin berkembang dan belajar. Ia juga menekankan bahwa guru bukan hanya pengajar, tetapi juga kreator budaya literasi yang dapat menorehkan jejak lewat karya tulis. “Jangan pernah berhenti menulis karena tulisan kita bisa hidup lebih lama daripada usia kita sendiri,” ujarnya.

Retno juga mendorong para guru untuk menjadi agen literasi di sekolah masing-masing, menularkan semangat membaca dan menulis kepada para siswa, serta memperkuat karakter mereka melalui karya sastra yang sarat nilai-nilai kemanusiaan, kebijaksanaan, dan kearifan lokal.

Kegiatan penyuluhan ini mendapat sambutan luar biasa dari peserta. Banyak dari mereka merasa termotivasi untuk kembali aktif menulis, baik dalam bentuk puisi, cerpen, maupun esai. Mereka juga mengaku mendapat pendekatan-pendekatan baru dalam mengajar sastra di kelas yang lebih menyenangkan dan relevan dengan kondisi siswa saat ini.

“Rasanya seperti disegarkan kembali,” ujar salah seorang guru peserta. “Bukan hanya dari sisi materi, tetapi juga dari semangat untuk terus berkarya dan menginspirasi.”

Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa literasi dan sastra tetap memiliki tempat penting dalam dunia pendidikan, terlebih jika ditopang oleh sinergi yang kuat antara lembaga pemerintah seperti Balai Bahasa dan para pendidik di lapangan. (ASM dan MNK)

Bookmark the permalink.

Comments are closed.