Kamis, 17 April 2025, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung peningkatan kemahiran berbahasa Indonesia melalui penyelenggaraan Rapat Persiapan Kegiatan Pendampingan dan Pelaksanaan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). Kegiatan ini dilaksanakan secara daring dan melibatkan seluruh jajaran tim panitia dari Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) UKBI. Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Kepala BBP Jatim, Puji Retno Hardiningtyas, yang memberikan arahan.
Meskipun berlangsung secara virtual, rapat tetap berjalan dengan tertib dan penuh semangat. Suasana serius, tetapi hangat terasa sejak awal, menggambarkan antusiasme seluruh peserta untuk menyukseskan agenda besar pendampingan dan pelaksanaan UKBI tahun 2025. Kegiatan ini menjadi bagian penting dalam menyokong target nasional peningkatan literasi bahasa, sekaligus memperluas jangkauan manfaat UKBI kepada seluruh lapisan masyarakat di Jawa Timur.
Dalam sambutannya, Puji Retno Hardiningtyas menegaskan pentingnya peran panitia sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan kegiatan. Retno menekankan bahwa keberhasilan kegiatan UKBI tidak hanya ditentukan oleh pelaksana teknis, tetapi juga oleh soliditas, koordinasi, dan kesiapan dari setiap unsur panitia yang terlibat.
“Kegiatan pendampingan dan pelaksanaan UKBI tahun ini memiliki makna strategis karena menjadi salah satu wujud nyata kontribusi kita dalam menjaga, merawat, dan menguatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Untuk itu, saya berharap panitia dapat bekerja secara optimal, saling mendukung, dan memiliki komitmen yang sama untuk memastikan setiap tahap kegiatan berjalan dengan lancar, terukur, dan berdampak positif,” ujar Retno dalam arahannya.
Lebih lanjut, Retno juga menyampaikan bahwa BBP Jatim akan terus bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, institusi pendidikan, dan komunitas literasi dalam menyukseskan pelaksanaan UKBI. Retno berharap kegiatan ini tidak hanya bersifat seremonial, tetapi benar-benar menjadi sarana peningkatan kualitas kebahasaan masyarakat.
“UKBI bukan sekadar tes, tetapi alat ukur kemampuan berbahasa kita, dan sekaligus cermin dari keseriusan bangsa dalam memelihara bahasa Indonesia. Oleh karena itu, pendampingan UKBI harus dilaksanakan dengan pendekatan yang inklusif, edukatif, dan membangun semangat kebahasaan di seluruh lini,” imbuhnya.
Setelah sambutan, rapat dilanjutkan dengan pemaparan teknis oleh tim KKLP UKBI mengenai rencana jadwal kegiatan, pembagian tugas panitia, serta strategi pelibatan peserta dari berbagai kalangan. Beberapa penyesuaian dilakukan untuk memastikan kegiatan tetap adaptif terhadap dinamika di lapangan. Diskusi berjalan interaktif, dan berbagai masukan konstruktif muncul dari para peserta rapat, mulai dari aspek teknis penyelenggaraan hingga penguatan strategi sosialisasi ke sekolah dan instansi.
Rapat ini menjadi langkah awal yang penting dalam memastikan seluruh elemen pendukung pelaksanaan UKBI berada dalam satu frekuensi gerak. Diharapkan, melalui pendampingan yang terstruktur dan pelaksanaan yang profesional, kegiatan UKBI dapat menjangkau lebih luas, memberi dampak lebih besar, serta mengukuhkan posisi bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang unggul dan bermartabat.
Dengan semangat kolaboratif dan rasa cinta terhadap bahasa Indonesia, BBP Jatim siap menjadi garda terdepan dalam menyukseskan UKBI Adaptif di Jawa Timur. Rapat persiapan ini bukan hanya soal logistik dan teknis, tetapi juga menjadi simbol dari gerakan kebahasaan yang lebih besar dan menjaga kedaulatan bahasa nasional dan menanamkannya kuat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. (MNK)