Dari Rapat ke Aksi: Sinergi Panitia dalam Menyusun Modul Bahan Ajar Revitalisasi Bahasa Daerah

Jumat, 18 April 2025, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim) melalui Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Pemodernan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra melaksanakan rapat persiapan kegiatan Penyusunan Modul Bahan Ajar Revitalisasi Bahasa Daerah secara daring. Rapat dimulai pukul 09.00 WIB dan dipimpin oleh Kepala BBP Jatim, Puji Retno Hardiningtyas, yang membuka pertemuan dengan sambutan hangat dan pemaparan singkat mengenai urgensi serta latar belakang kegiatan ini. Dalam arahannya, Retno menegaskan bahwa penyusunan modul bahan ajar ini merupakan langkah strategis yang tidak hanya berfungsi sebagai media pembelajaran, tetapi juga sebagai sarana pelindungan bahasa-bahasa daerah yang mulai terpinggirkan di tengah arus globalisasi.

“Modul bahan ajar yang akan kita susun bukan sekadar panduan belajar bagi siswa, tetapi juga jembatan pelestarian budaya. Kita ingin bahasa daerah tetap hidup dan digunakan secara aktif di kalangan generasi muda,” ujar Retno. Retno juga menekankan bahwa modul yang akan disusun harus kontekstual, komunikatif, dan mampu mengakomodasi keragaman dialek serta kekayaan budaya lokal di tiap-tiap daerah sasaran revitalisasi.

Dalam rapat ini, turut hadir panitia kegiatan yang terdiri atas Naila Nilofar, Yulitin Sungkowati, Oktavia Vidiyanti, Balok Safarudin, dan Mohamad Subchan Sholeh. Sementara itu, Kasubbag Umum, Ary Setyorini, dan tim keuangan, Indah Puspita Sari, Listya Kanda Dewi, dan Indri Novi Harawati juga hadir untuk memastikan segala kebutuhan anggaran kegiatan dapat dikelola secara tepat dan transparan.

Tiap-tiap anggota panitia menyampaikan perkembangan persiapan yang telah dilakukan secara terperinci. Naila Nilofar, yang bertanggung jawab dalam penyusunan modul menjelaskan bahwa draft awal modul bahan ajar telah berhasil disusun dan kini memasuki tahap penyempurnaan. Dalam proses penyusunannya, Naila tidak hanya merujuk pada dokumen revitalisasi bahasa daerah yang telah ada sebelumnya, tetapi juga melakukan kajian mendalam terhadap praktik baik dari daerah-daerah lain yang telah berhasil melaksanakan program serupa.

Rapat ditutup dengan kesepakatan jadwal kerja tiap-tiap tim, termasuk tenggat waktu penyelesaian modul tahap pertama yang ditargetkan rampung dalam waktu satu bulan ke depan. Retno berharap semangat kolaboratif dan komitmen tinggi seluruh tim dapat menjadi pondasi kuat dalam mewujudkan modul bahan ajar yang berkualitas dan berdampak nyata bagi keberlangsungan bahasa daerah di Jawa Timur.

“Ini bukan hanya soal proyek, tetapi tentang warisan budaya yang harus kita jaga bersama. Mari kita jadikan bahasa daerah bukan hanya sebagai identitas, tapi juga sebagai kekuatan,” pungkas Retno menutup rapat kali ini. (NN dan MNK)

Bookmark the permalink.

Comments are closed.