Diskusi Penyusunan Modul Bahan Ajar Bahasa Madura dan Jawa Dialek Using

Selasa, 22 April 2025, Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Pemodernan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra (Molinbasra) Balai Bahasa Provinsi Jatim menyelenggarakan kegiatan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Penyusunan Modul Bahan Ajar Bahasa Madura dan bahasa Jawa dialek Using secara daring. Diskusi ini diikuti 23 peserta yang terdiri atas akademisi, pegiat bahasa daerah, guru, dan praktisi literasi bahasa daerah dari Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jatim, Puji Retno Hardiningtyas, membuka kegiatan ini bersama dengan tim KKLP Molinbasra: Naila Nilofar, Yulitin Sungkowati, Balok Safarudin, dan Made Oktavia Vidiyanti.
Dalam sambutannya, Retno menyampaikan pentingnya kegiatan ini sebagai bentuk konkret tanggung jawab moral dan kelembagaan Balai Bahasa dalam menjaga eksistensi bahasa daerah. Retno menekankan bahwa penyusunan modul bahan ajar yang kontekstual dan adaptif sangat dibutuhkan dalam kegiatan revitalisasi bahasa, khususnya yang menyasar kelompok usia muda.
“Bahasa daerah adalah bagian dari identitas kita. Jika kita kehilangan bahasa, kita kehilangan sebagian dari jati diri kita. Maka dari itu, kegiatan penyusunan modul ini bukan sekadar akademik, tapi juga perjuangan kultural,” ujar Retno.
Retno juga meminta agar modul yang disusun memasukkan pahlawan nasional penggagas bahasa Indonesia M Tabrani, asal Pamekasan, Madura sebagai materi pembelajaran.
Selain itu, Retno juga menambahkan bahwa modul yang disusun harus mampu menjawab kebutuhan generasi saat ini, baik dari sisi isi, pendekatan pembelajaran, maupun media yang digunakan. Modul yang efektif adalah yang tidak hanya mengajarkan tata bahasa, tetapi juga menghidupkan kembali semangat mencintai bahasa ibu melalui cerita, nyanyian, dan praktik budaya seperti mendongeng, macapat, atau penulisan carakan.
Selanjutnya, Mustakim, wakil Dinas Pendidikan Jawa Timur, menyampaikan materi Praktik Baik Penggunaan Modul Bahan Ajar Bahasa Madura, sedangkan Kasi Peningkatan Mutu dan Pendidik Dinas Pendidikan Kab. Banyuwangi Erpandi menyampaikan materi Praktik Baik Penggunaan Modul Bahan Ajar Bahasa Jawa Dialek Using.
Pada sesi inti, dua Guru Besar Sastra Universitas Negeri Malang, Prof Imam Suyitno dan Prof Wahyudi Siswanto, menyampaikan secara bergantian materi Penyusunan Modul Bahan Ajar Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) dan Penyusunan Modul Bahan Ajar Sastra.
Selepas paparan materi, para peserta yang terdiri atas akademisi, pegiat bahasa daerah, guru, dan praktisi literasi berdiskusi dengan kedua narasumber.
Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam pengembangan bahan ajar RBD yang adaptif sehingga bahasa Madura dan Jawa dialek Using dapat terus hidup, berkembang, dan diwariskan dari generasi ke generasi dengan cara yang menyenangkan dan bermakna. (NN dan MNK)

Bookmark the permalink.

Comments are closed.