Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, melalui Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Perkamusan dan Peristilahan, terus menunjukkan komitmennya dalam pelestarian dan pengembangan bahasa daerah. Salah satu upaya konkret yang dilakukan adalah kegiatan Pengambilan Data Kamus Ungkapan Bahasa Madura yang dilaksanakan di Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura. Kegiatan ini berlangsung selama empat hari, mulai Selasa hingga Jumat, tanggal 22–25 April 2025.
Tim yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri atas tiga anggota KKLP Perkamusan dan Peristilahan yang sudah berpengalaman di bidangnya, yaitu Puspa Ruriana, Yuyun Kartini, dan Adista Nur Primantari. Mereka bertugas mengumpulkan data secara langsung di lapangan dengan pendekatan ilmiah, kolaboratif, dan partisipatif.
Pada hari pertama, Selasa, 22 April 2025, tim memulai kegiatan dengan mengunjungi Universitas Trunojoyo Madura (UTM), kampus negeri yang menjadi pusat pengkajian budaya dan bahasa Madura. Di sana, tim bertemu dengan narasumber ahli, yaitu Pak Iqbal Nurul Azhar, Ph.D., seorang dosen dan peneliti yang dikenal luas melalui karya-karyanya mengenai kebudayaan Madura. Dalam sesi wawancara yang berlangsung hangat dan mendalam, Pak Iqbal menjelaskan berbagai jenis ungkapan dalam bahasa Madura, termasuk bentuk, makna, serta konteks penggunaannya. Tidak hanya itu, beliau juga membagikan kutipan-kutipan dari karya tulisnya yang relevan dan menjadi landasan penting dalam penyusunan kamus ini. Pertemuan ini menjadi bekal awal yang sangat berharga dalam memperkaya konten dan substansi kamus ungkapan yang sedang disusun.
Masih di kampus yang sama, tim juga menemui informan berikutnya, Dr. Dinara Maya Julianti, yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya. Dengan latar belakang akademik yang kuat dan pengalaman penelitian yang luas, Dinara memberikan banyak informasi terkait studi-studi terdahulu mengenai ungkapan dalam bahasa Madura. Dinara juga merekomendasikan sejumlah sumber pustaka yang memuat data-data penting, serta membagikan beberapa kutipan dan referensi yang akan sangat membantu dalam validasi data yang dikumpulkan.
Pada hari kedua, Rabu, 23 April 2025, tim KKLP KI mendatangi narasumber bernama Bapak Hidrochin Sabarudin yang merupakan seorang budayawan Madura. Dari narasumber ini, diperoleh informasi sejumlah ungkapan dan sanepa bahasa Madura yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ungkapan Mella matana gherrang ‘Seperti mata ikan asin (melotot tapi tidak dapat melihat)’ yang digunakan untuk merujuk pada orang yang cuek atau tidak peduli. Selain mendatangi narasumber, tim juga menemui informan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bangkalan bernama Dedy Kuriawan dan Moh. Fatah. Dari kedua informan tersebut diperoleh beberapa ungkapan berupa peribahasa yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Madura. Tim juga memperoleh beberapa buku referensi dari perpustakaan yang berisi ungkapan berbahasa Madura sehingga makin menambah data ungkapan untuk penyusunan Kamus Ungkapan Bahasa Madura.
Hari ketiga, Kamis, 24 April 2025, tim kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Perkamusan dan Peristilahan melakukan kegiatan Pengambilan Data Kamus Ungkapan Bahasa Madura di Kabupaten Bangkalan. Pada hari ketiga ini, tim KKLP KI mendatangi narasumber bernama Drs. Marsan yang merupakan seorang pewara bahasa Madura. Dari narasumber ini, diperoleh informasi banyak ungkapan dan kata kiasan bahasa Madura yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ungkapan Angoan pote tolang etembhang pote mata ‘Lebih baik putih tulang daripada putih mata’ yang mengandung pandangan hidup orang Madura yang menganggap harga diri adalah hal yang dijunjung tinggi. Hal ini bermakna daripada harga diri atau keluarganya malu, dia lebih baik mati. Selain mendatangi narasumber, tim juga menemui informan penutur jati bahasa Madura yang bertempat tinggal di Bangkalan bernama Mahmud. Dari informan tersebut diperoleh beberapa ungkapan berupa peribahasa yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Madura. Tim juga memperoleh beberapa buku referensi dari narasumber berjudul Malathe Pote yang berisi ungkapan berbahasa Madura sehingga makin menambah data ungkapan untuk penyusunan Kamus Ungkapan Bahasa Madura.
Hari keempat, Jumat, 25 April 2025, tim kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Perkamusan dan Peristilahan melakukan kegiatan Pengambilan Data Kamus Ungkapan Bahasa Madura di Kabupaten Bangkalan. Pada hari keempat atau hari terakhir jadwal pengambilan data kamus, tim KKLP KI mendatangi informan bernama Roro Supiatun atau Bu Supik. Beliau merupakan salah satu pengusaha batik tulis yang terkenal di Bangkalan, Madura. Dari informan ini, diperoleh banyak tulisan ungkapan bahasa Madura yang ditampilkan di tembok rumahnya. Beberapa tulisan tersebut antara lain: orèng ngantuk èjhuluwi bhântal (ditawari sesuatu yang sedang dibutuhkan), kala lo’ majâr mennang ngaot (dicoba tidak merugi, jika menang mendapat keuntungan), bua ghâgghâr lo’ jhâu dâri bhungkanah (tabiat dan perilaku anak tidak beda jauh dari orang tuanya), dan sebagainya. Selain mendapat data yang diperoleh dari tulisan yang tertempel di tembok, tim juga mendapat banyak ungkapan berbahasa Madura dari informan tersebut. Dengan demikian, semakin bertambah banyak data yang diperoleh untuk penyusunan Kamus Ungkapan Bahasa Madura.
Kegiatan ini tidak hanya menghasilkan kumpulan data berharga untuk penyusunan kamus, tetapi juga memperkuat jaringan kerja antara Balai Bahasa, akademisi, budayawan, dan masyarakat lokal. Dengan demikian, proyek ini menjadi langkah nyata dalam merawat kearifan lokal dan menjembatani pelestarian bahasa dengan upaya dokumentasi ilmiah yang berkelanjutan. (ANP, PR, dan MNK)