BBP Jatim Bersinergi dengan DPW Pepari Gelar Pelatihan Bahasa Jawa dalam Upacara Adat Siraman Pengantin

Rabu, 30 April 2025, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim) kembali menunjukkan komitmennya dalam pelestarian bahasa daerah melalui kerja sama dengan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Persatuan Pambiwara Indonesia (Pepari) Jawa Timur. Pada hari ini, BBP Jatim memenuhi undangan dari DPW Pepari Jatim dalam kegiatan bertajuk Peragaan dan Pelatihan Berbahasa Jawa Tata Cara Upacara Siraman Pengantin Gaya Surakarta dan Yogyakarta bagi Pewara, Perias, dan Umum.

Acara yang berlangsung di Aula Cut Nyak Dien BBP Jatim ini menjadi kegiatan penting untuk memperkuat peran bahasa Jawa dalam konteks budaya pernikahan adat, khususnya tata upacara siraman. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kasubbag Umum BBP Jatim (Ary Setyorini) dengan didampingi oleh Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Penerjemahan (Dalwiningsih) dan KKLP Perkamusan dan Peristilahan (Adista Nur Primantari).

Dalam sambutannya, Ary menyampaikan pentingnya menjaga kesinambungan bahasa daerah melalui medium yang hidup dan kontekstual, seperti dalam upacara adat. Ary menekankan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu wujud nyata kolaborasi antara lembaga kebahasaan dan komunitas pelestari budaya.

“Bahasa Jawa bukan hanya soal kosakata dan tata bahasa, tetapi juga jiwa dan identitas budaya. Melalui pelatihan seperti ini, kita tidak hanya mengajarkan bahasa, tetapi juga membangkitkan rasa bangga terhadap warisan leluhur,” ujar Ary Setyorini dalam sambutannya.

Lebih lanjut, Ary mengajak seluruh peserta untuk menjadi agen pelestari bahasa Jawa di lingkungan masing-masing. Ary juga mengapresiasi DPW Pepari Jatim atas inisiatif yang dianggap sangat relevan dan tepat sasaran dalam konteks pelestarian bahasa melalui tradisi.

Ketua DPW Pepari Jawa Timur, Rachmat Budi Utomo, turut hadir untuk memberikan sambutan pembukaan. Dalam paparannya, Budi menegaskan bahwa pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan kualitas para pewara dan perias dalam menyampaikan narasi budaya dengan bahasa Jawa yang baik dan benar, khususnya dalam upacara siraman yang sarat makna filosofis.

“Pewara dan perias bukan sekadar pelengkap upacara. Mereka adalah penjaga narasi budaya. Jika bahasanya keliru, makna yang disampaikan pun dapat meleset. Oleh karena itu, pelatihan ini penting untuk menjaga keaslian dan keindahan tutur dalam setiap rangkaian upacara,” ujar Budi.

Kegiatan ini mendapat antusiasme tinggi dari para peserta yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur. Para peserta tidak hanya mendapatkan materi teoretis tentang perbedaan upacara siraman gaya Surakarta dan Yogyakarta, tetapi juga praktik langsung dalam menyusun dan menyampaikan tuturan adat yang tepat secara etika dan estetika budayanya. Melalui materi yang disampaikan oleh narasumber Bapak Rachmat Budi Utomo, KKLP Kamus dan Istilah juga mencatat sejumlah kosakata bahasa Jawa bermuatan budaya yang akan dimasukkan ke dalam Kamus Bahasa Jawa Timur (Kasada) dan diusulkan ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dengan terselenggaranya kegiatan ini, BBP Jatim dan DPW Pepari berharap dapat terus menjalin kolaborasi serupa di masa mendatang, sebagai bagian dari upaya bersama dalam merawat dan menghidupkan bahasa Jawa dalam ruang-ruang budaya yang autentik. (ANP)

Bookmark the permalink.

Comments are closed.