Mashdar Zainal, Sastrawan Pengagum Rempah

Mashdar Zainal adalah nama pena  Darwanto, sastrawan kelahiran Madiun, Jawa Timur, 15 April 1984. Alumnus Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang ini aktif menulis cerita pendek (cerpen) dan novel sejak 2009. Selain itu, ia juga suka menulis puisi dan prosa. Suami dari Uswatun Hasanah ini mengungkapkan, ketertarikannya menulis baru tumbuh semasa kuliah.

”Kalau ke perpustakaan, seharusnya cari buku mata kuliah. Eh, saya malah cari novel,” ujarnya.

Mashdar mulai menekuni menulis pada 2010. Ia aktif menulis cerita pendek (cerpen) dan novel. Selain itu, ia juga suka menulis puisi dan prosa. Tulisannya tersiar di beberapa media cetak seperti Kompas, Jawa Pos, Koran Tempo, Republika, Media Indonesia, dan Majalah Horison serta media daring. Cerpennya masuk dalam buku 20 Tahun Cerpen Pilihan Kompas (2012), buku Cerpen Pilihan Kompas tahun 2016, 2018, 2021, 2022 dan 2023.

Hingga saat ini, penggemar Buya Hamka ini telah memiliki ratusan karya cerpen, sejumlah novel solo, puluhan antologi serta buku kumpulan cerpen. Novel Zalzalah menjadi karya pertamanya yang diterbitkan pada  2010. Karya novel berikutnya adalah Iktiraf Sekuntum Melati (2012), Dan Burung Burung pun Pulang ke Sarangnya (2014), Garnish (2016), Sawitri dan Tujuh Pohon Kelahiran (2018),  dan Kartamani, Riwayat Gelap dari Bonggol Pohon (2020). Karya lainnya berupa buku kumpulan cerpen (kumcer) Alona Ingin Menjadi Serangga (2015), Dongeng Pendek Tentang Kota Kota Dalam Kepala (2017), Gelak Tawa di Rumah Duka (2020), Bapak Menjadi Anjing (2020), dan Musim di Rambut Ibu (2024).

Berbagai pencapaian telah diraih Mashdar dari tulisannya. Kumcer Lumpur Tuhan mendapat Penghargaan Sayembara Sastra Kategori Prosa Dewan Kesenian Jawa Timur tahun 2017. Pada tahun yang sama, karya ceritanya Alona Ingin Menjadi Serangga terpilih sebagai satu dari lima penerima Penghargaan Acarya Sastra bagi Pendidik dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek. Berselang lima tahun, guru sebuah SD swasta di Kota Malang ini terpilih sebagai kolaborator pada festival tahunan tentang sastra, seni dan religi nusantara, Borobudur Writers & Cultural Festival di Kawasan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Pada tahun 2023, cerita anak karyanya lolos seleksi naskah buku cerita anak Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur.

Selain suka menulis, guru sebuah SD swasta di Kota Malang ini juga pengagum rempah hingga mengoleksinya. 

“Bagi saya, rempah adalah hal yang sangat keren, filosofis, dan agamis. Dalam Alquran juga disebutkan tentang keajaiban rempah. Tuhan menciptakan rempah itu ajaib dan dengan aroma yang berbeda. Misalnya kita mau masak tinggal comot rempah, nanti bisa menemukan rasa yang baru lagi,” jelasnya seperti dikutip dari tribunnews.com.

Mashdar lantas menceritakan kebiasannya memasukkan rempah ke dalam masakan. Ibarat penulis meracik bumbu-bumbu untuk tulisan, rempah juga begitu. Rempah punya aroma yang menenangkan. Bahkan. rempah dari murid Mashdar yang dipamerkan tiga tahun lalu masih disimpannya dengan baik. Seperti pala, cengkih, adas, kayu manis, bunga lawang, dan lainnya.

“Saya biasa mencampurkan rempah ke dalam masakan. Misalnya saat masak gulai ditambah kayu manis atau bunga lawang. Rendang dikasih kapulaga. Minuman hangat seperti wedang uwuh, ditambah jahe, secang, dan serai. Hal-hal seperti itu menyenangkan, saya pikir rempah adalah keajaiban di dunia yang tidak banyak orang memperhatikan itu,” terangnya.

Suami Uswatun Hasanah itu juga menanam berbagai jenis rimpang di rumahnya. Membahas tentang rempah, kenangannya tentang sang ibu mendadak menyeruak dari pikirannya. Dia ingat ibunya dulu saat mencari kayu bakar juga membawa temu kunci. Aroma temu kunci itu begitu khas yakni aroma hutan, aroma khas musim penghujan, dan aroma khas kampungnya. Saat ibunya selesai mengupas bersih temu kunci itu ada bagian putih tunasnya yang biasa diolah untuk pecel dan urap. 

 

Sumber : jatim.tribunnews.com, malangposcomedia.id, diolah
Foto : malangposcomedia.id

Bookmark the permalink.

Comments are closed.