Implementasi Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan, BBP Jawa Timur Menghadiri Kegiatan Musikalisasi Puisi Multigenre 7 Penyair Nasional

Sabtu, 23 September 2023, Balai Bahasa Provinsi Jawa (BBP Jawa Timur) menghadiri undangan dari Komunitas Masyarakat Lumpur, Bangkalan, Madura. Undangan tersebut merupakan implementasi Surat Keputusan tentang Penetapan Calon Penerima Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan: Penguatan Komunitas Sastra Tahun 2023. Salah satu penerima bantuan pemerintah tersebut adalah Komunitas Masyarakat Lumpur. Kegiatan yang bertajuk Ghun-Tengghun Konser Musikalisasi Puisi Multigenre 7 Penyair Nasional tersebut digelar di Gedung Rato Ebuh, Bangkalan, Madura.

Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Kepala BBP Jawa Timur, Dr. Umi Kulsum, M.Hum. Selain itu, kegiatan tersebut juga dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangkalan, Bapak Mohammad Hasan Faisol, budayawan, dan sastrawan Bangkalan, serta generasi muda Bangkalan.

Kegiatan tersebut juga dimeriahkan oleh beberapa komunitas yang membawakan musikalisasi puisi dengan 7 genre. Puisi yang dibawakan berjudul (1) “Dengan Puisi Aku” karya Taufiq Ismail yang dibawakan oleh Sanggar Teater Mutiara Bangkalan, (2) “Pertemuan” karya Goenawan Muhammad yang dibawakan oleh Grup Siring Bangkalan, (3) “Ibu” karya D. Zawawi Imron yang dibawakan oleh Paguyuban Seni Kopi Lembah Arobaya, (4) “Senja di Pelabuhan” karya Chairil Anwar yang dibawakan oleh Band Musik Gen Oz, (5) “Kupanggil Namamu” karya WS. Rendra yang dibawakan oleh Band Slayer Rasta, (6) “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono yang dibawakan oleh Sanggar Tarara, dan (7) “Jembatan” karya Sutardji Calzoum Bachri yang dibawakan oleh Band HexAZ.

Penampilan-penampilan musikalisasi tersebut dibawakan sesuai dengan kreasi dan kreativitas komunitas. Tampilan musikalisasi tersebut ditampilkan dalam berbagai genre musik, yaitu klasik, pop, balada, rock, dangdut, blues, dan reggae. (Mon)

 

Maksimalkan Kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah, KKLP Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra Lakukan Pemantauan di Kabupaten Sumenep

Rabu, 20 September 2023, Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra (Linmod) Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur mengadakan kegiatan Pemantauan Revitalisasi Bahasa Daerah Madura Wilayah Sumenep.

Kegiatan tersebut merupakan salah satu dari rangkaian Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD), setelah kegiatan Pelatihan Guru Master. Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim) berkunjung ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumenep untuk menyampaikan laporan kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD), termasuk jumlah guru sejawat dan murid yang sudah mendapat pengimbasan dari guru master.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur juga menyampaikan tahapan selanjutnya, yaitu Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Kabupaten Sumenep, yang menjadi wewenang Pemda Kabupaten Sumenep, dan juga Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Provinsi yang akan dilaksanakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur pada tanggal 7 dan 8 November 2023 mendatang, yang dilanjutkan dengan selebrasi penampilan pemenang pada tanggal 9 November mendatang.

Selain menyampaikan tahapan tersebut, Kepala BBP Jatim juga berkesempatan menyaksikan hasil pengimbasan berupa penampilan tujuh materi dalam RBD, yaitu Penulisan Cerpen, Penulisan dan Pembacaan Puisi, Penampilan Komedi Tunggal, Pidato, Mendongeng, Menulis dan Membaca Aksara Daerah, dan Nembang dan ketujuh materi tersebut disampaikan dalam bahasa Madura.

Kegiatan pemantauan revitalisasi bahasa daerah tersebut dievaluasi oleh Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, yaitu Dian Palupi, M.Hum., Kepala BBP Jatim, Dr. Umi Kulsum, M.Hum., tim KKLP Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra, yaitu Dr. Oktavia Vidiyanti, M.Pd., Yulitin Sungkowati, M.Hum., Naila Nilofar, M.A., dan Balok Safarudin, M.Si., Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pamekasan, guru master, dan para undangan lainnya.

Kegiatan ini juga menjaring masukan dari para guru master dan juga guru sejawat serta Dinas Pendidikan untuk optimalisasi kegiatan RBD pada tahun mendatang. Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur juga menjaring kisah yang berkesan dari RBD untuk bahan penulisan seminovel yang akan dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (Mon)

Maksimalkan Kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah, KKLP Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra Lakukan Pemantauan di Kabupaten Pamekasan

Selasa, 19 September 2023, Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra (Linmod) Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur mengadakan kegiatan Pemantauan Revitalisasi Bahasa Daerah Madura Wilayah Pamekasan.

Kegiatan tersebut merupakan salah satu dari rangkaian Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD), setelah kegiatan Pelatihan Guru Master. Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim) berkunjung ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pamekasan untuk menyampaikan laporan kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD), termasuk jumlah guru sejawat dan murid yang sudah mendapat pengimbasan dari guru master.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur juga menyampaikan tahapan selanjutnya, yaitu Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Kabupaten Pamekasan, yang menjadi wewenang Pemda Kabupaten Pamekasan, dan juga Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Provinsi yang akan dilaksanakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur pada tanggal 7 dan 8 November 2023 mendatang, yang dilanjutkan dengan selebrasi penampilan pemenang pada tanggal 9 November mendatang.

Selain menyampaikan tahapan tersebut, Kepala BBP Jatim juga berkesempatan menyaksikan hasil pengimbasan berupa penampilan tujuh materi dalam RBD, yaitu Penulisan Cerpen, Penulisan dan Pembacaan Puisi, Penampilan Komedi Tunggal, Pidato, Mendongeng, Menulis dan Membaca Aksara Daerah, dan Nembang dan ketujuh materi tersebut disampaikan dalam bahasa Madura.

Kegiatan pemantauan revitalisasi bahasa daerah tersebut dievaluasi oleh Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, yaitu Dian Palupi, M.Hum., Kepala BBP Jatim, Dr. Umi Kulsum, M.Hum., tim KKLP Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra, yaitu Dr. Oktavia Vidiyanti, M.Pd., Yulitin Sungkowati, M.Hum., Naila Nilofar, M.A., dan Balok Safarudin, M.Si., Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pamekasan, guru master, dan para undangan lainnya.

Kegiatan ini juga menjaring masukan dari para guru master dan juga guru sejawat serta Dinas Pendidikan untuk optimalisasi kegiatan RBD pada tahun mendatang. Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur juga menjaring kisah yang berkesan dari RBD untuk bahan penulisan seminovel yang akan dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (Mon)

 

Raden Timur Budi, penyair dari Pulau Garam

Timur Budi Raja atau akrab dipanggil Timur adalah salah satu penyair dari pulau garam, Madura. Dalam diri Timur masih mengalir darah biru, terbukti dengan melekatnya gelar Raden di depan namanya. Sebagai penyair, Timur masih sangat muda usianya. Ia telah menulis sajak sejak kelas 4 SD. Selain menulis sajak dan prosa lirik, ia juga menulis beberapa naskah drama dan esai kebudayaan. Beberapa sajaknya telah memenangkan lomba cipta puisi. Tahun 1998, Timur memenangkan Lomba Cipta Puisi (LCP) se-Madura sebagai juara I. Timur juga menyutradarai beberapa pementasan teater, di antaranya Nyare Madura (2003) yaitu sebuah pementasan musik-teater di Unijoyo dalam rangka pertukaran budaya mahasiswa Oxford Madura. Hasil karyanya pertama kali dimuat tahun 1977 bergenre puisi dengan honorarium lima belas ribu rupiah.

Timur Budi Raja atau akrab dipanggil Timur adalah salah satu penyair dari pulau garam Madura. Dalam diri Timur masih mengalir darah biru, terbukti dengan melekatnya gelar raden di depan namanya. Sebagai penyair, Timur masih sangat muda usianya. Ia dilahirkan di Bangkalan, 1 Juni 1979. Darah seninya mengalir dari sang ayah, Syarifuddin Dea. Timur Budi Raja menikah dengan Salis Susmiati. Timur Budi Raja tahun 2002 tercatat sebagai mahasiswa jurusan Sosiologi Fakultas Hukum Unijoyo, Madura. Adapun Sekolah Dasar ditamatkan tahun 1993, Sekolah Menengah Pertama lulus tahun 1995, dan Sekolah Menengah Atas lulus tahun 1998. Timur Budi Raja aktif sebagai penyiar di Radio Swasta Amanna FM (2000—2001); sebagai penyiar di Radio Elbayu (2001); sebagai pengajar ekstrakurikuler Teater di SMANSAKA.

Saat ini, Timur menjabat sebagai Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Bangkalan dan aktivis di Komunitas Lingkar Sastra Junok. Bersama kawan-kawan dari beberapa daerah, dia menggagas keberadaan Masyarakat Sastra Luar Forum dan Poros Sastra. Timur mulai menulis sajak sejak kelas 4 SD. Selain menulis sajak dan prosa lirik, ia juga menulis beberapa naskah drama dan esai kebudayaan. Beberapa sajaknya telah memenangkan lomba cipta puisi.

Tahun 1998, Timur memenangkan Lomba Cipta Puisi (LCP) se-Madura sebagai juara I. Sajaknya “Biografi dari Beranda Sine” mendapatkan penghargaan dari YKSI (Yayasan Komunitas Sastra Indonesia-Jakarta) dalam lomba cipta puisi Anti Kekerasan se-Indonesia tahun 1998. Sajaknya “Sehabis Sore Ini” mendapatkan penghargaan “Purbacaraka Award” dari sanggar Purbacaraka Fakultas Sastra Udayana-Bali dalam LCP Nusantara tahun 2002. Sajak-sajak Timur Budi Raja pernah juga dimuat di Voice of Law (majalah kampus), Harian Surabaya Pos, Majalah Kidung (Dewan Kesenian Jawa Timur), Horison, Majalah MPA (Mimbar Pengajian Alam), Fajar (harian Sulawesi Selatan), Aliansi Budaya (Unhas-Makasar), Pewarta Siang, Buletin Penggak (Bali), Buletin Lorong (Surabaya), Radar-Jawa Pos (Madura), Harian Pedoman Rakyat, dan sebagainya.

Sajak-sajaknya juga pernah menjadi bagian dalam beberapa kumpulan puisi, di antaranya kumpulan puisi Akulah Mantera (1996), kumpulan puisi pemenang LCP se-Madura Mosshat (1998), kumpulan puisi Anak Beranak (1998), kumpulan puisi 46 penyair se-Jawa dan Bali Istana Loncatan (1998), kumpulan puisi penyair Jawa Timur Luka Waktu (1998), kumpulan puisi nomine LCP Anti Kekerasan YKSI Award Narasi 34 Jam (2001), kumpulan puisi penyair Bangkalan Osteophorosis (2001), kumpulan puisi penyair Madura Hidro Sefalus (2001), antologi Sastra Pelajar dalam Horison (2002), kumpulan puisi pemenang LCP sanggar Purwacaraka Award Ning (2002), kumpulan puisi Festival Seni Surabaya (FSS) Permohonan Hijau (2003), dan kumpulan puisi Festival Seni Surabaya (FSS) Penyair Jawa Timur (2004). Timur Budi Raja juga dikenal aktif di teater.

Dia pernah mengikuti lokakarya teater Ian Jarvis Brown dari Australia yang diselenggarakan di Taman Budaya Jawa Timur tahun 1998. Ia juga pernah mengadakan pementasan teater monoplay dengan judul “Nyanyian-Nyanyian Buram” di tiga kota, yaitu Malang, Surabaya, dan Nganjuk pada Festival Monoplay Keliling Jawa Timur 1998—1999 yang digagas Forum Masyarakat Teater Jawa Timur dan Dewan Kesenian Jawa Timur. Selain itu, Timur juga mengikuti Temu Teater ke-10 di Yogyakarta tahun 1999; mementaskan teater monoplay “Sirene” (naskah sendiri) tahun 1999 di Bangkalan dan di Gedung Auditorium Dewan Kesenian Sulawesi Selatan (1999); mengikuti Temu Sastra Kepulauan I di Makasar-Sulawesi Selatan (1999); mementaskan teater monoplay “Prosesia Malam Gerhana” (naskah sendiri) sebagai prolog musik oratorium Jiwa Jiwa Mati karya Memet Khairul Slamet di Gedung Pertunjukan Purna Budaya Yogyakarta dalam Festival Kesenian Yogyakarta ke IX (1999); mengikuti Temu Sastrawan Kepulauan II di Makasar-Sulawesi Selatan (2000); mementaskan teater monoplay Prosesia Malam Gerhana di Sekolah Tinggi Kesenian Wilawatikta Surabaya (2001).

Timur juga menyutradarai beberapa pementasan teater, di antaranya Nyare Madura (2003), yaitu sebuah pementasan musik-teater di Unijoyo dalam rangka pertukaran budaya mahasiswa Oxford Madura; Mari Pulang Ke Indonesia (teater kolosal) di Unijoyo tahun 2004; dan Fragmen Gambar Cinta Dari Aceh dari “Sanggar Lentera” STKIP PGRI Sumenep dalam rangka Peduli Aceh di Gedung Nasional Indonesia Sumenep. Timur juga banyak mendapat penghargaan. Hasil karyanya pertama kali dimuat tahun 1977 bergenre puisi dengan honorarium lima belas ribu rupiah. Sajak-sajak Timur Budi Raja dalam kumpulan Aksara yang Meneteskan Api bertema keterasingan dan kesepian manusia.

Tidak Ada Sampah

PEMANFAATAN DAN PEMASYARAKATAN PRODUK TERJEMAHAN BALAI BAHASA PROVINSI JAWA TIMUR

Nganjuk, 19 September 2023, KKLP Penerjemahan Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur menggelar Kegiatan Pemanfaatan dan Pemasyarakatan Produk Terjemahan. Kegiatan akan dilaksanakan selama tiga hari, 19—21 September 2023 di hotel Front One. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk, Dr. H. Sopingi, A.P., M.M. didampingi Kasubag Umum Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur dan dua orang narasumber.

Kasubbag Umum Balai Bahasa Provinsi Jatim dalam sambutannya berharap produk terjemahan ini dapat memberi manfaat dan kontribusi besar bagi Guru TK/RA dalam mengembangkan atau meningkatkan minat baca dan kreativitas anak didik. Para guru TK/RA dalam kesempatan ini juga diberikan wawasan tentang proses dari penulisan cerita anak, penerjemahan, ilustrasi, papan cerita, hingga mendongengkan/membaca nyaring. Harapannya adalah guru semakin giat dalam berkarya dan mampu menuangkan ide serta menularkan karya yang dihasilkannya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan menyoal bahasa daerah yang lambat laun mulai berkurang penuturnya apalagi melihat tantangan generasi sekarang yang serba teknologi. Cerita anak berbahasa daerah yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia merupakan langkah strategis dan efektif untuk melestarikan/menginventarisasi bahasa Ibu. Beliau menghimbau kepada guru TK untuk lebih cermat dan seksama mengikuti kegiatan pemanfaatan dan pemasyarakatan produk terjemahan hingga selesai dan menerapkannya ke dalam lingkungan sekolah.

Ada sekitar enam belas produk terjemahan cerita anak tahun 2022 yang diperkenalkan kepada 70 guru TK se-Kabupaten Nganjuk sebagai bahan bacaan literasi. Tidak hanya nilai kebermanfaatan dan pemasyarakatan produk terjemahan tetapi kegiatan ini diharapkan bisa memberi wawasan dan peningkatan kompetensi guru dalam mengembangkan indek literasi.

Produk terjemahan bisa diunduh melalui laman Balai Bahasa Provinsi Jatim dan dijadikan bahan ajar untuk mendongeng, membaca nyaring, memperkenalkan kosakata bahasa daerah dan Indonesia. Guna peningkatan kompetensi guru dan siswa, produk terjemahan yang disosialisasikan ini bisa menjadi bahan ajar dan media pembelajaran anak. Adapun pengembangan dan penerapannya disesuiakan dengan kebutuhan sekolah masing-masing.

Maksimalkan Kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah, KKLP Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra Lakukan Pemantauan di Kabupaten Sampang

Jumat, 15 September 2023, Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra (Linmod) Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur mengadakan kegiatan Pemantauan Revitalisasi Bahasa Daerah Madura Wilayah Sampang.

Kegiatan tersebut merupakan salah satu dari rangkaian Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD), setelah kegiatan Pelatihan Guru Master. Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim) berkunjung ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sampang untuk menyampaikan laporan kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD), termasuk jumlah guru sejawat dan murid yang sudah mendapat pengimbasan dari guru master.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur juga menyampaikan tahapan selanjutnya, yaitu Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Kabupaten Sampang, yang menjadi wewenang Pemda Kabupaten Sampang, dan juga Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Provinsi yang akan dilaksanakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur pada tanggal 7 dan 8 November 2023 mendatang, yang dilanjutkan dengan selebrasi penampilan pemenang pada tanggal 9 November mendatang.

Selain menyampaikan tahapan tersebut, Kepala BBP Jatim juga berkesempatan menyaksikan hasil pengimbasan berupa penampilan tujuh materi dalam RBD, yaitu Penulisan Cerpen, Penulisan dan Pembacaan Puisi, Penampilan Komedi Tunggal, Pidato, Mendongeng, Menulis dan Membaca Aksara Daerah, dan nembang dan ketujuh materi tersebut disampaikan dalam bahasa Madura.

Kegiatan pemantauan revitalisasi bahasa daerah tersebut dievaluasi oleh Kepala BBP Jatim, Dr. Umi Kulsum, M.Hum., tim KKLP Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra, yaitu Dr. Oktavia Vidiyanti, M.Pd., Yulitin Sungkowati, M.Hum., Naila Nilofar, M.A., dan Balok Safarudin, M.Si., Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sampang, guru master, dan para undangan lainnya. Kegiatan ini juga menjaring masukan dari para guru master dan juga guru sejawat serta Dinas Pendidikan untuk optimalisasi kegiatan RBD pada tahun mendatang. (Mon)

KKLP Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra Pantau Kegiatan Pengimbasan Revitalisasi Bahasa Daerah di Wilayah Madura

Surabaya, 1 Oktober 2023 – Salah satu tahapan dalam program Revitalisasi Bahasa Daerah adalah pemantauan terhadap pengimbasan yang dilakukan oleh guru utama kepada sejawat dan kepada siswa setelah para guru utama tersebut mendapat pelatihan pada tahap sebelumnya. Pemantauan perlu dilakukan untuk memastikan bahwa pengimbasan dilaksanakan dan materi RBD sampai kepada siswa sebagai tunas-tunas muda penutur jati bahasa daerah. Untuk itu Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur beserta Tim KKLP Pelindungan dan Pemodernan Sastra melakukan pemantauan pelaksanaan pengimbasan Revitalisasi Bahasa Daerah Madura di empat kabupaten, yaitu Bangkalan dan Sampang (tanggal 14—16 September 2023) serta Pamekasan dan Sumenep (tanggal 18—21 September 2023).

Selama pemantauan di lapangan, Kepala Balai beserta Tim KKLP Pelindungan dan Pemodernan Sastra melakukan pertemuan dengan pihak Dinas Pendidikan. Dalam pertemuan itu, Kepala Balai dan Tim KKLP menyampaikan kembali pentingnya program Revitalisasi Bahasa Daerah Madura dan tahapan-tahapan yang harus dilakukan. Kepala Balai juga menyampaikan hasil sementara pengimbasan yang telah dilaporkan secara tertulis oleh para guru utama, meminta Dinas Pendidikan untuk mendukung dan memfasilitasi pengimbasan yang dilakukan oleh para guru di wilayahnya agar hasilnya maksimal, serta meminta Dinas Pendidikan yang belum melaksanakan Festival Tunas Bahasa Ibu secara berjenjang hingga tingkat kabupaten untuk segera menyelenggarakannya paling lambat pada bulan Oktober karena mereka harus mengirimkan pemenangnya untuk mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat provinsi yang akan diselenggarakan di Surabaya pada awal bulan November.

Kabid SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang, Kabid SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan (Dr. Ridwan), dan Kabid Kurikulum Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep dalam pertemuan terpisah menyatakan dukungan penuh bagi suksesnya Revitalisasi Bahasa Daerah Madura. Di empat kabupaten tersebut pemantauan secara langsung dilakukan di beberapa sekolah: SMPN 2 Bangkalan, SMPN 2 Sampang, SDN Bugih 3 Pamekasan, dan SMPN 3 Sumenep.

Kepala Balai dan Tim KKLP Linmod menyaksikan secara langsung siswa-siswa SD dan SMP menampilkan  tembang, menulis aksara daerah, mendongeng, membaca puisi, menulis cerpen, pidato, dan komedi tunggal sesuai dengan pilihan, minat, dan bakatnya. Kabupaten Pamekasan yang telah menyelesaikan Festival Tunas Bahasa Ibu hingga ke jenjang kabupaten menampilkan para juara FTBI tersebut. Dari pemantauan tersebut diperoleh hasil yang memuaskan bahwasannya para guru utama telah melakukan pengimbasan, baik secara mandiri maupun dengan dukungan Dinas Pendidikan dan telah menunjukan hasilnya pada tingkat siswa.

Pemantau dari Pusat Peengembangan dan Pelindungan Sastra, badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Dian Palupi, menyatakan bahwa pemerintah daerah Kabupaten Pamekasan dan Sumenep telah melakukan praktik baik dalam RBD dengan adanya peraturan sehari berbahasa Madura dalam setiap bulannya. Bahkan dalam peringatan hari Jadi Kabupaten Pamekasan, semua aktivitas pemerintahan menggunakan bahasa Madura. (Yuli)

Proses Formulasi Data, BBP Jatim Gelar Kegiatan Lokakarya Hasil Pengolahan Data Kamus Istilah Kuliner di Jawa Timur

Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional Perkamusan dan Peristilah (KKLP KI) Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim) menggelar kegiatan Lokakarya Hasil Pengolahan Data Kamus. Kegiatan Lokakarya Hasil Pengolahan Data Kamus tersebut dilakukan khusus untuk membahas data istilah kuliner di Jawa Timur berupa kosakata kuliner bahasa Jawa dan Madura.

Kegiatan Lokakarya Hasil Pengolahan Data Kamus Istilah Kuliner di Jawa Timur ini mulai digelar pada hari Rabu–Jumat, tanggal 13–15 September 2023 di Ruang Rapat Inovatif, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur. Kegiatan lokakarya tersebut dihadiri oleh Tim KKLP Perkamusan dan Peristilah BBP Jawa Timur, yaitu Puspa Ruriana, M.Hum., Yuyun Kartini, S.Pd., dan Adista Nur Primantari, M.A. Selain dihadiri oleh Tim KKLP KI, dalam kegiatan ini juga dihadiri dua narasumber yang memiliki kepakaran di bidang kuliner. Kedua narasumber ini yaitu Dr. Susilowati, M.Pd. dari Universitas PGRI Adi Buana Surabaya yang memiliki keahlian dalam kuliner Jawa dan Ibu Supik Amin dari Tresna Art Bangkalan yang memiliki keahlian dalam kuliner Madura.

Kegiatan Lokakarya Hasil Pengolahan Data Kamus Istilah Kuliner di Jawa Timur ini dilakukan dengan tujuan untuk meverifikasi 600 data istilah kuliner di Jawa Timur oleh kedua narasumber tersebut. Verifikasi ini dilakukan agar data yang diperoleh memiliki kebenaran dan kevalidan sehingga layak dianggap sebagai sebuah entri. Nantinya data hasil verifikasi kegiatan lokakarya ini akan diunggah dalam aplikasi kamus digital kasadajatim.com (kamus bahasa daerah Jawa Timur). (Mon)

BESUT (𝘔𝘣𝘦𝘵𝘢 𝘔𝘢𝘬𝘴𝘶𝘥) sebagai Lokomotif Upaya Pelestarian Bahasa Daerah di Jawa Timur

UNESCO pernah meneliti terkait penggunaan bahasa di seluruh dunia pada tahun 2000. Terdapat fakta, bahwa bahasa Jawa berada di peringkat ke‑11, sedangkan bahasa Indonesia berada di urutan ke‑51. Saat itu, bisa dikatakan bahasa Jawa lebih kuat eksistensinya dibandingkan dengan bahasa Indonesia, tetapi seiring perkembangan zaman keberadaan bahasa Jawa sebagai bahasa daerah semakin tergusur. Tidak hanya bahasa Jawa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat, bahwa dari 718 bahasa daerah terdapat 25 bahasa daerah terancam punah, enam bahasa berstatus kritis, dan sebelas bahasa mengalami kepunahan.

Era globalisasi yang semakin merajalela, perubahan budaya dan pergeseran komunikasi semakin terasa signifikan. Satu di antara dampak yang menonjol adalah tergerusnya penggunaan bahasa daerah di kalangan anak muda. Bahasa daerah yang selama ini menjadi bagian penting dari identitas dan budaya lokal, kini menghadapi tantangan serius untuk bertahan di tengah arus globalisasi yang begitu kuat.

Globalisasi, dengan segala daya tariknya dalam bentuk teknologi, media massa, budaya pop, dan bahasa internasional seperti Inggris, telah membuka pintu bagi dunia untuk bersatu dalam cara‑cara yang sebelumnya sulit dibayangkan. Namun, globalisasi juga membawa implikasi tak terhindarkan pada budaya lokal dan bahasa daerah yang merupakan bagian dari kekayaan budaya suatu komunitas.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminuddin Aziz menyampaikan bahwa pelindungan bahasa dan sastra daerah merupakan program prioritas Kemendikbudristek yang harus berjalan serentak bersama pemerintah daerah. Pertimbangannya, Indonesia memiliki banyak bahasa dan sastra daerah, tetapi kondisinya banyak yang kritis dan terancam punah. Kepunahan bahasa dan sastra daerah tersebut terjadi karena menurunnya jumlah penutur bahasa‑bahasa dan sastra daerah, hal itu disebabkan oleh sikap penutur terhadap bahasa. Di antaranya mobilitas dan perkawinan silang antarras. Oleh karena itu, revitalisasi bahasa daerah ini menjadi tanggung jawab semua pihak, khususnya pemerintah dan generasi muda yang direpresentasikan oleh Duta Bahasa.

Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur sebagai UPT dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa telah menggaungkan kegiatan pelestarian bahasa daerah melalui berbagai kegiatan pemetaan bahasa, visualisasi bahasa, dan puncaknya adalah revitalisasi bahasa dan sastra daerah (RBD) pada bulan Februari 2023. Kegiatan RBD berujud pelatihan kepada 300 guru master dilaksanakan di wilayah Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep) dan Banyuwangi. Kita ketahui bahwa terdapat dua bahasa daerah yang kondisinya rentan di Jawa Timur, yaitu bahasa Madura dan bahasa Jawa dialek Using. Sebagai wujud dari Merdeka Belajar Episode ke‑17, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur merevitalisasi kedua bahasa daerah tersebut dengan tujuan agar tetap dituturkan dan dicintai oleh para penutur.

Dalam upaya merevitalisasi bahasa daerah, bukan hanya diartikan sebagai upaya penuturan kembali bahasa daerah yang kritis atau terancam punah, tetapi juga diartikan sebagai upaya untuk menciptakan bentuk dan fungsi baru terhadap bahasa tertentu yang berpeluang sebagai kearifan lokal suatu daerah dalam bentuk isolek maupun subdialek. Dalam hal ini, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur memiliki mitra aktif yaitu Duta Bahasa Jawa Timur yang tidak hanya berperan sebagai pelaksana program terpusat, tetapi juga sebagai inisiator aktif dalam upaya membangkitkan minat berbahasa bagi generasi muda terhadap bahasa dan sastra daerah. Hal tersebut terwujud dari kepedulian Duta Bahasa Jawa Timur terhadap upaya pendokumentasian bahasa daerah yang terkategorikan sebagai isolek, yaitu isolek Jombangan.

Isolek merupakan istilah awal yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu wicara merupakan subdialek, dialek, atau sebuah bahasa. Beberapa daerah di Jawa Timur menggunakan isolek yang berbeda‑beda, sebagai contoh isolek Jombangan di Kabupaten Jombang. Hal itu disebabkan karena terdapat beberapa perubahan dari sudut pandang unsur‑unsur kebahasaan. Perubahan yang terjadi tersebut dapat berupa penambahan, pengurangan, dan bentuk perubahan lain yang dilihat dari unsur fonologis, morfologis, leksikal, dan sintaksis.

Isolek Jombangan adalah salah satu isolek yang ada dalam bahasa Jawa. Isolek Jombangan digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Jombang. Menurut hasil pengamatan singkat di lapangan, sebagian masyarakat masih menggunakan isolek tersebut sebagai media komunikasi sehari‑hari. Hal itu terlihat dari pemahaman yang positif dalam setiap komunikasi yang terjadi, baik penutur usia muda maupun penutur usia tua.

Menanggapi hal tersebut, sebagai wujud sumbangsih terhadap upaya pelestarian isolek Jombangan, maka Duta Bahasa Jawa Timur menginisiasi krida kebahasaan dan kesasastraan sebagai wadah bagi generasi muda yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian bahasa daerah. Hal tersebut diaktualisasikan dalam program bertajuk ‘BESUT’ yang diambil dari salah satu tokoh kesenian khas Kabupaten Jombang disebut Besutan. BESUT sendiri merupakan akronim dari ‘𝘮𝘣𝘦𝘵𝘢 𝘮𝘢𝘬𝘴𝘶𝘥’ atau dalam bahasa Indonesia berarti ‘membawa maksud’. Pengambilan nama ini dilakukan karena sejalan dengan program yang diinisiasi oleh Duta Bahasa Jawa Timur, yakni membawa maksud untuk turut serta mengambil langkah nyata dalam pelestarian bahasa daerah. Program ini dilakukan dengan cara memberikan edukasi kepada siswa sekolah dasar yang ada di Kabupaten Jombang dengan menggunakan media berupa buku interaktif dan susu edukasi. Media tersebut dipilih karena dianggap sebagai sesuatu yang dekat dengan siswa sekolah dasar, serta dapat membangkitkan suasana belajar menjadi lebih menarik dan menyenangkan.

Dalam buku interaktif BESUT, terdapat berbagai informasi seputar basa Jombangan, sastra, dan budaya dari Kabupaten Jombang. Buku ini digunakan oleh siswa untuk mengasah kemampuan berpikir siswa dan meningkatkan pemahaman terkait basa Jombangan. Selain buku interaktif, program BESUT juga memanfaatkan media lain yakni susu sapi edukasi. Dalam pengadaan susu sapi edukasi, Duta Bahasa Jawa Timur bekerja sama dengan UMKM setempat, yang membedakan susu sapi edukasi dengan produk sejenis adalah penggunaan label yang berisi informasi kebahasaan. Selain itu, dalam label tersebut juga terdapat kode respons cepat yang dapat dipindai oleh pengajar sebagai salah satu materi pembelajaran kepada anak‑anak. Dalam kode respons cepat tersebut berisi video tentang budaya dan kesenian khas Kabupaten Jombang yang dapat digunakan untuk meningkatkan literasi visual peserta didik.

Dalam praktiknya, program ini berkolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya adalah seorang budayawan, penulis, dan pengajar bahasa daerah asal Kabupaten Jombang yang bernama Dian Sukarno. Bapak Dian Sukarno menulis sebuah ‘𝘒𝘢𝘮𝘶𝘴 𝘉𝘢𝘴𝘢 𝘑𝘰𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯’ yang kemudian digunakan sebagai dasar bahan ajar materi program ‘BESUT’. 𝘒𝘢𝘮𝘶𝘴 𝘉𝘢𝘴𝘢 𝘑𝘰𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 merupakan kumpulan dari isolek yang dituturkan oleh masyarakat di Kabupaten Jombang.

𝘒𝘢𝘮𝘶𝘴 𝘉𝘢𝘴𝘢 𝘑𝘰𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 berisi lebih dari 10.000 kata yang berhasil dikumpulkan oleh Pak Dian sejak tahun 2014. Upaya pendokumentasian bahasa dilakukan atas dasar kepedulian Pak Dian terhadap pelestarian bahasa daerah di era saat ini. Upaya pendokumentasian bahasa itu tidak cukup jika tidak diimbangi dengan peningkatan penutur bahasa tersebut. Oleh karena itu, BESUT hadir untuk memperkenalkan dan turut melestarikan isolek Jombangan. Upaya ini dilakukan agar isolek Jombangan sebagai salah satu unsur terkecil bahasa sekaligus akar budaya Kabupaten Jombang tidak terlupakan dan tetap dituturkan oleh para penutur muda. Hal ini disebabkan karena penutur muda merupakan pembaharu masa depan yang diharapkan mampu menjadi tunas‑tunas yang memberi harapan untuk tumbuh kembang bahasa daerah.

Upaya ini tentu membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, program BESUT telah bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Jombang, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, serta didukung penuh oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur. Segala bentuk dukungan ini dimanfaatkan untuk mengembangkan program revitalisasi bahasa daerah khususnya isolek Jombangan. Kedepan, diharapkan metode yang digunakan dalam program BESUT dapat diterapkan untuk melestarikan bahasa daerah lain di Indonesia.

Duta Bahasa Jawa Timur paham betul jika metode revitalisasi bahasa daerah di seluruh Indonesia tidak bisa disamakan. Namun, upaya dan langkah nyata generasi muda terrsebut diharapkan mampu memberikan contoh dan menyadarkan seluruh elemen masyarakat terkhususnya generasi muda yang berkewajiban mengambil peran dalam upaya pelestarian bahasa daerah. Selain itu, upaya pendokumentasian bahasa yang dilakukan Bapak Dian Sukarno juga patut diapresiasi dan didukung penuh. Hal itu menjadi salah satu bukti peran nyata dari masyarakat dalam pelestarian bahasa daerah. Walaupun sekadar isolek, tetap harus dilestarikan sebagai bentuk upaya untuk mempertahankan jati diri dan akar budaya suatu daerah.

Berawal dari kepedulian dan langkah kecil ini, Duta Bahasa Jawa Timur sebagai representasi generasi muda berharap dapat menyumbangkan perubahan besar bagi bangsa Indonesia. Melalui program BESUT diharapkan mampu membuka mata para generasi muda akan pentingnya penggunaan bahasa daerah, serta memunculkan rasa bangga dalam diri penutur bahasa daerah terhadap bahasa, karena bahasa adalah jati diri, identitas, serta aset yang sangat berharga bagi bangsa.