Di tengah pesatnya perkembangan zaman, masyarakat Desa Made, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang tetap mempertahankan salah satu tradisi sakral yang telah diwariskan turun-temurun, yaitu upacara adat Kungkum Sinden. Ritual ini bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga memiliki nilai historis yang kuat serta kepercayaan spiritual yang masih dipegang teguh oleh masyarakat setempat.
Kungkum Sinden merupakan tradisi yang berakar dari cerita rakyat serta nilai kesejarahan yang dipercaya oleh masyarakat hingga saat ini. Setiap tahun, ritual ini digelar sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, sekaligus menjadi ajang spiritual bagi para sinden dan dalang. Upacara ini biasanya dilaksanakan pada bulan Suro (bulan Muharram dalam kalender Islam), yang diyakini sebagai bulan penuh berkah dan rahmat.
Bagi para sinden dan dalang, upacara ini memiliki makna khusus. Mereka percaya bahwa ritual ini adalah ajang penobatan bagi seniman pertunjukan, serta sebuah sarana untuk mendapatkan keberkahan. Para sinden meyakini bahwa air dari sendang dapat memberikan aura kecantikan, memperindah suara, serta mendatangkan banyak kesempatan dalam dunia seni. Sementara itu, bagi para dalang, ritual ini dipercaya dapat meningkatkan wibawa dan kelancaran dalam mendalang.
Sumber: Kanal Youtube Maz Yun (https://www.youtube.com/watch?v=TexEPyocV1c)
(Ilustrasi kungkum sinden yang dipercaya mendatangkan keberkahan dalam hal pedalangan)
Tidak hanya bagi seniman, masyarakat umum pun turut serta dalam upacara ini dengan harapan segala doa dan hajat mereka dapat terkabul. Selain itu, tradisi ini juga menjadi momen penting dalam mempererat tali persaudaraan, menjaga gotong royong, serta melestarikan budaya yang telah ada sejak zaman nenek moyang.
Pelaksanaan Kungkum Sinden diawali dengan persiapan khusus bagi peserta upacara. Para sinden harus mengenakan pakaian khas sinden dengan selendang yang dikalungkan di leher, serta membawa bunga tujuh rupa. Mereka juga diwajibkan untuk bertelanjang kaki sebagai bentuk penghormatan kepada tempat suci, yakni Sendang Made. Sementara itu, para dalang mengenakan pakaian khas dalang dengan keris terselip di punggung sebagai simbol kejantanan.
Upacara ini dipimpin oleh seorang juru kunci yang memandu peserta dalam mengelilingi tujuh sendang. Dalam prosesi ini, bunga tujuh rupa ditaburkan ke dalam air sebagai simbol kesucian. Pada sendang terakhir, juru kunci akan memanggil satu per satu sinden dan dalang untuk disiram dengan air sendang sebagai tanda peresmian dan berkah bagi mereka. Setelah prosesi utama selesai, peserta diperbolehkan mengambil air dari sendang menggunakan botol kosong untuk dibawa pulang sebagai sarana keberkahan.
Sumber: Ainun Nadhifah. (2019). “Nilai-Nilai Sosial dan Nilai-Nilai Religi pada Upacara Adat Kungkum Sinden di Desa Made Kudu Jombang”. Prosiding Conference on Research and Community Services. https://ejournal.stkipjb.ac.id/index.php/CORCYS/article/view/1237/950.