Di Desa Karangrejo, tradisi Islam-Kejawen tidak hanya mewarnai perayaan keagamaan, tetapi juga meresap dalam setiap momen penting kehidupan, mulai dari kelahiran, pernikahan, hingga kematian. Dalam setiap tahap siklus hidup ini, terjalin perpaduan harmonis antara mantra-mantra Jawa yang sarat makna dan doa-doa Islam yang penuh pengharapan.
Ketika menyambut sang buah hati, lantunan mantra ujub-ujub menggema diiringi doa keselamatan dan keberkahan. Sesepuh desa, dengan kebijaksanaan dan keilmuannya, melantunkan mantra ini sebagai ungkapan rasa syukur dan permohonan perlindungan bagi sang bayi. Mantra ini bukan hanya tradisi, tetapi juga warisan budaya yang sarat makna, mengandung harapan agar sang anak tumbuh sehat, cerdas, dan berakhlak mulia.
Tradisi pernikahan di Desa Karangrejo tidak hanya dimeriahkan dengan pesta, tetapi juga diwarnai dengan doa dan ritual adat yang sakral. Doa-doa dipanjatkan untuk memohon kelancaran pernikahan dan kebahagiaan bagi pasangan pengantin. Ritual adat seperti siraman dan sungkeman pun dilangsungkan sebagai wujud penghormatan kepada orang tua dan leluhur. Perpaduan ritual Islam dan adat Jawa ini menjadi simbol harmoni dan keseimbangan dalam kehidupan berumah tangga.
Ketika meninggal, tradisi Islam-Kejawen kembali mengantarkan sang individu menuju peristirahatan terakhir. Doa-doa dipanjatkan untuk mengantarkan arwah menuju alam baka, diiringi dengan tradisi adat seperti memandikan jenazah dan memakamkannya dengan tata cara yang sesuai. Tradisi ini menjadi pengingat bahwa kematian adalah bagian dari kehidupan, dan setiap individu harus mempersiapkan diri untuk menghadapinya dengan penuh keimanan dan ketawakalan.
Sumber: Kanal Youtube Jelajah Kampung Indonesia (https://www.youtube.com/watch?v=fnFujBxKjzA)
Keunikan tradisi Islam-Kejawen di Desa Karangrejo ini bukan hanya tentang ritual dan mantra, tetapi juga tentang nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Tradisi ini adalah cerminan dari rasa syukur, penghormatan, dan keyakinan masyarakat terhadap Tuhan dan leluhur. Di tengah gempuran modernisasi, tradisi ini menjadi pengingat penting bagi generasi muda untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur.
Tradisi Islam-Kejawen di Desa Karangrejo bukan sekadar kebiasaan, tetapi juga identitas dan spiritualitas yang dihayati oleh masyarakat. Tradisi ini menjadi perekat rasa persaudaraan dan gotong royong, serta pengingat akan akar budaya dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur.
Setiap ritual dan tradisi, terdapat dua figur penting yang memimpin jalannya acara. Imam tahlilan bertugas memimpin doa dan pembacaan Al-Quran, sedangkan tetua desa bertugas memimpin ritual adat dan melantunkan mantra-mantra Jawa. Kolaborasi ini menunjukkan perpaduan harmonis antara nilai-nilai Islam dan tradisi Jawa yang dipegang teguh oleh masyarakat Desa Karangrejo.
Tradisi Islam-Kejawen di Desa Karangrejo bukan hanya warisan budaya, tetapi juga pedoman hidup yang dihayati oleh masyarakat. Tradisi ini menjadi perekat identitas dan spiritualitas yang memperkuat rasa persaudaraan dan gotong royong antar warga. Di tengah gempuran modernisasi, tradisi ini menjadi pengingat akan akar budaya dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur. (Mon)
Sumber: Qori’ah Alfi, Wafi Azhar., & Rifqi Muhammad Zidni Arsyada. (2018). “Sastra Lisan Mantra Ujub-Ujub: Makna dan Fungsinya dalam Masyarakat Desa Karangrejo Kabupaten Malang Jawa Timur”. WACANA: Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajaran, 2(2), 1—15. https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/bind/article/view/12133.