Hari Kelima PKBI Bahas Istilah dan Serapan 

Surabaya – Sebanyak 75 guru non bahasa dari jenjang SD-SMA/SMK di Kabupaten Pasuruan mengikuti kegiatan Peningkatan Kemahiran Berbahasa Indonesia (PKBI) secara daring melalui Zoom pada Jumat, 21 Maret 2025. Pada hari kelima kegiatan PKBI, tampil Widyabasa Ahli Pertama Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur Adista Nur Primantari sebagai narasumber dengan materi Istilah dan Unsur Serapan. 

Untuk diketahui, kegiatan PKBI ini hasil kerja sama Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Pembinaan dan Bahasa Hukum (Pembahu), Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur dan Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan. Sesi ini dipandu Penyuluh Bahasa Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Andi Asmara sebagai moderator.

Dalam sesi ini, Adista mengawali dengan definisi dan fungsi istilah dalam teks. Pada materi serapan, Adista mengatakan, setiap bahasa menyerap kata asing dengan melakukan penyesuaian kaidah ejaan. Ia menjelaskan, menyerap bahasa lain merupakan cara untuk meningkatkan jumlah kosakata suatu bahasa dan meningkatkan daya ungkap suatu bahasa. Selain itu, serapan dari bahasa lain merupakan tanda bahwa bahasa berkembang sesuai ilmu pengetahuan dan upaya internasionalisasi bahasa Indonesia. Untuk meningkatkan pemahaman para guru, Adista menyampaikan berbagai contoh kata dalam bahasa Indonesia hasil serapan dari bahasa daerah, dan bahasa asing. Termasuk menerangkan kata-kata dalam bahasa daerah dan bahasa asing di KBBI Daring. (han)

 

Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur Gelar Rapat Koordinasi Revitalisasi Bahasa Daerah: Madura dan Jawa Dialek Using Banyuwangi Tahun 2025

Kamis, 20 Maret 2025, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim) menggelar Rapat Koordinasi Revitalisasi Bahasa Daerah: Madura dan Jawa Dialek Using Banyuwangi secara daring. Bertempat di Ruang Rapat Ki Hajar Dewantara, rapat ini menjadi hal penting yang perlu dilaksanakan dalam upaya pelestarian dan pengembangan bahasa daerah di Jawa Timur. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak yang berperan dalam pengimbasan revitalisasi bahasa secara daring. Salah satu narasumber yang turut hadir secara daring adalah Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Dr. Dora Amalia. Dalam sambutannya, Dora menegaskan pentingnya peran guru bahasa daerah dalam membangun kesadaran linguistik di kalangan peserta didik dan masyarakat luas. Dora menyoroti strategi pengajaran yang efektif agar bahasa daerah tetap hidup di tengah arus globalisasi yang semakin kuat.

“Revitalisasi bahasa daerah bukan hanya tugas akademisi, pemerintah, dan orang tua saja, tetapi juga tanggung jawab kita bersama, terutama para guru yang menjadi garda terdepan dalam menanamkan kebiasaan kebanggaan berbahasa daerah kepada generasi muda,” ungkapnya.

Dora juga mengungkapkan fakta bahwa isu yang sering muncul tentang kebahasaan adalah kepunahan bahasa. “Salah satu isu terbesar dalam dunia kebahasaan saat ini adalah kepunahan bahasa. Jika tidak ada upaya konkret untuk melestarikan dan mewariskan bahasa daerah kepada generasi muda, maka kita berisiko kehilangan salah satu aspek penting dari identitas budaya kita,” ujar Dora dalam rapat koordinasi tersebut.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jatim, Puji Retno Hardiningtyas, yang hadir langsung dalam pertemuan tersebut, turut memberikan pandangannya mengenai pentingnya kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan di Provinsi Jawa Timur. “Kita perlu memastikan bahwa revitalisasi bahasa daerah ini tidak berhenti pada wacana semata, tetapi benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, sinergi antara pemerintah, pendidik, dan masyarakat sangat diperlukan,” ujarnya. Retno juga mengapresiasi keterlibatan berbagai dinas pendidikan dalam mendukung program ini.

Peserta kegiatan ini sebanyak seratus orang guru master utama jenjang SD dan SMP tahun 2023—2024. Rapat koordinasi ini menghadirkan tujuh kepala dinas pendidikan dari berbagai kabupaten, yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi. Mereka menyampaikan laporan terkait persiapan serta praktik baik dalam mengimplementasikan program Revitalisasi Bahasa Daerah di wilayahnya. Para kepala dinas menyoroti berbagai tantangan dan keberhasilan yang telah dicapai dalam memperkenalkan kembali bahasa daerah kepada generasi muda melalui kurikulum, ekstrakurikuler, dan kegiatan budaya. Selain itu, acara ini juga menghadirkan dua maestro yang telah mendedikasikan diri dalam pelestarian bahasa daerah, yakni Fathur Rahman, Maestro Mendongeng dalam bahasa Madura, serta Nani Asiani, Maestro Pidato dalam bahasa Jawa Dialek Using.

Dalam pemaparannya, Fathur Rahman menekankan pentingnya mendongeng sebagai media edukasi yang dapat membangkitkan ketertarikan anak-anak terhadap bahasa Madura. “Cerita rakyat adalah warisan yang harus kita hidupkan kembali. Jika anak-anak tumbuh dengan mendengar dongeng dalam bahasa daerahnya, mereka akan lebih mudah menyerap dan mencintai bahasa tersebut,” ungkapnya.

Nani Asiani berbagi pengalaman mengenai teknik pidato dalam bahasa Jawa Dialek Using yang dapat memperkuat identitas budaya masyarakat Banyuwangi. “Pidato bukan sekadar berbicara di depan umum, tetapi juga cara kita menjaga kebanggaan dan kelestarian bahasa Using. Jika bahasa daerah terus digunakan dalam komunikasi formal maupun informal, maka ia tidak akan punah,” ujarnya.

Penganggaran kegiatan RBD ini merupakan sinergi pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Komitmen bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mendukung program revitalisasi bahasa Madura dan bahasa Jawa dialek Using tertuang dalam sinkronisasi penganggaran yang sesuai tahapan yang telah disusun, dengan koordinasi, DKT, bimtek guru utama, monitoring/pemantauan dan evaluasi pegimbasan RBD, dan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat provinsi.

Pemerintah daerah dalam sinergi ini memfasilitasi pengimbasan di kabupaten/kota baik guru utama ke guru sejawat dan guru ke siswa, dan penyelenggaraan Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat kabupaten/kota dan biaya pendampingan pemenang FTBI tingkat provinsi untuk mengikuti FTBI tingkat nasional.

Rapat Koordinasi Antarinstansi ini akan menghasilkan rumusan kesepakatan yang akan dijadikan acuan dalam melaksanakan tahapan-tahapan RBD selanjutnya, seperti bimbingan teknis guru utama (training of trainer), diseminasi kepada para guru yang mengajarkan muatan lokal (bahasa Madura dan bahasa Jawa dialek Using) dalam wadah MGMP/KKG, pelaksanaan pembelajaran di kelas, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RBD di setiap sekolah, Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) di tingkat kabupaten/kota, FTBI di tingkat provinsi, dan perayaan FTBI tingkat nasional.

Rapat koordinasi ini diharapkan menjadi langkah awal yang konkret dalam menjaga eksistensi bahasa Madura dan Jawa Dialek Using di tengah modernisasi. Dengan keterlibatan berbagai pihak, program revitalisasi bahasa daerah ini diharapkan tidak hanya sekadar menjadi kebijakan, tetapi juga menjadi gerakan nyata yang dapat diwariskan kepada generasi mendatang.

 

Guru Pasuruan Tingkatkan Pemahaman EYD 

Surabaya – Sebanyak 75 guru non bahasa dari jenjang SD-SMA/SMK di Kabupaten Pasuruan mengikuti kegiatan Peningkatan Kemahiran Berbahasa Indonesia (PKBI) secara daring melalui Zoom pada Kamis, 20 Maret 2025. Pada hari keempat kegiatan PKBI ini, tampil Penyuluh Bahasa Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur Andi Asmara sebagai narasumber dengan materi “Ejaan yang Disempurnakan (EYD)”. 

Kegiatan PKBI ini merupakan kerja sama Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Pembinaan dan Bahasa Hukum (Pembahu), Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur dan Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan.

Dalam kesempatan ini, Widyabasa Ahli Pertama Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Adista Nur Primantari bertugas sebagai moderator.

Pada sesi ini, Andi mengulas pengertian dan pentingnya ejaan dalam bahasa Indonesia, hal-hal yang diatur dalam ejaan, seperti penggunaan huruf dan tanda baca.

Andi memaparkan pula sejarah perkembangan ejaan bahasa Indonesia dari era van Ophuijsen, hingga  EYD termasuk perubahan EYD dari edisi satu (1972) hingga edisi lima (2022)

Untuk meningkatkan pemahaman para guru, Andi mengajak para guru berdiskusi spesifik tentang ejaan, serta kaidah penulisan gelar dan singkatan dengan berbagai contoh.

Pembahasan berfokus pada aspek teknis ejaan dan aplikasinya dalam penulisan gelar serta singkatan dalam konteks akademik dan profesional. (han)

Pemilihan Duta Bahasa Jawa Timur 2025: Wadah Generasi Muda untuk Jaga Bahasa dan Budaya

Pemilihan Duta Bahasa Jawa Timur 2025 kembali hadir sebagai panggung istimewa bagi generasi muda yang peduli terhadap bahasa dan budaya. Lebih dari sekadar ajang kompetisi, acara ini menjadi wadah bagi anak muda berbakat untuk menunjukkan kecakapan berbahasa, memperkuat wawasan kebangsaan, serta menginspirasi masyarakat luas. Dengan tahapan seleksi yang ketat, mulai dari seleksi berkas hingga puncak penobatan pada 27 April 2025, pemilihan ini bertujuan melahirkan duta yang tidak hanya berwawasan luas, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan dan kepedulian terhadap literasi.

Pemilihan ini menjadi bagian dari upaya besar dalam menjaga dan mengembangkan kebahasaan di Indonesia. Hal ini sejalan dengan misi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa “Trigatra Bangun Bahasa” Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing. Dengan semangat ini, Duta Bahasa yang terpilih akan menjadi garda terdepan dalam mempromosikan penggunaan bahasa yang baik dan benar serta mengajak masyarakat untuk lebih mencintai bahasa sebagai identitas bangsa.

Bagi pemuda-pemudi Jawa Timur yang memiliki kecintaan terhadap bahasa dan ingin berkontribusi dalam upaya pelestarian serta pengembangannya, inilah saatnya untuk beraksi! Pendaftaran telah dibuka sejak 5 Maret hingga 28 Maret 2025 melalui laman resmi Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur. Jadilah pemenang dan harumkan nama Jawa Timur dalam Pemilihan Duta Bahasa tingkat nasional tahun 2025. Mari tunjukkan semangat dan dedikasi dalam menjaga kekayaan bahasa serta budaya kita. Bersama Duta Bahasa, kita rawat keberagaman dan kuatkan jati diri bangsa melalui bahasa!

Pranala persyaratan & pendaftaran: https://linktr.ee/dutabahasajawatimur
Narahubung: 0817-5022-816 (Dubas Adam)

Rapat Usulan Tindak Lanjut dan Praktik Baik Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) BBP Jatim

Rabu, 19 Maret 2025, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim) menggelar Rapat Usulan Tindak Lanjut dan Praktik Baik Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP). Kegiatan ini berlangsung di ruang rapat utama BBP Jatim dan dihadiri oleh 15 anggota KKLP yang berasal dari berbagai bidang kepakaran, yaitu KKLP Pembinaan dan Bahasa Hukum, KKLP Penerjemah, KKLP Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), KKLP Literasi, KKLP Kamus dan Istilah, serta KKLP Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra. Rapat ini bertujuan untuk mengevaluasi serta merancang langkah-langkah strategis guna meningkatkan efektivitas program kerja setiap KKLP.

Rapat ini dipimpin langsung oleh Kepala BBP Jatim, Puji Retno Hardiningtyas. Dalam sambutannya, Retno menekankan pentingnya kolaborasi antardivisi untuk mencapai tujuan yang lebih optimal dalam pengembangan dan pelindungan bahasa dan sastra di wilayah Jawa Timur. “Sinergi dan inovasi menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan kebahasaan di era digital ini. Oleh karena itu, setiap KKLP harus mampu beradaptasi dengan perubahan dan memanfaatkan teknologi sebagai sarana pengembangan program-program kebahasaan,” ujarnya.

Setelah arahan dari Kepala BBP Jatim, rapat dilanjutkan dengan sesi diskusi interaktif. Setiap perwakilan KKLP diberikan kesempatan untuk menyampaikan evaluasi program kerja yang telah dilaksanakan, tantangan yang dihadapi, serta usulan tindak lanjut yang diharapkan dapat diterapkan ke depan. Diskusi ini berlangsung dinamis dengan banyaknya masukan dan gagasan dari para peserta.

Perwakilan dari KKLP Penerjemah, Awaludin Rusiandi, menyampaikan bahwa tugas pokok dan fungsi KKLP Penerjemah perlu adanya pembatasan yang sesuai, mengingat tugas pokok dan fungsi penerjemah lebih banyak bergelut di teks. “Penerjemahan bukan hanya sekadar mengalihkan bahasa dari satu teks ke teks lainnya, tetapi juga membutuhkan pemahaman mendalam terhadap konteks, budaya, serta tujuan komunikasi dalam teks tersebut. Oleh karena itu, diperlukan batasan yang jelas dalam lingkup kerja KKLP Penerjemah agar tugas dan tanggung jawabnya tidak bercampur dengan bidang lain yang serupa,” paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Hero Patrianto, yang juga merupakan anggota KKLP Penerjemah, menambahkan bahwa salah satu fokus utama ke depan adalah penyusunan pedoman teknis penerjemahan yang dapat menjadi acuan bagi para penerjemah di lingkungan BBP Jatim dan instansi lainnya. “Kami perlu memastikan bahwa pekerjaan kami di KKLP Penerjemahan memiliki batasan yang sesuai dengan kompetensi dan jabatan fungsional kami,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hero menjelaskan bahwa pedoman teknis ini akan mencakup standar penerjemahan, prosedur kerja, serta parameter kualitas hasil terjemahan. “Pedoman ini akan membantu para penerjemah untuk bekerja secara lebih sistematis dan sesuai dengan standar yang ditetapkan,” tambahnya.

Diskusi yang berlangsung kurang lebih tiga jam ini menghasilkan beberapa poin kesepakatan yang akan ditindaklanjuti dalam waktu dekat. Setiap KKLP berkomitmen untuk terus mengembangkan inovasi dalam bidangnya masing-masing serta meningkatkan kerja sama lintas sektor agar dampak program yang dihasilkan lebih luas dan berkelanjutan.

Rapat ini ditutup dengan pernyataan penutup dari Kepala BBP Jatim yang menegaskan harapan besar terhadap keberlanjutan program KKLP. “Saya berharap rapat ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mewujudkan praktik baik yang dapat diimplementasikan di setiap bidang kepakaran. Dengan kerja sama yang solid, kita dapat membawa perubahan yang lebih signifikan dalam upaya pelestarian dan pengembangan bahasa serta sastra Indonesia di Jawa Timur,” tutupnya.

Dengan adanya rapat ini, diharapkan KKLP di BBP Jatim semakin aktif dalam menjalankan peran dan fungsinya sehingga mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan dunia kebahasaan secara umum.

 

Widyabasa Balai Bahasa Ajari Guru Nonbahasa Kabupaten Pasuruan

Surabaya – Sebanyak 75 guru nonbahasa dari jenjang SD-SMA/SMK di Kabupaten Pasuruan mengikuti kegiatan Peningkatan Kemahiran Berbahasa Indonesia (PKBI) secara daring melalui Zoom pada Rabu, 19 Maret 2025.
Pada hari ketiga PKBI, tampil Widyabasa Ahli Madya Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur Yani Paryono tampil sebagai narasumber dengan materi “Kalimat dan Paragraf”. Adapun Widyabasa Ahli Pertama, Balok Safarudin bertugas sebagai moderator.
Kegiatan PKBI yang dimulai sejak Senin (17/3) lalu ini merupakan kerja sama Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Pembinaan dan Bahasa Hukum (Pembahu), Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim) dan Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan.
mengulas berbagai hal tentang kalimat seperti definisi, struktur, pola kalimat dasar, hingga defisini dan ciri-ciri kalimat efektif.
Yani menyebut kalimat dasar bisa hanya terdiri atas subjek dan predikat sedangkan obyek, pelengkap, dan keterangan untuk melengkapi sebuah kalimat.
“Yang harus diingat adalah harus selalu ada subjek dan predikat. Itu baru namanya kalimat. Kalau objek, pelengkap, keterangan itu hanya untuk melengkapi,” ujar Yani.
Untuk meningkatkan pemahaman, Yani memberi berbagai contoh kalimat lantas mengajak para guru menyusun kalimat yang benar dan memilih kalimat yang benar atau salah.
Pada materi paragraf, Yani memaparkan definisi, ciri dan syarat paragraf. Diulas pula tentang alat pemadu paragraf, teknik pengembangan paragraf dan jenis paragraf dari teknik pemaparannya. Yani melengkapi presentasinya dengan mengulas berbagai contoh paragraf secara interaktif dengan para guru. ( han )

  

Pendampingan dan Pelaksanaan UKBI bagi Pemangku Kepentingan di Wilayah Mojokerto

Rabu, 19 Maret 2025, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur melalui Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) melaksanakan kegiatan Pendampingan dan Pelaksanaan UKBI bagi Pemangku Kepentingan di Wilayah Mojokerto. Kegiatan yang berlangsung di Aula SMAN 1 Sooko, Mojokerto ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan berbahasa Indonesia di kalangan pemangku kepentingan di wilayah tersebut.

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Puji Retno Hardiningtyas, didampingi oleh anggota KKLP UKBI: Siti Komariyah, Wenni Rusbiyantoro, dan Tri Winiasih. Dalam sambutannya, Retno menyampaikan bahwa kegiatan pendampingan UKBI ini merupakan salah satu program sinergi dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kemahiran berbahasa Indonesia di kalangan masyarakat, khususnya para pemangku kepentingan.

“Pendampingan UKBI ini adalah bagian dari upaya kami untuk meningkatkan kualitas penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik di lingkungan pendidikan, pemerintahan, maupun masyarakat luas,” ujar Retno. Lebih lanjut, Retno menyampaikan pentingnya UKBI dalam memperkuat jati diri bangsa melalui bahasa.

Sambutan kedua disampaikan oleh Plt. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kota Mojokerto, Benny Sujatmiko. Dalam sambutannya, Benny menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan pendampingan UKBI. Benny juga menegaskan bahwa Dinas Pendidikan selalu mendukung segala upaya yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan penggunaan bahasa yang baik di kalangan masyarakat, termasuk kegiatan pendampingan UKBI ini.

“Kami mendukung pelaksanaan UKBI ini karena kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk memastikan bahwa bahasa Indonesia digunakan secara tepat dan efektif dalam berbagai konteks, terutama dalam dunia pendidikan dan profesional,” ujarnya. Benny juga menekankan pentingnya UKBI sebagai salah satu alat ukur kemahiran berbahasa Indonesia yang dapat meningkatkan profesionalisme dalam berbagai bidang, khususnya bagi pemangku kepentingan di wilayah Mojokerto.

“Tidak hanya guru, harapan ke depannya, UKBI dapat kami galakkan dan kami canangkan untuk seluruh siswa, baik SMP maupun SMA,” tutup Benny mengakhiri sambutannya.

Sambutan ketiga dari Kepala Sekolah SMAN 1 Sooko, Mojokerto, Sutoyo. Ia menyampaikan bahwa kegiatan pendampingan UKBI ini dilakukan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar kepada para pemangku kepentingan di daerah tersebut. “Kami berharap pendampingan UKBI ini dapat meningkatkan kesadaran pentingnya berbahasa Indonesia dengan benar, baik di lingkungan pendidikan maupun masyarakat luas. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat langsung bagi siswa dan tenaga pendidik di sekolah kami,” ungkap Sutoyo.

Di akhir sambutannya, Retno menyampaikan harapannya bahwa kegiatan pendampingan ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan. “Kami berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti pada hari ini, tetapi dapat menjadi awal bagi peningkatan kualitas berbahasa Indonesia yang lebih baik, serta memberi manfaat nyata bagi para peserta dan masyarakat luas, khususnya bagi Pemangku kepentingan di wilayah Mojokerto,” tutup Retno.

Guru Nonbahasa Pelajari Bentuk dan Pilihan Kata

Kegiatan Peningkatan Kemahiran Berbahasa Indonesia (PKBI) bagi 75 Guru Nonbahasa di Kabupaten Pasuruan secara daring melalui Zoom memasuki hari kedua pada Selasa, 18 Maret 2025. Kegiatan hasil kerja sama Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Pembinaan Bahasa dan Hukum (Pembahu), Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim), serta Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan ini menghadirkan Penyuluh Bahasa, Dian Roesmiati, sebagai narasumber dengan materi “Bentuk dan Pilihan Kata”.

Hari ini, kegiatan dimoderatori oleh Adista Nur Primantari. Saat mengawali pertemuan, Adista menegaskan pentingnya tema materi hari ini.

Pada sesi ini, Dian sebagai narasumber mengawali materi dengan mengulas kondisi kebahasaan di Indonesia saat ini.
“Ruang publik saat ini didominasi penggunaan bahasa asing. Bahasa daerah juga semakin ditinggalkan. Hal itu menandakan sikap bahasa masyarakat terhadap bahasa Indonesia yang belum positif, terutama kesadaran akan kaidah,” terang Dian mengawali penyampaian materi hari ini. Selain itu, Dian juga mengajarkan tentang pembentukan kata yang sesuai kaidah untuk pengimbuhan atau penggabungan, serta pilihan kata yang tepat, benar, lazim, dan cermat.

Untuk meningkatkan pemahaman para guru, Dian memberikan banyak contoh pembentukan kata dan pilihan kata yang benar untuk dipilih.

Kepala Balai Bahasa Konsolidasi Tim ZI-WBBM

Kepala Balai Bahasa Provinsi (BBP) Jatim Puji Retno Hardiningtyas didampingi Kasubbag Umum Ary Setyorini memimpin rapat tim Zona Integritas Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (ZI WBBM), Selasa (18/3). Dalam rapat ini, Retno mengumumkan Surat Keputusan (SK) Tim ZI WBBM BBP Jatim yang terdiri dari enam tim pengungkit dan enam koordinator. Antara lain Tim Manajemen Perubahan, Tim Penataan Tatalaksana, Tim Penataan Sistem Manajemen SDM, Tim Penguatan Akuntabilitas Kinerja, Tim Satuan Pengawasan dan Tim Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
Selanjutnya, Retno meminta setiap tim bisa mulai melakukan rapat-rapat kecil untuk menguatkan area kinerja masing-masing. Selain itu, Retno meminta setiap tim mengisi materi pada rubrik ZI WBBM di media sosial secara bergiliran setiap pekan.

SMA Xin Zhong Jajaki Kerjasama dengan Balai Bahasa

Selasa, 18 Maret 2025, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim) menerima kunjungan dari SMA Xin Zhong, Surabaya. Kunjungan ini merupakan bagian dari tindak lanjut kerja sama antara kedua belah pihak dalam bidang kemahiran berbahasa Indonesia (UKBI) dan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).

Kunjungan kali ini disambut hangat oleh Kepala BPP Jatim, Puji Retno Hardiningtyas, dengan didampingi oleh perwakilan tim kerja sama, Wenni Rusbiyantoro, serta perwakilan dari KKLP BIPA, Khoiru Ummatin. Dalam sambutannya, Puji Retno menyampaikan apresiasi atas komitmen SMA Xin Zhong dalam mendukung pembelajaran bahasa Indonesia.

“Kami sangat mengapresiasi langkah SMA Xin Zhong dalam membangun kerja sama yang erat dengan Balai Bahasa. Program BIPA ini tidak hanya akan memperkaya keterampilan berbahasa siswa, tetapi juga memperkuat eksistensi bahasa Indonesia di kancah internasional,” ujar Retno dalam sambutannya.

Kunjungan ini dilakukan langsung oleh Human Resource Manager (HRD) SMA Xin Zhong, Tan Yusuf Sutandio. Dalam pertemuan tersebut, Tan Yusuf menyampaikan harapannya agar program ini dapat berjalan secara berkelanjutan dan memberikan manfaat yang nyata bagi siswa.

“Kami ingin siswa kami tidak hanya memahami bahasa Indonesia secara akademis, tetapi juga menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari dengan lebih percaya diri. Oleh karena itu, kami berharap kerja sama ini dapat menghadirkan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan aplikatif,” ujar Tan Yusuf Sutandio.

Selama kunjungan berlangsung, berbagai rencana strategis dibahas. Salah satu fokus utama adalah pengembangan kurikulum BIPA yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu, disusun juga program pendampingan yang akan melibatkan tenaga pengajar dari Balai Bahasa untuk memberikan pelatihan intensif kepada siswa SMA Xin Zhong.

Khoiru Ummatin, perwakilan dari KKLP BIPA, menjelaskan bahwa metode pengajaran yang diterapkan akan lebih komunikatif dan berbasis pada pendekatan budaya.

“Kami ingin siswa tidak hanya belajar bahasa secara struktural, tetapi juga memahami konteks budaya yang melekat di dalamnya. Oleh karena itu, dalam program ini akan ada sesi praktik langsung seperti permainan bahasa, diskusi kelompok, dan kegiatan budaya yang melibatkan siswa secara aktif,” ungkap Khoiru Ummatin.

Selain membahas aspek akademik, pertemuan ini juga menjadi ajang silaturahmi dan pertukaran gagasan antara kedua institusi. Pihak Balai Bahasa dan SMA Xin Zhong sepakat untuk terus mengembangkan program ini dengan menyesuaikan perkembangan kebutuhan siswa di masa mendatang.

Sebagai penutup, Wenni Rusbiyantoro menyampaikan harapannya agar program ini menjadi model bagi sekolah lain yang ingin mengembangkan pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing.

“Kami berharap program ini bisa menjadi inspirasi bagi sekolah lain untuk lebih aktif dalam mempromosikan bahasa Indonesia melalui UKBI. Dengan kerja sama yang solid, kita bisa menjadikan bahasa Indonesia semakin dikenal dan digunakan secara luas di tingkat global,” pungkasnya.