Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2018 ini sebagai wujud
pertanggungjawaban capaian kinerja Balai Bahasa Jawa Timur. Dasar penyusunan Laporan Kinerja ini adalah Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta memperhatikan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja ini menyajikan semua capaian kinerja dari target yang
telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Penetapan Kinerja tahun 2018 antara Kepala Balai Bahasa Jawa Tmur dengan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penetapan kinerja ini memuat target kinerja yang akan dicapai selama satu tahun dengan berpedoman pada rencana strategis.
Adapun tujuan penyusunan Laporan Kinerja Balai Bahasa Jawa Timur
tahun 2018 ini adalah untuk memberikan gambaran tentang tingkat keberhasilan maupun ketidakberhasilan dari pencapaian kinerja yang sebelumnya telah ditetapkan dalam sasaran strategi Balai Bahasa Jawa Timur selama kurung waktu tahun 2018 dan untuk mengetahui kendala apa saja yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan serta solusi apa yang seharusnya dilakukan dalam pelaksanaan tugas untuk perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Selain itu, diharapakan dengan tersusunnya Laporan Kinerja tahun 2018 ini dapat dijadikan pedoman atau referensi untuk tahun berikutnya dalam melaksanakan suatu
program kegiatan, sehingga apa yang menjadi kendala dan permasalahan di tahun ini dapat di antisipasi di tahun berikutnya.
Kategori: Penelitian
Penelitian
Rencana Kinerja Tahunan Tahun anggaran 2019
Balai Bahasa Jawa Timur Gelar Sosialisasi Penulisan Kearifan Lokal
Jatim Newsroom – Balai Bahasa Jawa Timur menggelar bimtek dan sosialisasi Komunitas Baca di Blitar dengan fokus penulisan karya kreatif berbasis kearifan lokal. Kegiatan diikuti 50 peserta dari komunitas baca se-Blitar Raya.
Tujuan kegiatan itu sangat sesuai dengan kondisi generasi milenial. Salah satunya, generasi muda kini harus memahami akar budaya yang melahirkannya agar tidak tercerabut dari nilai-nilai luhur warisan bangsa.
“Kami berharap generasi muda turut aktif dalam menggali dan memahami kearifan lokalnya, sehingga mereka tidak asing dengan potensi kedaerahannya. Dengan begitu, mereka mengenal jati diri dengan benar sebagai bekal untuk menghadapi situasi dan kondisi kekinian,” tegas Mustakim, kepala Balai Bahasa Jawa Timur dalam keterangan tertulisnya ke Kominfo Jatim, Jumat (15/3).
Dengan mengemas kearifan lokal dalam bentuk karya tulis kreatif, tutur Mustakim, tidak hanya sebagai upaya dokumentasi saja. Namun, diharapkan muncul penulis handal dari Blitar. Hal itu karena potensi kearifan lokal Blitar sangat melimpah dan inspiratif. “Semoga lahir penulis berbakat dengan karya bermutu dari Blitar,” tegas Mustakim.
Oleh karena itu, dalam bimtek tersebut dihadirkan narasumber dari kalangan praktisi dan akademisi dari dunia penulisan. Ada yang menjabarkan tentang kearifan lokal Blitar, dan kiat-kiat mengemasnya dalam bentuk prosa dan puisi. Di antaranya adalah Rahmanto Adi dan Rangga Bisma Aditya dari Dewan Kesenian Kabupaten Blitar, Yusri Fajar dari Universitas Brawijaya, serta Mashuri dan Hero Patrianto dari Balai Bahasa Jawa Timur.
“Kami mengemas acara tersebut dengan perpaduan antara teori dan praktik. Dari praktik, sudah dihasilkan cukup banyak cerpen dan puisi dengan tema kearifan lokal di Blitar. Sebagian besar karya peserta sudah menarik,” tegas Naila Nilofar, ketua panitia.
Dengan melihat komposisi peserta, yang sebagian besar dari komunitas baca dan mahasiswa, potensi mereka untuk berkembang memang besar. Apalagi potensi tradisi, sejarah lokal, cerita rakyat, dan arkeologi di Blitar sangat mendukung sebagai bahan mentah untuk diolah menjadi karya kreatif lebih jauh.
“Potensi Blitar tidak kalah dengan daerah lain, bahkan banyak yang istimewa. Bila kawan-kawan tersebut serius dalam menggeluti karya kreatif, saya yakin akan lahir karya-karya istimewa yang berbasis kearifan lokal Blitar,” tutur Rangga Bisma Aditya, yang juga dikenal sebagai budayawan Blitar (pca/p)